BerandaTradisinesia
Selasa, 9 Des 2024 15:53

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

Kirab Tongkat Kiai Cokro yang digelar di Kalurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. (Radarjogja/Guntur Aga Tirtana)

Memperingati 199 tahun pecahnya Perang Diponegoro (1825-1830), Warga Kalurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta menggelar Kirab Tongkat Kiai Cokro yang merupakan pusaka peninggalan Pangeran Diponegoro. Seperti apa ya keseruan acara ini?

Inibaru.id – Salah satu perang melawan penjajah yang paling populer adalah Perang Diponegoro. Berlangsung dari 21 Juli 1825 sampai 28 Maret 1830, perang yang juga dikenal dengan Perang Jawa atau De Java Oorlog dalam Bahasa Belanda ini disebut-sebut sebagai perang yang paling bikin penjajah Belanda pusing bukan main. Apalagi, di pihak Belanda, disebut-sebut 8 ribu tentara Eropa dan 7 ribu tentara pribumi sampai tewas akibat perang ini.

Perang Diponegoro memang berakhir antiklimaks dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro setelah ditipu Jenderal De Kock yang mengundangnya untuk berunding. Tapi, tetap saja, kisah peperangan ini terus melegenda hingga 199 tahun kemudian semenjak perang kali perang tersebut kali pertama pecah.

Hal inilah yang ternyata diperingati oleh Warga Kalurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Mereka sengaja memperingati pecahnya Perang Jawa tersebut dengan mengeglar kirab Tongkat Kiai Cokro. Buat kamu yang nggak tahu, Tongkat Kiai Cokro adalah pusaka peninggalan Pangeran Diponegoro. Memang, yang dikirab dalam acara tersebut hanya replikanya. Tapi, hal itu nggak membuat kemeriahan acara jadi berkurang, Millens.

“Kami ubah format acaranya nya dari memerti seperti membuat gapura atau patung menjadi pengetan atau peringatan. Intinya, acara ini kami gelar agar warga nggak melupakan perjuangan Pangeran Diponegoro,” ungkap salah satu panitia acara Kirab Tongkat Kiai Cokro ini Priyagung Dhemi Widiakongko sebagaimana dilansir dari Radarjogja, Minggu (8/12/2024).

Buat kamu tahu, Tongkat Kiai Cokro dirampas dari tangan Diponegoro pada saat penangkapannya dan kemudian terus disimpan di Belanda, tepatnya jadi warisan turun-temurun keluarga mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jean Chretien Baud. Keturunannya, Michiel Baud, kemudian terpikir untuk mengembalikan tongkat tersebut ke Indonesia pada Februari 2015 dan kini disimpan di Galeri Nasional.

Pendopo Diponegoro, tempat berakhirnya Kirab Tongkat Kiai Cokro. (Wikipedia/Museum Monumen Pangeran Diponegoro)

Nah, yang dipakai dalam acara kirab yang dilangsungkan sejauh 3,2 kilometer di sekitar Kampung Tegalrejo ke Pendopo Diponegoro ini adalah replika yang dimiliki keturunan Pangeran Diponegoro. Yang melakukan kirabnya adalah pasukan Bregada Manggolo Yudho.

“Pendopo Diponegoro jadi tempat mengakhiri kirab karena di sinilah, Pangeran Diponegoro ini memulai perjuangannya,” lanjut Priyagung.

Usai kirab digelar, pentas seni diadakan. Setidaknya, 629 warga yang berasal dari 16 RT Kalurahan Tegalrejo memeriahkan acara ini. Kompaknya warga dalam memeriahkan acara ini sampai mendapatkan sambutan positif dari perwakilan Trah Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo.

“Kami mengapresiasi semangat warga. Apalagi, dulu Pangeran Diponegoro juga nggak berjuang sendirian, melainkan juga dibantu warga Tegalrejo,” ucap Roni.

Wah, seru juga ya acara Kirab Tongkat Kiai Cokro di Kalurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta untuk mengenang perjuangan Pangeran Diponegoro ini. Kisah perjuangannya memang layak untuk terus diperingati, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: