Inibaru.id - Berkeinginan bisa menjadi bagian dari kampus idola itu boleh saja. Namun, kalau untuk menuju ke situ kita menggunakan cara curang, terasa nggak keren banget kan, Millens? Ehm, apalagi kalau ketahuan! Ha-ha.
Baru-baru ini, a rumor has it! Sebuah kejadian di Lampung cukup bikin heboh dunia pendidikan di Indonesia, yakni kasus suap yang dilakukan mahasiswa kepada pihak kampus. Sejumlah uang dengan nominal besar disodorkan calon mahasiswa kedokteran kepada petinggi Universitas Lampung.
Rektor Karomani dan sejumlah pejabat rektorat Unila terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 19 Agustus lalu. Mereka diduga menerima suap sekitar Rp 5 miliar saat penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri di sana, yakni Seleksi Masuk Unila (Simanila) 2022.
Aksi suap ini akhirnya menyeret sang rektor menjadi tahanan KPK. Bagaimana kelanjutan proses hukumnya, kita masih menunggu proses hukum yang berlalu. Namun, pertanyaanya, gimana dengan mahasiswa yang masuk "jalur suap" itu?
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan, mahasiswa yang masuk Universitas Lampung (Unila) dengan cara menyuap rektornya mesti mendapat sanksi.
“Harus ada konsekuensi, karena masuknya ilegal dengan cara menyuap,” kata Alex dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Senin (22/8/2022).
Alex mengatakan, KPK berharap pihak universitas benar-benar menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa yang masuk dengan cara menyuap itu. Tindakan tegas dari kampus bisa membuat efek jera, sehingga kasus serupa nggak terulang lagi.
Menyerahkan pada Kampus
Nah, sanksinya apa ya? Kalau soal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nizam mengatakan, pihaknya menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada kampus.
"Tentang mahasiswa (penyuap), akan diproses sesuai peraturan yang berlaku di Unila," ujar Nizam.
Terkait hal ini, Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Unila Suharso mengatakan, pihaknya masih menunggu perkembangan pemeriksaan dari KPK untuk menentukan seperti apa tindakan yang akan diberikan kepada para mahasiswa.
“Kami akan ikuti terus perkembangan kasus ini di KPK. Jika sudah ada kepastian, kami akan diskusikan dengan kementerian,” ucap Suharso.
Butuh Kajian dan Evaluasi
Merumuskan sanksi untuk mahasiswa pelaku kecurangan memang butuh waktu. Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Lindung Sirait mengaku masih belum bisa memutuskan nasib para mahasiswa yang diduga masuk dengan menyuap petinggi kampus.
“Ini mungkin perlu kajian dan evaluasi, mahasiswa yang masuk melalui cara pemberian suap ini statusnya bagaimana? Saya belum dapat mengambil putusan," kata Lindung dalam konferensi pers di gedung KPK pada Minggu (21/8).
Nah, sanksi atas tindak kecurangan para mahasiswa yang menempuh jalur suap rupanya sedang dievaluasi baik dari kepolisian maupun dari kampus. Jadi, ini tindakan merugikan yang nggak main-main ya, Millens.
Cukuplah kasus suap Unila ini jadi pelajaran untuk kita semua terutama calon mahasiswa. Tanpa kompetensi yang cukup, mending nggak usah memaksakan diri, deh. Alih-alih lulus penuh dedikasi, bisa-bisa kita malah masuk bui! (Tem,Kom/IB09/E10)