BerandaTradisinesia
Jumat, 26 Jun 2025 14:04

Pergantian Tahun Hijriah, Inilah Sejumlah Ide Perayaan yang Relevan untuk Gen-Z!

Ilustrasi: Pawai obor menjadi bagian nggak terpisahkan dari perayaan malam pergantian tahun Hijriah. (Baznas)

Merayakan pergantian tahun Hijriah boleh-boleh saja dilakukan, tapi harus tetap dimaknai sebagai upaya syiar dan refleksi. Berikut adalah tips merayakan pergantian tahun untuk gen-z?

Inibaru.id - Senja yang mulai menyelimuti kampung seolah menjadi pertanda bagi anak-anak untuk segera meriung ke musala. Tak lupa, mereka membawa obor dari bambu yang telah dibuat sedari pagi. Bakda Isya, mereka akan keliling desa, menggemakan selawat untuk menyemarakkan pergantian tahun Hijriah.

Diiringi tetabuhan seperti beduk dan rebana, dengan cahaya temaram dari obor yang menuntun langkah mereka menjelajahi gang-gang di seluruh kampung, mereka merayakan masuknya bulan Muharam dalam suasana yang meriah dan syahdu, tapi tetap penuh makna.

Dari tahun ke tahun, tradisi berkeliling desa sembari membawa obor semacam ini juga digelar di kampung halaman Arbanto Alkautsar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Meski kini sudah berdomisili di Jakarta, dia masih sering mendapat kabar dari kerabat atau keluarganya terkait tradisi yang selalu memantik nostalgia itu.

"Waktu kecil aku juga keliling desa bawa obor gitu tiap malam pergantian tahun Hijriah. Ramai! Anak-anak di depan diiringi para orang tua mereka, sedangkan yang sudah agak gede sampai dewasa mengikuti di belakang sambil membunyikan tetabuhan," terang pemuda 25 tahun ini, Kamis (26/6/2025).

Bukan Semata Gegap Gempita

Arak-arakan obor atau lentera memang acap menjadi bagian dari perayaan pergantian tahun yang biasa dikenal sebagai Malam Satu Muharam ini di pelbagai daerah, khususnya di wilayah perdesaan. Dengan cahaya obor temaram, mereka menyusuri gang-gang di kampung.

Menurut Arbanto, tradisi pawai obor setiap tanggal 1 Muharram ini bukanlah semata gegap gempita seperti pesta kembang api yang acap kehilangan makna di kalangan anak muda. Baginya, pawai tersebut tetap menyimpan makna spiritual yang mendalam.

"Obor yang dibawa ini semacam cahaya penuntun dalam kegelapan; menggambarkan niat hijrah menuju jalan yang lebih baik, sekaligus upaya merefleksi diri seiring dengan bergantinya tahun," terang lelaki yang setahun terakhir bekerja sebagai analis keuangan di sebuah perusahaan swasta di Ibu Kota ini.

Dinukil dari Baznas yang dikutip Inibaru.id pada Kamis (26/6), apa yang dibawa dalam pawai obor, mulai dari miniatur masjid, obor atau lentera, alat musik tradisional, hingga hadrah dan selawat bukanlah semata alat, tapi simbol keislaman. Tradisi ini juga menjadi media penguatan tali ukhuah (persaudaraan) antarumat.

Meski nggak pernah diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabat, Syaikh Athiyyah Saqr dari Al-Azhar mengatakan, perayaan pergantian tahun Hijriah diperbolehkan selama nggak bertentangan dengan syariat, terlebih jika tujuannya untuk memperkuat tali persaudaraan dan mempererat kebersamaan.

Perayaan yang Relevan bagi Gen-Z

Ilustrasi: 'Muharam Hike' atau hiking ringan untuk merayakan pergantian tahun Hijriah bisa menjadi upaya untuk lebih dekat dengan alam sekaligus mengenal diri sendiri. (Pixabay/Hasyim Muhamzah)

Perayaan pergantian tahun seperti pawai obor, doa bersama, hingga pengajian yang acap digelar masyarakat Muslim di Tanah Air adalah amalan mubah. Artinya, boleh dilakukan sebagai bentuk syiar Islam, asal nggak berlebihan dan niatnya positif.

Selain merayakan pergantian tahun dengan tradisi dan kebiasaan yang acap dilakukan masyarakat Indonesia, kira-kira ide apa lagi ya yang bisa dilakukan, khususnya untuk generasi muda? Berikut adalah beberapa ide yang bisa kamu coba:

1. Diskusi reflektif tentang 'Hijrah'

Kalau memungkinkan, ajaklah teman-teman untuk ngobrol santai di tempat yang nyaman tentang keislaman. Kamu bisa menggabungkan suasana hangat kafe dengan kajian reflektif bertema "hijrah" atau menuju ke arah yang lebih baik.

Kamu bisa mengambil tema seperti hijrah digital, menemukan autentisitas diri, atau menjadikan Islam dalam keseharian. Dengan obrolan santai, mungkin ditemani musik akustik, secangkir kopi, dan pembacaan puisi, diskusi ini dijamin akan menjadi upaya merefleksi diri dengan cara yang lebih ngena.

2. Sedekah diam-diam

Tanpa gawai, nggak perlu diunggah ke media sosial, dan tanpa memberi tahu siapa pun; cobalah menyisikan uang saku untuk membeli 2-5 nasi bungkus lengkap dengan lauk pauk, lalu carilah orang di jalanan yang menurutmu belum makan pada malam itu.

Berikanlah nasi bungkus tersebut secara diam-diam, tapi pastikan orang yang kamu target ini menerimanya nanti. Tanpa ada yang tahu, yaknilah bahwa sedekah yang kamu berikan itu akan memberikan makna yang lebih dalam dan membuatmu ketagihan untuk mengulanginya lagi.

3. 'Muharam Hike' di alam terbuka 

Rayakan tahun baru dengan lebih mengenal alam dan diri sendiri dengan melakukan hiking ringan. Ajaklah teman dekat atau kalau memungkinkan lakukanlah sendiri perjalanan di alam terbuka bertajuk "Muharam Hike"; bisa ke pegunungan, pantai, bahkan taman di dekat rumah.

Cobalah sesekali menapak tanah tanpa sepatu atau grounding. Rasakan gimana bumi berdenyut dan mulailah merefleksi dan berdamai dengan diri sendiri, berzikir sembari memaknai kebesaran Tuhan, dan membuat surat untuk diri sendiri yang akan kamu buka lagi setahun ke depan.

Nggak harus langkah besar, pergantian tahun Hijriah bisa kamu rayakan dengan sederhana atau upaya-upaya kecil yang paling memungkinkan untukmu, tapi penuh makna; karena berganti tahun bukan cuma tentang kalender yang diganti, tapi rencana yang ditata ulang. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: