Inibaru.id – Millens, apakah kamu pernah bertanya-tanya mengenai proses pembuatan wayang kulit? Bagaimana ya cara membuat detail-detail gambar pada wayang kulit? Nah, kini, kamu bisa menyaksikan langsung kehidupan sentra kerajinan wayang kulit di Desa Kepuhsari, Wonogiri, Jawa Tengah.
Desa Kepuhsari juga kerap disebut Kampung Wayang atau Wayang Village, lo. Penggagas Kampung Wayang adalah empat anak muda yang memiliki kemauan untuk melestarikan tradisi, yaitu Ariel Pradipta, Fiona Ekaristi, Patricia Sanjoto, dan Rieke Caroline. Berdirinya desa wisata ini didorong oleh usia tradisi wayang kulit yang memang sudah mendarah daging sejak lama. Karena itu, desa ini menjadi memiliki nilai historis khusus.
Mayoritas penduduk Desa Kepuhsari adalah pengrajin wayang kulit. Mereka berjuang demi melestarikan budaya warisan leluhur. Anak usia tujuh tahun pun biasanya sudah ikut duduk di meja tatah untuk ikut membantu pembuatan wayang. Nggak heran, banyak anak-anak yang sudah mahir menatah wayang.
Baca juga:
Kurcaci Bonggol Bambu Unik dari Blora
Dari Bahan Baku Bekas, Industri Kuningan Juwana Suguhkan Beragam Karya
Di Kampung Wayang, ada lebih dari 30 rumah penduduk yang siap menampung para pengunjung. Di sana, tersedia paket kunjungan yang bisa kamu pilih, dengan jangka waktu mulai dari satu hari sampai tiga hari. Yup, kamu bisa menginap di desa ini untuk mempelajari tradisi dan budaya mengenai wayang kulit.
Nah, nggak hanya mengamati tradisi, kamu pun juga bisa mencoba membuat wayang di tempat yang disediakan, dimulai dari menatah bahan kulit, menggambar pola, memahat bagian detail, lalu mewarnainya. Mengutip solopos.com (24/11/2016), wayang yang dibuat biasanya berpola sederhana, seperti wayang Semar. Kamu bisa juga mencoba melukis wayang pada kaca.
Mau menonton pertunjukan wayang? Bisa juga. Sembari mencicipi hidangan khas desa, kegiatan menonton wayang pasti terasa asyik.
Selain wayang kulit, kamu juga dapat menjajal workshop gamelan dan mendalang. Yup, seni mendalang memang erat dengan desa ini, bahkan hasil produksi pengrajin desa juga digunakan oleh sejumlah dalang terkenal, lo. Hebat, ya?
Baca juga:
Melongok Sentra Pembuatan Gamelan di Sukoharjo
Kayu yang Diukir Alam Itu Jadi Kreasi Unik Kakak-Beradik dari Desa Wisata Kandri
“Bukan hanya pembuatan wayang kulit, seni pendalangan juga telah mendarah daging. Bisa dibilang masyarakat desa ini telah akrab dengan kisah wayang beserta maknanya,” ujar Fiona Ekaristi, seperti ditulis nationalgeographic.co.id.
Pengunjung desa wisata ini nggak hanya turis lokal. Turus mancanegara, khususnya dari Eropa, banyak yang tertarik meniliki eksistensi wayang di Desa Kepuhsari. Bagaimana dengan kamu, Millens? Tertarik ke sana? (AYU/SA)