BerandaPasar Kreatif
Rabu, 11 Apr 2023 14:00

Gabung Tim Gerownies, Alternatif Kerja Part-time untuk Mahasiswa Unnes

Suasana rumah produksi Gerownies di Kelurahan Patemon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Dengan waktu kerja yang fleksibel, gabung Tim Gerownies bisa banget jadi alternatif kerja part-time untuk mahasiswa Unnes. Kamu yang pengin punya pengalaman kerja juga boleh banget menjadi bagian dari jenama bronis kenamaan di kalangan mahasiswa kampus negeri di Kota Semarang ini.

Inibaru.id - Rumah produksi Gerownies, janama kue bronis terkenal di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), tampak ramai saat saya kunjungi beberapa waktu lalu. Aroma keik coklat yang baru matang semerbak memenuhi ruangan begitu saya dipersilakan masuk.

Di dalam ruangan tersebut, beberapa anak muda terlihat asyik menghias bronis berbagai bentuk dan ukuran dengan topping warna-warni. Sementara, yang lain sibuk menuang adonan berwarna coklat ke cetakan berbentuk hati dan persegi.

Tiap Rabu dan Minggu, aktivitas di rumah produksi yang berlokasi di Kelurahan Patemon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, ini memang seperti itu. Hampir semuanya anak muda. CEO Gerownies Rifky Geraldi mengatakan, dia sengaja mengajak mahasiswa Unnes untuk bergabung dengannya.

"Semula produksi di rumahku, di Genuk (Kecamatan Genuk). Tapi, biar nggak capai bolak-balik, sekarang sewa rumah untuk dijadikan tempat produksi," terang lelaki yang akrab disapa Rifky tersebut saat saya menanyakan alasannya memusatkan usaha di Gunungpati.

Production House of Gerownies

Tim produksi Gerownies yang terdiri dari mahasiswa Unnes bekerja dua kali dalam seminggu. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Sejak mendirikan Gerownies pada 2017, target pasar Rifky memang mahasiswa. Hal itu bermula saat dia diterima sebagai mahasiswa Jurusan Managemen di kampus konservasi tersebut. Keinginan untuk mengembangkan usaha ibunya pun terwujud nggak lama setelah dia berkuliah di Unnes.

"Semula aku bawa bronis bolak-balik dari Genuk ke kampus untuk dijual ke teman-teman," terang cowok asal Lampung tersebut. "Namun, aku pengin bisnis ini besar, karena itulah sewa rumah di sini agar lebih dekat untuk produksi. Jadilah Production House of Gerownies ini."

Tekad Rifky untuk melebarkan sayap bisnisnya memang nggak main-main. Saat ini, Gerownies telah memiliki tim yang cukup besar; terdiri atas tim direksi, operasional, mitra, dan produksi, yang semuanya masih berstatus mahasiswa Unnes.

“Aku sadar banget bahwa bisnis bakal gede kalau dibantu dan dikerjakan bersama-sama," ujar Rifky.

Rifky memaparkan, Tim Direksi merupakan para personel inti yang terdiri atas dirinya sebagai CEO, sekretaris, dan bagian keuangan. Sementara, Tim Operasional bertugas mengantarkan produk-produk keluaran Gerownies ke konsumen.

Layanan Antar Bronis Gratis

Tim produksi Gerownies tengah menuangkan adonan ke dalam cetakan untuk dikukus selama 15 menit. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Gerownies memang memberikan layanan penantaran bronis gratis hingga depan rumah. Jadi, untuk membeli bronis ini, kamu bisa memanfaatkan jasa tersebut. Selain itu, kamu juga bisa pesan via mitra. Rifky mengatakan, Tim Mitra inilah yang bertugas menjual Gerownies secara online dan offline.

"Untuk penjualan secara online, mitra hanya perlu mengunggah pamflet open preorder dan membuat list pembeli; nanti yang mengantar tim operasional," kata dia. "Sementara, untuk penjualan offline, tim mitra bisa melakukan direct selling atau menjual langsung kepada pembeli, misalnya di kelas."

Rifky memaparkan, mitra akan menerima honor per dua minggu sesuai dengan produk yang terjual. Untuk menjual, mereka nggak perlu membeli dulu dari Gerownies. Semisal nggak habis pun, produk bisa dikembalikan lagi.

"Satu box Gerownies berisi 12 little Gerownies. Kalau laku semua, keuntungan mitra Rp6.000. Jadi, semakin banyak yang terjual, kian banyak gaji yang didapat," jelas Rifky. "Sejauh ini kami punya 90 mitra yang tersebar di delapan fakultas di Unnes; tiap fakultas ada seorang koordinator."

Melalui Open Recruitment

Gerownies yang sudah matang siap untuk dihias sesuai pesanan. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Oya, tim terakhir Gerownies adalah Tim Produksi. Merekalah yang saya temui di Production House of Gerownies dan mempersilakan saya masuk. Tim ini bekerja dua kali dalam seminggu, yakni pada Rabu dan Minggu.

"Khusus tim produksi, aku mengutamakan mahasiswa semester atas yang jadwal kuliahnya sudah nggak terlalu padat," terangnya.

Untuk menjadi bagian dari tim Gerownies, Rifky mengatakan, ada proses open recruitment melalui wawancara. Hal ini dibenarkan Nadhifa, bagian dari Tim Produksi yang tengah asyik menuangkan adonan nggak jauh dari tempat saya duduk.

“Iya, aku ingat betul. Aku lupa kalau ada (janjian) wawancara via video call sama Mas Rifky, jadi wawancaranya di depan toko helm,” celetuk Nadhifa, lalu terbahak.

Bergabung pada 2022, mahasiswa Ilmu Komputer Unnes itu mengungkapkan, alasan utamanya menjadi bagian dari tim Gerownies adalah untuk menambah uang saku. Dia mengakui, untuk bagian produksi, kerjanya lumayan melelahkan karena mulai kerja dari pagi hingga sore.

"Mulai jam 9-10 pagi, produksi hingga Isya; bahkan pernah rekor sampai pukul 22.00 WIB karena banyak pesanan," terang gadis murah senyum tersebut. "Namun, enak kerja di sini, Mbak. Nggak berasa ada atasan-bawahan. Waktunya juga fleksibel. Misal ada urusan kampus juga boleh izin.”

Khusus anak Unnes, kalau pengin kerja part-time cari tambahan uang saku atau pengalaman, bisa banget join tim Gerownies bareng Nadhifa dan kawan-kawan ini. Untuk informasinya, silakan memantau akun Instagram Gerownies, ya! (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024