Inibaru.id - Darah bisnis yang mengalir pada tubuh Rifky Geraldi seakan mengarahkan mahasiswa Manajemen Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini untuk membuat usaha sendiri. Setelah sempat diliputi keraguan, keinginan itu akhirnya terwujud pada 2017 dengan berdirinya Gerownies.
Gerownies adalah jenama kue bronis yang cukup populer di kalangan mahasiswa Unnes. Rifky meluncurkan merek yang diambil dari namanya, yakni Geraldi Brownies, ini nggak lama setelah resmi menjadi mahasiswa di kampus yang berpusat di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang tersebut.
Rifky mengatakan, Gerownies merupakan usaha lanjutan yang dirintis oleh sang ibu. Selain untuk membesarkan bisnis orang tuanya, dia menambahkan, usaha yang saat ini dipusatkan di Patemon, Kecamatan Gunungpati, itu merupakan bentuk praktik dari teori yang didapatkannya di bangku kuliah.
“Kalau cuma teori manajemen di perkuliahan nggak ada efeknya, sih. Jadi, aku eksekusi (praktik) sekalian dengan bikin Gerownies," jelas Rifky saat ditemui Inibaru.id di rumah produksinya, belum lama ini.
Jualan Sendiri ke Kampus
Nggak ada keberhasilan yang didapat tanpa cucuran keringat dan kerja keras. Begitu pula dengan Rifky. "Plus rasa malu juga!" kelakar pemuda murah senyum tersebut mengenang perjuangannya berjualan bronis di kampus.
Rifki mengungkapkan, dirinya memulai usaha dengan berjualan brownies buatan ibunya di kampus. Pada awal perjuangannya tersebut, harus diakuinya bahwa menjadi pengusaha nggak segampang yang dia pikirkan, terlebih waktu itu dirinya masih berstatus mahasiswa baru.
"Pas awal-awal, aku bawa 50 pieces Gerownies dalam plastik besar ke kampus. Jadi, setiap kuliah aku bawa ransel di punggung, buku di tangan kiri, dan bronis dalam kresek hitam di tangan kanan,” bebernya, lalu tertawa. "Malu banget, tapi nggak menghentikan langkahku, sih!"
Selain berjualan sendiri di kampus, Rifky juga harus bolak-balik perjalanan dari rumahnya di Genuk yang terletak di sisi utara menuju Unnes yang ada di sisi selatan Semarang untuk membawa Gerownies pesanan para pembeli. Kala itu, ibunya memang belum mengizinkan dia punya rumah produksi sendiri.
“Waktu itu, produksi hanya pada akhir pekan. Jadi, hari-hariku full terus. Tiap hari kuliah, malamnya rapat organisasi kepanitiaan, sedangkan Sabtu-Minggu produksi Gerownies,” jelas Rifky. “Terus, tiap Senin pagi aku nganter pesanan dari Genuk ke Unnes, berangkat habis Subuh.”
Punya Rumah Produksi Sendiri
Setelah berhasil membuktikan keseriusannya, terlihat dari bisnis Gerownies yang mulai membesar, orang tua Rifky pun mengizinkan buah hatinya tersebut mendirikan rumah produksi sendiri di kawasan Unnes. Pada November 2021, Rifky menyewa sebuah rumah nggak jauh dari kampus untuk produksi.
Sadar nggak bisa bergerak sendiri, pemuda berambut ikal itu pun muali merekrut tim yang terdiri atas tim direksi, operasional, produksi, dan mitra. Dari situlah grafik pendapatan Gerownies mulai naik. Per Desember 2022 lalu, Rifky membeberkan, omzetnya tembus Rp12 juta.
"Menurut saya, kalau sudah punya niat, sebaiknya memang langsung eksekusi, jangan hanya dipikirkan. Tentukan juga jenis produk dan target pasarnya. Terus, harus pintar membagi waktu," sarannya.
Keren, nih! Oya, sebagai bocoran, nggak lama lagi Gerownies juga bakal hadir di sekitar Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) di kawasan Sampangan dan Politeknik Negeri Semarang (Polines) di Tembalang.
Buat kamu yang sedang berusaha menjalankan bisnis sendiri, tetap semangat ya! Kamu bisa belajar dari kisah yang diceritakan Rifky juga tuh! (Rizki Arganingsih/E03)