BerandaTradisinesia
Selasa, 26 Des 2022 17:15

Pangeran Sambernyawa, Nyi Ageng Karang, dan Sejarah Berdirinya Karanganyar

Tugu selamat datang Kabupaten Karanganyar. (ekosupriyantospkep)

Intrik internal Kerajaan Mataram membuahkan dua kerajaan besar, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Muncul pula wilayah Mangkunegaran yang kini lebih dikenal dengan nama Karanganyar.

Inibaru.id – Sekitar 14 km ke arah timur Surakarta, kamu akan menjumpai sebuah wilayah bernama Kabupaten Karanganyar. Wilayah ini populer dengan objek wisata air terjun Tawangmangu.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, Karanganyar adalah salah satu wilayah gerilya Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said saat melawan Belanda. Dia melakukan perlawanan selama sekitar 16 tahun.

Sebelum akhir dari perlawanan tersebut, Pangeran Sambernyawa sempat bertemu dengan Nyi Ageng Karang, istri dari Pangeran Diponegoro. Nyi Ageng Karang bercerita bahwa selama pengasingan, dia mendapat petunjuk, yaitu akan bertemu dengan kstaria yang dikawal tiga pengikutnya. Kstaria itu yang nantinya akan menjadi pemimpin baru yang mengayomi masyarakat.

Di hutan tempat bertemu dengan Nyi Ageng Karang inilah, Pangeran Sambernyawa kemudian memberikan nama Karanganyar. Meski begitu, menurut versi Kompas (11/7/22), ada versi lain terkait dengan kemunculan nama Karanganyar.

"Ka" merupakan kependekan dari kalimat bahasa Jawa “kawibawaning dipun gayuh” yang artinya kewibawaan yang telah dicita-citakan. Sementara itu, "rang" adalah kependekan dari “rangkepaning lahir bathin pulung lan wahyuning sampun turun-temurun” yang berarti telah terwujudnya wahyu secara turun-temurun.

Terakhir, "anyar" adalah kependekan dari “badhe nampi perjanjian anyar utawa enggal winisudha jumeneng Mangkunegoro I”. Potongan kata terakhir tersebut memiliki arti bakal adanya penobatan atau perjanjian raja yang baru, Mangkunegara I.

Wisata Tawangmangu, salah satu lokawisata yang ada di Kabupaten Karangayar. (Java Travel)

Strategi Gerilya Bubur Panas

Saat nama Karanganyar diperkenalkan oleh Pangeran Sambernyawa, perang melawan Belanda masih belum selesai. Raden Mas Said pun diberi petuah oleh Nyi Ageng Karang untuk membangun strategi perang laiknya memakan bubur panas, yaitu menghabiskan bagian pinggirnya dulu, baru mengarah ke tengah.

Sayangnya, karena terlalu lama bergerilya di dalam wilayah hutan, Pangeran Sambernyawa nggak sadar jika Mataram Islam sudah melakukan perjanjian dengan Belanda yang membuat kerajaan ini terbagi menjadi dua. Perjanjian tersebut adalah Perjanjian Giyanti yang dilakukan pada 13 Februari 1755.

Lewat perjanjian tersebut, Belanda juga meminta Pakubuwono III membujuk Pangeran Sambernyawa menghentikan perang. Sejak saat itu pula, perlawanan sang pengeran selesai.

Perjanjian baru pun dibuat, yaitu Perjanjian Salatiga. Dalam perjanjian ini, selain pembagian Mataram Islam menjadi dua, muncul pula wilayah Mangkunegaran yang meliputi Karanganyar, Wonogiri, dan Malangjiwan.

Ternyata, sejarah awal munculnya Karanganyar cukup unik, ya Millens. (Kharisma Ghana Tawakal/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: