BerandaTradisinesia
Rabu, 15 Nov 2022 09:19

Mengenang Perjuangan Kiai Singadipa, Panglima Terakhir Perang Jawa

Ilustrasi: Perjuangan Kiai Singadipa meneruskan perjuangan Pangeran Diponegoro melakukan Perang Jawa. (Liputan6/Peter Carey Collection)

Sejarah mencatat Perang Jawa berakhir pada 1930, tepatnya saat Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. Tapi, perlawanan masih dikobarkan pasukannya. Salah satunya dilakukan oleh Kiai Singadipa.

Inibaru.id – Perang Jawa yang dikobarkan Pangeran Diponegoro pada 1825-1830 menjadi salah satu perang paling dahsyat yang harus dihadapi pemerintah kolonial Belanda. Meski berakhir dengan penangkapan sang pangeran, cerita heroik dari perang ini masih terngiang sampai sekarang. Salah satu kisah kepahlawanan itu adalah tentang Kiai Singadipa.

Perjuangan Eyang Kiai Ngabehi Singadipa baru terlihat setelah Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Sulawesi. Meski pimpinan perang sudah tertangkap, Kiai Ngabehi yang merupakan panglima di kawasan Banyumas Raya masih melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan.

“Perlawanan ini terjadi di Jawa Tengah bagian barat, di eks-Karesidenan Banyumas,” ungkap Ketua Ikatan Keluarga Singadipa (IKS) Bing Urip Hartoyo sebagaimana dilansir dari Gatra, (9/11/2019).

Ada alasan yang membuat perjuangan Kiai Singadipa dikenang masyarakat Banyumas. Dia dan pasukannya dikenal licin dan sulit dideteksi pasukan Belanda. Hal ini disebabkan oleh strateginya yang dikenal dengan istilah umpetan jeroning kemben yang berarti bersembunyi di dalam kain kemben, kain yang sering dipakai perempuan Jawa zaman dahulu.

Jadi, dalam strategi ini, Kiai Singadipa menyamar jadi masyarakat kecil. Dia bahkan menikah dengan perempuan lokal dan berbaur dengan warga setiap kali berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain.

“Beliau memperistri enam perempuan,” ujar Bing Urip sebagaimana dilansir dari Liputan6, (9/11/2019).

Berkat strategi ini, pasukan Belanda kesulitan menguasai wilayah Banyumas selama 10 tahun. Mereka hanya bisa mencapai Kertek, Wonosobo.

Keturunan Kiai Singadipa Pejuang Kemerdekaan

Makam Kiai Singadipa di Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah. (Liputan6/Muhammad Ridlo)

Sebelum wafat dan dimakamkan di Cilongok, Banyumas, Kiai Singadipa sempat mendapatkan jabatan cukup mentereng, yaitu Wedana Ajibarang. Nggak disangka, keturunannya juga ada yang menjadi pejuang, yaitu Suparjo Rustam.

Suparjo dikenal sebagai salah seorang pengawal Jenderal Soedirman. Setelah Indonesia merdeka, dia juga sempat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Keturunan Kiai Singadipa lainnya, Susilo Sudarman, juga dikenal sebagai salah seorang menteri, Millens.

“Dari zaman Pak Suparjo Rustam dan Pak Susilo inilah, Ikatan Keluarga Singadipa terbentuk,” terang Bing Urip.

Ikatan keluarga inilah yang sampai sekarang memperjuangkan Kiai Singadipa diangkat sebagai pahlawan nasional. Apalagi, sejarah mencatat panji alias pataka perang Pangeran Diponegoro bernama Kiai Tunggul Wulung diserahkan ke Kiai Singadipa sebelum pangeran ditangkap. Hal ini berarti dia memang diberi mandat untuk meneruskan perjuangan.

“Beliau adalah ksatria terakhir dalam Perang Jawa,” tegas Bing Urip.

Nah, sudah mengenal siapa itu Kiai Singadipa, kan? Semoga perjuangan Ikatan Keluarga Singadipa menjadikan Kiai Singadipa menjadi pahlawan nasional membuahkan hasil ya, Millens! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: