Inibaru.id - Mungkin kita mengenal sejarah tentang manusia purba hanya sekilas, yaitu ketika duduk di bangku sekolah. Pengetahuan soal itu hanya sebatas kita dapat di buku pelajaran yang dilengkapi dengan gambar. Tapi, buat kamu yang tertarik mencari tahu lebih dalam soal manusia purba, sekaranglah saatnya, Millens!
Yap, sekarang, tepatnya pada tanggal 21 Desember 2024 sampai 21 Januari 2025 di Museum Nasional Jakarta ada pameran fosil manusia purba pithecantrhropus erectus yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan RI.
Pameran tersebut bertajuk “Indonesia, The Oldest Civilization on Earth? 130 Years After Pithecanthropus Erectus”. Gelaran ini menjadi momentum penting dalam memperingati 130 tahun penemuan manusia purba Jawa oleh Eugène Dubois di tepian Bengawan Solo pada tahun 1894.
Salah satu koleksi unggulan dan menjadi sorotan dalam pameran itu adalah tengkorak Homo erectus yang dikenal sebagai S-17. Koleksi tersebut merupakan fosil homo erectus paling lengkap di dunia.
S17 merupakan singkatan Sangiran 17 atau dikenal juga dengan nama Pithecanthropus VIII, ditemukan pada tahun 1969 oleh pemuda setempat. Fosil ini sehari-hari dipamerkan di Museum Trinil, Ngawi, Jawa Timur.
Selain koleksi manusia purba, ada juga temuan fosil fauna purba, misalnya, Mastodon dan Stegodon. Fosil fauna itu dipajang untuk memperkaya narasi tentang ekosistem awal Nusantara di masa lampau.
Indonesia Episentrum Evolusi Manusia
Adanya fosil manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia ini tentu sebuah keberuntungan ya, Millens? Dengan begitu, posisi Indonesia adalah sebagai salah satu pusat peradaban tertua.
"Penemuan ini bukan sekadar peristiwa besar dalam sejarah ilmu pengetahuan. Ini adalah pencapaian transformasional yang menegaskan peran Indonesia sebagai bagian penting dalam narasi besar evolusi manusia," kata Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon.
Indonesia sebagai rumah bagi 60% temuan Homo erectus di dunia, memiliki situs arkeologi penting seperti Sangiran, Trinil, dan Ngandong, yang telah mengungkap fosil berusia lebih dari 1,5 juta tahun. Situs-situs ini memperkuat klaim Indonesia sebagai episentrum evolusi manusia.
Nggak hanya itu, penemuan ini juga menjadi kontribusi penting dalam narasi global evolusi manusia. Theory Out of Africa misalnya, kini dilengkapi oleh bukti-bukti dari Nusantara yang menempatkan Indonesia di garis depan redefinisi sejarah evolusi global.
"Melalui pameran ini, kita mengingatkan dunia bahwa bab pertama peradaban manusia tak hanya dimulai di Afrika, tetapi juga menemukan kekuatan dan kompleksitasnya di wilayah Nusantara," tegas Fadli.
FYI, Theory Out of Africa merupakan teori paleoantropologi yang menyatakan bahwa manusia modern (Homo sapiens) berasal dari Afrika dan menyebar ke seluruh dunia.
Nah, sepertinya seru dan menarik ya jika bisa datang ke pameran manusia purba ini? Nggak hanya melihat fisik bentuk fosilnya, kita juga bisa tahu bagaimana manusia zaman purba belajar bertahan hidup, beradaptasi, dan berinovasi. Kamu tertarik ke sana untuk memasuki lorong waktu? (Siti Khatijah/E07)