Inibaru.id - Hana Afroh mendapatkan pengalaman baru saat ditugaskan meliput sidang kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang, baru-baru ini.
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, UIN Sunan Kudus angkatan 2022 ini mengaku tak menyangka akan langsung diminta meliput persidangan kasus besar secara langsung. Dia juga tidak menyangka proses jurnalistik di persidangan bisa begitu melelahkan.
Nggak hanya melibatkan ketahanan fisik, Hana menyebutkan, pekerjaan jurnalistik yang menjadi alasannya memilih jurusan komunikasi di kampus yang berlokasi di Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus ini juga memerlukan konsentrasi tinggi, terlebih saat berada dalam situasi khusus seperti meliput kasus tersebut.
“Lama menunggu hingga mengantuk karena hari itu agendanya menghadirkan lima saksi. Harus menyimak hakim yang suaranya kecil dan berpikir tentang angle gambar yang tepat,” jelasnya, menceritakan pengalaman perdananya meliput persidangan kasus korupsi ini.
Penerapan Keilmuan di Lapangan
Hana merupakan salah seorang dari 13 mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kudus yang mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) terintegrasi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di IMTV Jawa Tengah yang baru saja berakhir pada akhir Juli lalu.
Selain Hana, ada Ulin Safitri, Muhammad Abdul Mudhofar, Dida Silva Masruroh, Ami Maya, Nabila Nailil Hana, Uliya Fadhila, Shilfina Firdaus Sholikha, Salsabila Nur Maulida, Ahmad Alfinul Ikhsan, Azatin Nuriyah, Tsania Mishbahun Naila, dan Zulfana Izzatin Nisa.
Program ini terbagi dalam dua kelompok yang dibimbing oleh dua dosen, yaitu Sunarni MIKom dan Inayatul Khafidhoh MPd. Berlangsung selama satu bulan, program ini bertujuan agar mahasiswa memperoleh pemahaman dan pengalaman nyata dalam penerapan keilmuan di lapangan.
Selain itu, praktik kerja tersebut juga menjadi upaya untuk memberikan bekal keterampilan dan kompetensi bagi mahasiswa yang tertarik berkarya di industri media, khususnya media penyiaran televisi.
Terlibat Langsung dalam Proses Produksi
Peserta PPL Zulfana Izzatin Nisa mengaku banyak mendapatkan pengalaman baru selama mengikuti program tersebut, terutama karena terlibat langsung dalam proses produksi berbagai program televisi.
“Kami dilibatkan dalam produksi program acara seperti siaran berita, talkshow Wedangan Pakde Sastro, podcast on TV, dan program live streaming,” ungkap Zulfana saat membagikan kesannya selama program.
Tak hanya terlibat, para mahasiswa praktik lapangan itu juga diberi ruang untuk berkreasi dalam memproduksi program hiburan seperti acara wisata kuliner Makan Enak serta terlibat dalam produksi layanan masyarakat.
Sunarni selaku dosen pembimbing mengungkapkan, kegiatan ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami secara langsung proses produksi televisi, baik dari sisi teknis maupun mental.
“Mahasiswa bisa memahami bagaimana bekerja di industri media, khususnya televisi lokal yang memiliki berbagai keterbatasan. Bahkan, hasil produksi mereka ditayangkan di IMTV Jawa Tengah,” tuturnya.
Batu Loncatan bagi Mahasiswa
Direktur IMTV Jawa Tengah Agung Cahyono menyampaikan bahwa kegiatan PPL dari UIN Sunan Kudus ini dapat menjadi batu loncatan bagi mahasiswa yang bercita-cita bekerja di bidang media.
“Mahasiswa terlibat dalam proses produksi berbagai program acara. Dari sini mereka banyak belajar, sehingga akan lebih siap jika nantinya bekerja di bidang broadcasting,” jelas Agung.
Sepakat dengan Agung, Inayatul Khafidhoh yang juga bertindaksebagai dosen pembimbing dalam program tersebut mengatakan, pengalaman dalam praktik lapangan ini merupakan pembelajaran yang bermakna bagi para mahasiswa.
"Banyak hal baru yang dipelajari, mulai dari bertemu dengan orang baru hingga mengenal dinamika industri media," ucapnya saat penutupan program PPL di Studio IMTV Jawa Tengah. "Kami berharap, kerja sama seperti ini bisa terus berlanjut ke depannya.”
Kampus ibarat penangkaran, sedangkan dunia kerja adalah alam liar yang membutuhkan strategi, ketahanan fisik, dan pelbagai kemampuan lain untuk meminimaliasi risiko. Untuk menjembatani keduanya, mahasiswa perlu menyeriusi praktik lapangan seperti ini. Gimana menurutmu, Gez? (Siti Khatijah/E10)
