BerandaPasar Kreatif
Selasa, 13 Sep 2021 13:04

Jelantah Jadi Emas, Inovasi di Tengah Pandemi ala Bank Sampah Resik Becik

Berbagai kerajinan dari hasil olahan sampah. (Inibaru.id/ Bayu N)

Pendiri Bank Sampah Resik Becik Ika Yudha terpaksa bertahan dengan keuntungan nyaris nol rupiah selama pandemi. Enggan menyerah, dia membuat berbagai inovasi, salah satunya program 'jelantah ditukar emas' untuk masyarakat.

Inibaru.id - Bank Sampah Resik Becik (BSRB) Semarang sudah sewindu berdiri saat pandemi Covid-19 mendera negeri ini pada 2019 silam. Warga yang terpaksa nggak boleh keluar rumah dan kegiatan yang dibatasi berimbas cukup serius pada UMKM yang diinisiasi Ika Yudha tersebut. Kendati punya cukup pengalaman, omzetnya sempat turun hingga 100 persen.

Namun, belakangan Ika mengaku bisa sedikit tersenyum lega setelah gerakan massa yang berubah menjadi UMKM itu dianggapnya mampu beradaptasi dengan pandemi. Dia juga secara perlahan mulai bisa melewati masa-masa sulit itu.

“(Saya) sempat merumahkan karyawan karena keuntungan nyaris nol rupiah. Kasian mereka (kalau terus bekerja tanpa keuntungan),” tutur perempuan lulusan FKM Undip ini di rumahnya beberapa waktu lalu. "Tapi, saya enggan menyerah!"

Ika merasa belum puas melihat fakta bahwa di sekitarnya sampah warga masih cukup banyak berserakan. Dia pun memikirkan berbagai inovasi lain yang diyakininya bakal kembali menumbuhkan semangat peduli lingkungan bagi warga, yang tentu saja mendapatkan pemasukan.

Inovasi BSRB di Tengah Pandemi

Tentu saja bukan hal mudah untuk bangkit dari rasa frustasi di tengah pandemi yang meluluhlantakkan tatanan ekonomi di seluruh dunia ini. Orang-orang telah lelah secara fisik dan mental. Sedih melihat kondisi semacam ini, Ika pun segera bangkit dengan beragam inovasi yang coba ditawarkannya.

Beberapa cara ditempuh perempuan yang mudah akrab ini agar UMKM yang dikelolanya bisa bertahan dan orang-orang di dalamnya bisa mendapat keuntungan. Saat ini, setidaknya ada tiga program BSRB yang berimbas positif pada masyarakat sekitar UMKM yang berdiri pada 2012 tersebut. Apa saja?

1. Berkreasi dengan Karung Bekas 

Kreasi dari bagor bekas berupa tempat sampah yang juga bisa dipakai sebagai polybag. (Inibaru.id/ Bayu N)

Masih berkutat seputar sampah dan barang bekas, Ika mengaku saat ini tengah memproduksi barang-barang daur ulang dari bagor atau karung bekas. Dari wadah bekas yang banyak dipakai untuk menampung beras atau pupuk buatan ini, dia membuat beberapa barang daur ulang yang laik pakai.

"Dari bahan dasar ini, kami mendaur ulang jadi tas belanja hingga tempat sampah. Bisa juga dipakai untuk pot tanam atau polybag," tutur Ika.

2. Sampah untuk Sembako

Tumpukan sampah di rumah Ika yang sekaligus menjadi tempat BSRB beroperasi. (Inibaru.id/ Bayu N)

Untuk memperkuat dan memperluas jaringan, UMKM yang berdiri di Jalan Cokrokembang No 11, Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang ini juga bekerja sama dengan beberapa komunitas atau gerakan-gerakan lain.

“Sekarang lagi ada program Jogo Tonggo, Semangat Saling Ringankan Beban (Gotong Sesarengan) yang bekerja sama dengan Gerakan Senang Sedekah (GSS) Semarang,” terang Ika, yang juga mengatakan bahwa gerakan itu nggak lepas dari upaya mengurangi sampah rumah tangga.

Dia menambahkan, bentuk kerja samanya nggak jauh dari dari tukar-menukar sampah. Dengan mengumpulkan sampah, lanjutnya, warga bisa memperoleh paket berisi sembako.

Pada satu sisi, gerakan ini membantu meringankan beban warga. Sisi lainnya, mereka juga mampu mengurangi tumpukan sampah warga. Menurut Ika, usaha untuk mendapatkan paket sembako ini nggak sulit, kok, mengingat sampah masih banyak berserak di sekeliling mereka.

3. Jelantah Ditukar Emas

Dengan menukarkan minyak jelantah di BSRB, kamu bisa mendapatkan emas, lo! (Inibaru.id/ Bayu N)

Selain gerakan sosial, Ika mengaku baru saja menyetujui kerja sama dengan salah satu distributor emas legal di Indonesia Eoa Gold. Untuk kerja sama ini, dia mengaku akan memanfaatkan minyak sisa menggoreng atau jelantah yang sejatinya juga termasuk sampah rumah tangga paling sulit dibuang.

Dengan mengumpulkan jelantah sebanyak lima botol berukuran 1,5 liter, Ika mengatakan, masyarakat sekitar bisa mendapatkan emas seberat 0,02 gram.

“Kemarin sudah coba bicara sama warga terkait program ini, ibu-ibu langsung tertarik waktu tahu bakal dapat emas!” serunya, lalu terkekeh.

Ika sejatinya masih punya lebih banyak program kerja sama yang pengin segera diwujudkan dalam waktu dekat. Salah satu program yang saat ini tengah digodok berkaitan dengan cangkang terlur. Seperti sampah dan jelantah, cangkang telur yang nggak terpakai juga bisa ditukarkan untuk sejumlah rupiah.

Upaya Ika dan kawan-kawan untuk bangkit dari frustasi di tengah pandemi ini agaknya perlu kamu tiru juga, Millens! Oya, perlu diingat, program yang dibuat BSRB ini sejatinya bukan bertujuan untuk sekadar untung rugi, tapi juga menumbuhkan kesadaran mengelola barang nggak terpakai agar berdaya guna, ya! (Bayu N/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: