BerandaKulinary
Selasa, 16 Jan 2023 09:00

Perjalanan 40 Tahun Kue Keranjang Daun Pisang Khas Magelang

Kue keranjang daun pisang khas Magelang. (Kompas/Flickr/@Eliza Adam)

Tahun Baru Imlek sebentar lagi. Pernak-pernik yang berhubungan dengan itu sudah mulai kita lihat di mana-mana, salah satunya kue keranjang. Di Magelang, ada kue keranjang unik karena dibungkus dengan daun pisang, nih. Bagaimana kue keranjangnya ya?

Inibaru.id – Jelang Tahun Baru Imlek 2023, segala pernak-pernik terkait dengan hari raya ini memang menarik untuk dibahas. Salah satunya adalah kue keranjang daun pisang khas Kota Magelang, Jawa Tengah. Seperti apa sih keunikan dari penganan ini?

Kue keranjang daun pisang diproduksi di sebuah industri rumahan yang ada di Jalan Brigjend Katamso Nomor 11 yang ada di Kampung Bayeman, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah. Kue ini sudah diproduksi sejak 40 tahun yang lalu.

“Saya generasi kedua (pengelola industri kue keranjang ini), setelah mama saya,” ucap Juliawati sembari disibukkan dengan proses pembuatan kue-kue tersebut, dilansir dari SMJogja, Senin (15/1/2023).

Daun Pisang Lebih Wangi

Mengapa memilih daun pisang sebagai pembungkusnya? Menurut perempuan berusia 56 tahun tersebut, keberadaan daun pisang bisa membuat rasa kue keranjang berbeda. Aromanya juga jauh lebih wangi meski nggak diberi vanili.

Namun, karena memakai bahan daun pisang, proses pembuatan kue keranjang jadi lebih berat. Maklum, pengolahan daun pisang harus melibatkan tangan manusia, nggak bisa sepenuhnya memakai mesin.

“Seingat saya dulu ada beberapa industri lain yang memakai daun pisang juga tapi akhirnya tutup. Produksinya memang berat karena jika sampai ada daun pisang yang sobek sedikit saja, adonan kue bisa bocor,” ceritanya.

Untungnya, nggak seluruh proses pembuatan kue keranjang ini harus dilakukan secara tradisional. Proses penggilingan beras ketan misalnya, bisa memakai mesin.

“Tepung digiling, lalu diayak. Setelah diayak, dicampur pakai gula lalu dikukus. Sekali masak bisa sampai 5 jam sehingga kuenya jadi kental dan kalis. Barulah kuenya ditutup dengan bungkus daun,” jelasnya sebagaimana dilansir dari Tribun Jogja, Sabtu (13/1).

Laris Manis Jelang Imlek

Proses pembuatan kue keranjang daun pisang. (Suarabaru/Yon)

Juliawati mengaku kue keranjang yang dia produksi laris-manis jelang perayaan Imlek. Itu karena dirinya mampu menjaga kualitas kue keranjangnya selama empat dekade. Pemesan nggak hanya datang dari wilayah Magelang saja. Banyak yang memesannya dari luar Pulau Jawa.

“Tahun ini malah kebanyakan yang pesan dari luar kota seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Klaten. Kalau dari Magelang sudah biasa ambil sendiri ke sini,” katanya.

Harga kue keranjangnya berapa? Setiap dua buah kue dengan rasa original dengan berat sekitar 1 kilogram dihargai Rp58 ribu. Sementara itu, kue keranjang rasa cokelat isi 3 dihargai Rp60 ribu.

Karena pesanannya selalu banyak, Juliawati pun mempekerjakan 15 orang untuk mengurus pembuatan kue keranjang ini. Hal ini membuatnya mampu memproduksi setidaknya 300 kilogram kue dalam sehari.

“Ada 6 tungku masak. Setiap tungku bisa memasak 15 kg. Dalam sehari bisa sampai tiga kali masak,” jelasnya.

Kamu pernah menjumpai kue keranjang berbungkus daun pisang ini atau belum nih, Millens? Kalau belum, silakan datang ke Magelang atau mencari di sekitarmu. Siapa tahu kue keranjang tersebut sudah sampai di kotamu. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024