BerandaTradisinesia
Senin, 14 Apr 2024 10:46

Legenda Watu Penganten Boyolali yang Dulunya Pasangan Penganten

Watu Penganten di Desa Cabeankunti, Cepogo, Boyolali. (Solopos/Ni'matul Faizah)

Konon, watu penganten (batu penganten) yang ada di Desa Cabeankunti, Cepogo, Boyolali dulunya benar-benar pasangan penganten. Kini, pasangan penganten baru nggak ada yang berani lewat sana.

Inibaru.id – Berjarak kurang lebih 12 kilometer ke arah barat laut dari pusat kota Boyolali, ada sebuah dusun dengan nama yang nggak biasa. Nama dusunnya adalah Watu Penganten yang ada di Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo. Jika diartikan, watu penganten dalam Bahasa Jawa bermakna Batu Pengantin, Millens.

Berada di ketinggian kurang lebih 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), Desa Cabeankunti dikenal memiliki suhu udara yang cenderung sejuk. Di desa tersebut, juga ada beberapa tempat wisata yang terkenal seperti Patirtaan Cabeankunti. Selain itu, juga ada Watu Penganten yang menyimpan cerita rakyat yang cukup menarik.

Kalau menurut sesepuh setempat Zainudin, dulu sebelum diberi nama Watu Penganten, nama dusun tersebut pada 1800-an adalah Jotosan. Lantas kok kemudian berubah?

“Jadi ceritanya dulu ada pasangan pengantin yang lewat Jotosan. Mereka kemudian bertemu dengan seorang wali. Tapi, pas wali tersebut menyapa mereka, justru nggak menjawab. Walinya kemudia bilang ‘pengantin kok seperti batu (karena diam saja),” ujar Zainudin sebagaimana dilansir dari Solopos, Sabtu (30/3/2024).

Ajaibnya, nggak lama setelah sang wali mengeluhkan hal tersebut, pasangan pengantin tersebut kemudian berubah menjadi batu. Nggak hanya pasangan pengantinnya, pengiringnya juga berubah jadi batu kerikil yang berserakan di sekitar batu berukuran besar berwarna hitam tersebut. Nah, batu tersebut masih bisa kamu temui di bagian utara dusun tersebut, tepatnya di ladang yang ada di tepi sungai.

Pengantin baru nggak berani lewat jalan dekat dengan Watu Penganten. (Google Street View)

“Adanya mitos pengantin berubah menjadi batu itulah yang kemudian membuat nama dusun jadi Watu Penganten. Selain itu, muncul kepercayaan yang menyebut kalau ada penganten baru, sebaiknya nggak melewati batu tersebut agar nggak hilang atau pernikahannya tetap langgeng,” lanjut Zainudin.

Selain mitos tersebut, ada mitos lain yang masih diyakini masyarakat Desa Cabeankunti, yaitu warga Watu Penganten sebaiknya nggak menikah dengan warga desa di sebelah timur dusun tersebut, yaitu Desa Candigatak. Kalau tetap nekat melakukannya, ada kekhawatiran pasangan tersebut mengalami nasib nggak baik.

Andai pernikahannya langgeng, mereka akan mengalami rezeki seret seumur hidup. Jika rezekinya tetap lancar, ada salah satu pasangan bakal meninggal dunia di usia muda.

Selain itu, hingga sekarang, nggak ada sumur yang bisa dibangun di Watu Penganten. Meski sudah menggali cukup dalam, nggak bakal keluar air.

Menarik juga ya cerita rakyat Dusun Watu Penganten di Boyolali ini. Apakah di daerahmu juga ada cerita rakyat yang unik seperti ini, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT