BerandaAdventurial
Senin, 14 Apr 2024 15:07

Ziarah ke TPU Jatisari jelang Lebaran dan Kenangan Covid-19 di Semarang

Seorang warga sedang ziarah kubur di Blok A permakaman Covid-19 TPU Jatisari Mijen, Kota Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Para peziarah di TPU Jatisari Mijen Semarang yang dikenal sebagai permakaman khusus korban Covid-19 sepakat dengan harapan agar pandemi nggak akan pernah terjadi lagi.

Inibaru.id - Suasana sendu masih begitu kentara saat saya menyambangi Tempat Permakaman Umum (TPU) Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang menjelang Idulfitri lalu. Bedanya, jika tiga tahun silam hampir tiap hari ada saja jenazah yang dikebumikan, hari itu suasananya jauh lebih tenang.

Ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, TPU Jatisari adalah salah satu saksi kengerian tersebut. Hari-hari itu, hampir tiap saat ada petugas berbalut APD lengkap menguburkan jenazah di liang-liang yang telah dipersiapkan, seolah kematian adalah rutinitas yang sudah dipastikan.

Kepedihan kian kentara karena kala itu proses pemakaman nggak boleh dihadiri keluarga. Inilah yang membuat saya terharu saat menyambangi permakaman ini menjelang akhir Ramadan lalu, saat orang-orang nyekar atau berziarah ke TPU tersebut.

Di hadapan gundukan tanah bernisan yang kini mulai ditumbuhi rerumputan tipis itu, saya melihat kerinduan, kesedihan, dan mungkin segurat trauma di wajah-wajah para peziarah. Sebagian dari mereka tampak telah legawa, tapi mungkin masih banyak yang belum rela.

Suasana permakaman di Blok A TPU Jatisari, Mijen. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Wiwit Setiawan, salah seorang peziarah berusia 40 tahun mengaku masih dengan jelas mengingat tragedi yang menimpa keluarganya kala itu. Kepedihan luar biasa dia rasakan ketika mertua dan ibunya tiba-tiba terenggut nyawanya hanya dalam kurun dua minggu.

"Cukup (Covid-19) sekali saja, jangan sampai terjadi peristiwa seperti itu lagi," kenangnya saat ziarah kubur di TPU Jatisari, Mijen, Senin (8/4). "Mertua meninggal dulu di Pati, lalu ibu saya seminggu setelahnya; bikin hati dan perasaan saya benar-benar hancur."

TPU Jatisari memang menjadi permakaman khusus yang disediakan Pemkot Semarang untuk para korban Covid-19. Wiwit bercerita, ibunya meninggal di RS Tugu Semarang pada 27 Juni 2021. Kala itu situasi tengah genting dan gelombang wabah sedang berada di puncak.

"Pas mengurus jenazah (ibu) untuk dimandikan saja harus mengantre. Waktu itu ada 11 antrean," akunya.

Mendekati perayaan Idulfitri, banyak orang berziarah ke TPU Jatisari Mijen sembagi mengenang kengerian Pandemi Covid-19 tiga tahun silam. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Kendati demikian, Wiwit mengaku bersyukur lantaran seluruh prosesi pemakaman, mulai dari administrasi hingga penguburan, nggak mengalami kendala berarti. Dia bahkan nggak keluar uang sepeser pun karena seluruh biaya ditanggung Pemkot Semarang.

Kini, setelah hampir tiga tahun ditinggalkan sosok tercintanya, Wiwit bersama sang ayah mengaku masih rutin ziarah kubur untuk mendoakan mendiang ibunya, khususnya saat momen Ramadan atau Idulfitri seperti sekarang ini.

Bagi umat muslim, Lebaran memang acap menjadi waktu yang tepat untuk berkunjung ke permamakan. Namun, tetap saja momen berziarah di TPU Jatisari terasa beda, karena hampir seluruh penghuninya berpisah secara mendadak dan nggak bisa diantar keluarga.

Petugas TPU Jatisari Sutopo menuturkan, kompleks permakaman ini dihuni 1.000 jenazah korban Covid-19 yang menempati blok A, B, dan C. "Blok A dan B hampir seluruhnya (korban Covid-19), sedangkan blok C sudah bercampur dengan makam umum," tandasnya.

Setelah tiga tahun, TPU Jatisari mulai tampak seperti permakaman pada umumnya yang dipenuhi ketenangan dan dijenguk orang-orang yang memendam kerinduan. Namun, para pengunjung TPU ini agaknya sepakat dengan satu doa, yakni: Semoga peristiwa ini nggak akan pernah terjadi lagi; hal yang tentu saja saya amini. (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: