BerandaKulinary
Kamis, 12 Feb 2025 09:13

Lontong Cap Go Meh, Hidangan Penutup Perayaan Imlek di Jawa

Lontong Cap Go Meh menjadi hidangan penutup perayaan Imlek di Jawa. (Wikimedia/Gunawan Kartapranata)

Menjadi simbol keberuntungan dan kekayaan, Lontong Cap Go Meh menjadi hidangan penutup perayaan Imlek di Jawa.

Inibaru.id - Mengakhiri perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa biasa menggelar tradisi Cap Go Meh. Tradisi ini dirayakan pada hari ke-15 menurut penanggalan Kongzili, yang tahun ini jatuh pada hari ini, 12 Februari 2025.

Sebagai penutup, Cap Go Meh dirayakan dengan penuh kemeriahan, di antaranya melalui pelbagai festival dan pawai. Perayaan ini juga diikuti dengan penyajian hidangan khas yang disantap bersama keluarga.

Jika di Tiongkok dan Taiwan ada Yuanxiao, penganan berbentuk bola ketan manis yang menjadi simbol kebersamaan, masyarakat keturunan Tionghoa di Jawa, termasuk Kota Semarang, merayakannya dengan Lontong Cap Go Meh.

Seperti lontong opor dalam perayaan Idulfitri, hidangan yang fungsinya menggantikan keberadaan yuanxiao ini juga disantap bersama keluarga. Konon, makanan ini memang diciptakan sebagai akulturasi kuliner antara Tionghoa dengan Jawa.

Pernikahan Jawa-Tionghoa

Lontong cap go meh merupakan kuliner akulturasi antara Tionghoa dengan Jawa. (Shutterstock via Kompas)

Kedatangan imigran Tionghoa ke Jawa pada abad ke-14 dilarang diikuti oleh para perempuan, sehingga mereka pun kemudian banyak yang memilih menikah dengan orang Jawa.

Nah, dari perkawinan itu, terlahirlah berbagai kuliner Jawa-Tionghoa, termasuk di antaranya lontong cap go meh. Dari segi tampilan, hidangan yang diyakini membawa keberuntungan ini sekilas mirip dengan lontong opor.

Lontong berpadu dengan berbagai lauk sepesti telur, daging, dan ayam, disatukan dalam satu mangkok, lalu diguyur dengan kuah santan keemasan yang penuh; itulah lontong cap go meh.

Lontong adalah perlambang panjang umur, sedangkan telur dan kuah keemasan menjadi simbol keberuntungan dan kekayaan. Sementara, daging merah bermakna kesejahteraan. Adapun ayam adalah perwujudan dari kerja keras dan kegigihan.

Keunikan dalam Cap Go Meh

Lantaran ditandai dengan pemasangan lentera atau lampion, Cap Go Meh juga acap disebut Festival Lampion. (Pxfuel)

Selain menutup perayaan Imlek dengan menikmati lontong cap go meh di Jawa atau yuanxiao di Tiongkok, masyarakat etnis Tionghoa juga menggelar berbagai perayaan lain yang nggak kalah seru. Di Tiongkok, misalnya, mereka biasa menggelar Festival Lentera.

Ribuan lentera warna-warni dibuat, lalu digantung di kuil-kuil sebagai penghias sekaligus simbol keberuntungan. Setelahnya, ada ritual penerbangan lentera yang merupakan simbol dari doa dan harapan.

Masih berhubungan dengan lentera, Hong Kong dan Makau memiliki tradisi Cai Deng Mi, berupa permainan menebak teka-teki yang ditulis di lentera. Selain menghibur, tradisi yang mengasah kecerdasan ini juga menjadi ajang kebersamaan keluarga.

Sementara itu, Malaysia dan Singapura merayakan Cap Go Meh, yang juga disebut Valentine's Day-nya orang Tionghoa, dengan melempar jeruk ke laut untuk mendapatkan jodoh. Para perempuan lajang menulis nama dan keinginan mereka pada jeruk, lalu melemparkannya ke laut atau sungai.

Para lelaki kemudian mengambil jeruk yang hanyut itu untuk mendapatkan jodoh berdasarkan harapan dan nama yang tertera. Jadi semacam biro jodoh offline gitu, ya? Ha-ha.

Keunikan perayaan Cap Go Meh nggak lengkap tanpa tarian naga dan barongsai, lalu diakhiri dengan pesta kembang api yang nggak kalah meriah. Kalau di tempatmu, ada perayaan apa, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: