Inibaru.id – Pada Selasa (4/2/2025) kemarin, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyebut pengecer kembali diperbolehkan menjual gas elpiji 3 kg. Dia pun menjanjikan mulai hari ini, Rabu (5/2), warga nggak perlu lagi antre atau mencari sampai ke tempat yang jauh hanya demi mendapatkan gas melon tersebut. Tapi, hal ini ternyata masih belum benar-benar bisa direalisasikan di kawasan pelosok.
Sejak pagi, tatkala pergi ke Pasar Sumowono yang ada di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, sudah terlihat beberapa orang berseliweran dengan tabung gas di sepeda motornya. Hal yang sama kembali saya lihat tatkala saya kembali pergi ke kawasan pasar tersebut untuk keperluan lainnya. Semua tabung gas yang saya lihat di sepeda-sepeda motor itu nghak bersegel alias kosong.
Di salah satu toko kelontong yang berstatus pengecer sejak bertahun-tahun silam yang ada di dekat pasar, saya bertanya tentang stok gas elpiji 3 kg. Pemilik toko yang enggan disebut namanya ini mengaku sudah dikirim tabung gas melon dari penyalur pada pagi hari. Tapi stoknya masih sangat sedikit sehingga nggak sampai hitungan jam langsung habis.
“Makanya, saya langsung pasang tulisan ‘gas habis’ di depan. Sudah capek saya jawabin orang-orang yang pada tanya,” ucapnya, Rabu (5/2).
Dirinya juga mengatakan nggak mendapat instruksi harus menjualnya Rp19 ribu seperti yang diberitakan. Karena itu, dia pun menjualnya dengan harga biasa yaitu Rp20 ribu per tabung.
“Dari dulu harga yang saya patok segitu,” lanjutnya.
Saya pun jadi penasaran dengan stok tabung gas elpiji 3kg di pengecer yang jauh dari pusat kecamatan. Salah satunya adalah di toko milik Desi yang tempo hari sempat saya wawancarai juga sebelumnya saat pengecer masih dilarang menjual tabung gas melon.
Hasilnya sama saja. Yang tersedia di tokonya hanyalah tabung-tabung gas kosong yang belum diambil penyalur. Dia sendiri sudah cukup lama nggak mendapatkan kiriman tabung gas. Untuk kebutuhan sehari-hari, dia masih bisa mencari tabung gas elpiji 3 kg di tempat saudaranya yang ada di Kecamatan Bandungan.
“Ada beberapa warga yang masih tanya soal gas ke saya. Jawabannya masih sama seperti kemarin-kemarin, belum ada yang ngirim. Jadi ya kosong,” terangnya.
Terkait dengan harga jual tabung gas yang dia jual, Desi juga belum mendapatkan informasi apa pun dari pihak penyalur gas.
“Biasanya mereka kirim setiap Senin dan Kamis atau Selasa dan Jumat setiap minggu. Tapi kan ini saya juga belum mendapatkan kiriman, jadi juga belum tahu soal harge eceran tertingginya. Kalau nggak ada perubahan ya saya tetap menjualnya seperti harga sebelumnya, Rp22 ribu,” jelasnya.
Yap, realitanya masalah tabung gas elpiji 3 kg masih belum terselesaikan. Masih banyak warga yang juga kesulitan mencarinya hingga saat ini. Kalau di tempatmu, apakah sudah bisa dengan mudah mendapatkannya, Millens? (Arie Widodo/E05)