BerandaAdventurial
Jumat, 6 Feb 2025 06:48

Mengikuti Keseruan Sniper Ikan, 'Pekerjaan' Sampingan yang Menjanjikan

Penembak ikan menunjukkan hasil berburu di Desa Tugu, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. (Inibaru/ Sekarwati)

Muara sungai di Desa Tugu, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak jadi spot favorit para sniper mendapatkan ikan. Hasil yang didapatkan tidak main-main, rata-rata ikan berukuran jumbo dengan berat lebih dari dua kilogram.

Inibaru.id – Ikan di perairan didapatkan dengan pelbagai cara. Yang paling lazim adalah memakai jaring, jala, bubu, atau alat pancing. Namun, di Desa Tugu, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, sebagian warganya "memburu" ikan dengan cara unik, yakni menggunakan senapan.

Aktivitas ini bisa kamu temukan di dekat muara sungai, sekitar sepelemparan batu dari tambak warga di desa tersebut. Senjata yang dipakai merupakan senapan angin yang biasa digunakan untuk membedil burung, tapi beberapa bagiannya telah dimodifikasi.

Untuk pelurunya, mereka mengganti mimis atau proyektil menjadi tombak runcing berpengait pada bagian ujungnya. Lalu, pada bagian laras, mereka menempatkan senar pancing yang dikaitkan ke tombak, agar saat peluru mengenai sasaran, ikan mudah ditarik ke permukaan.

Selain di Desa Tugu, para pemburu yang sering mendaku diri sebagai sniper ini juga bisa kamu jumpai di sepanjang jalan pantura sekitar Sayung. Sembari berdiri di dekat perairan, mereka menenteng senapan yang telah dikokang, bersiaga menanti pergerakan ikan yang agak menyembul ke permukaan.

Membutuhkan Kejelian

Seorang penembak ikan siap membidik ikan bandeng di muara sungai Desa Tugu, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. (Inibaru/ Sekarwati)

Putra, salah seorang sniper di Sayung mengatakan, membidik ikan dengan tepat menggunakan senapan bukanlah pekerjaan gampang, sebab membutuhkan kejelian dan konsentrasi tinggi. Selain itu, pembidik juga harus mempertimbangkan kedalaman air serta arah angin.

"Senapan ini hanya bisa menembus hingga kedalaman satu meter. Jadi, kalau mau dapat ikan benar-benar harus fokus, pandangan mata nggak boleh teralihkan saat mengamati ikan yang disasar," terang pemuda berusia 21 tahun itu, belum lama ini.

Jika nggak sedang apes-apesnya, Putra mengungkapkan, setidaknya sekali berburu bisa mendapatkan sekitar lima ekor ikan. Namun, kalau tengah beruntung, nggak jarang dia mendapatkan ikan jauh lebih banyak, seperti perolehannya kala itu.

"Ini hasil dua jam berburu, dapat delapan ikan bandeng. Lumayan hasilnya, untung besar!" serunya sembari menunjukkan ikan-ikan jumbo hasil buruannya yang jika ditaksir mungkin mencapai dua kilogram.

Pintar-Pintar Memilih Spot

Putra, seorang penembak ikan membawa hasil berburu di muara sungai Desa Tugu, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. (Inibaru/ Sekarwati)

Menurut Putra, untuk menapatkan ikan bandeng berukuran jumbo, sniper nggak bisa asal pilih tempat. Harus mencari spot yang tepat, misalnya di dekat muara sungai atau laut yang letaknya berdekatan dengan tambak seperti tempat yang dia datangi.

"Ini kan kondisi sering banjir rob (banjir pasang air laut). Nah, kemungkinan banyak ikan yang lompat dari tambak warga, lalu berenang ke sekitar muara dan hidup bebas di sana," kelakarnya sembari mengemasi senapan berburunya.

Setelah mendapatkan hasil yang cukup, Putra sepertinya akan segera menyudahi perburuannya. Ikan yang didapatkannya, Putra melanjutkan, rencana akan dia tawarkan ke para pelanggannya yang merupakan para pemilik warung dan ibu rumah tangga.

"Ikan bandeng ini banyak yang minat. Seekor bisa dihargai Rp50 ribu, tergantung ukuran," akunya. "Bagi saya, ini bisa jadi pekerjaan sampingan yang menjanjikan, bukan sekadar hobi. Pesisir Demak ini punya hasil laut yang menjanjikan, kok!"

Kalau setiap berburu bisa menghasilkan ikan berukuran jumbo sebanyak itu, sudah pasti pekerjaan ini sangat menjanjikan. Kamu tertarik mencobanya juga, Millens? (Sekarwati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Siswa di Jawa Tengah akan Belajar Mandiri selama Ramadan 2025; Bukan Libur, lo!

28 Jan 2025

Berkaca dari Hup Teck, Pabrik Kecap Legendaris yang Memilih 'Tutup Usia'

28 Jan 2025

Musim Telur Menetas, Waspada Ular Masuk Rumah!

28 Jan 2025

Jadi Umpatan Populer di Drakor, Seberapa Kasar Kata 'Shibal' bagi Orang Korea?

28 Jan 2025

Berkaca dari Insiden di Pantai Drini, Begini Tips Selamat saat Terseret Ombak

28 Jan 2025

Sejarah Tradisi Petik Angpao di Pohon saat Imlek, Sesi Seru yang Ditunggu

28 Jan 2025

Gapeka 2025 Berlaku, Perjalanan Kereta di Daop 4 Semarang Lebih Cepat 466 Menit

28 Jan 2025

Kisaran Gaji Ketua RT di Jawa Tengah; Semarang Masih Tertinggi

29 Jan 2025

Ngrancasi, Upaya Petani Mawar di Sumowono Mempersiapkan Panen Raya menjelang Lebaran

29 Jan 2025

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

29 Jan 2025

Perihal Imlek yang Selalu Identik dengan Hujan

29 Jan 2025

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Digital, Siap Bersaing di Pasar Global

29 Jan 2025

Mengapa Orang Rela Terjebak Macet Berjam-Jam Demi Liburan?

29 Jan 2025

Satu Abad Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah: Puri Gedeh Semarang

30 Jan 2025

Proyek Mendulang Oksigen di Bulan, Sejauh Mana?

30 Jan 2025

Kontroversi Penggunaan Kecerdasan Buatan di Film 'The Brutalist'

30 Jan 2025

Perayaan Imlek dan Isra Mikraj, Lestari Moerdijat: Cermin Keberagaman yang Makin Kuat

30 Jan 2025

Sampai Kapan Puncak Musim Hujan di Jawa Tengah Berlangsung?

30 Jan 2025

Maraknya Pembunuhan Bermotif Sepele: Mengapa Masyarakat Kian Impulsif?

30 Jan 2025

Kampanye Darurat Gadget, Kampung Budaya Piji Wetan Perkenalkan Dolanan Tradisional

31 Jan 2025