BerandaPasar Kreatif
Rabu, 28 Jan 2025 08:47

Berkaca dari Hup Teck, Pabrik Kecap Legendaris yang Memilih 'Tutup Usia'

Proses pembuatan kecap di Hup Teck, pabrik berusia lebih dari seratus tahun yang memutuskan berhenti beroperasi pada hari ini, 28 Januari 2025. (Ourbetterworld/Teoh Eng Hooi)

Keputusan menutup pabrik kecap legendaris ini bukan hanya berita duka bagi sang pemilik, tapi juga masyarakat yang kehilangan warisan kulinernya yang penuh cerita.

Inibaru.id - Popularitas Gopeng sebagai "kota timah" telah memudar sejak lama. Ia kini hanyalah kota tua yang kesepian, terpencil di Malaysia, jauh dari ingar bingar yang dulu dimilikinya hingga abad ke-20. Kian nestapa karena hari ini, Selasa, 28 Januari 2025, Hup Teck yang menemaninya sejak lama memilih "tutup usia".

Hup Teck adalah sebuah pabrik kecap kedelai ternama di kota yang kini dikenal dengan ekowisatanya itu, yang telah berdiri sebelum Perang Dunia. Sejak lama pabrik ini menjadi salah satu landmark paling ikonik di Gopeng, yang membuat orang-orang tertarik menyambanginya.

Mendiang pendirinya adalah orang Guangdong, Tiongkok. Bagi masyarakat setempat, bahkan mungkin seluruh orang di Malaysia, produk kecap Hup Teck begitu melekat di hati mereka karena memiliki kekhasan, yang menurut sang pemilik saat ini, Low Bak Tong, terletak pada teknik fermentasinya.

"Wadah-wadah besar (yang dipakai untuk menampung kedelai) ini menyerap panas pada siang hari agar fermentasi dapat berlanjut pada malam hari dan permukaannya yang berpori memungkinkan sirkulasi udara, guna meningkatkan intensitas rasa," ungkap Low yang merupakan generasi kedua pengelola pabrik kecap tersebut, suatu ketika.

Memilih Tutup Buku

Pot-pot besar di halaman pabrik ini menjadi kunci dari rasa autentik kecap Hup Teck. (Facebook/Hup Teck via NST)

Wadah besar yang dimaksud Low Bak Tong adalah pot tanah liat superberat berukuran raksasa yang konon telah berusia sekurangnya satu abad. Pot ini digunakan untuk menampung racikan kedelai yang akan difermentasi, yang merupakan bagian dari pembuatan kecap.

Kalau sempat berwisata ke Gopeng, kamu pasti pernah melihat pot-pot besar tersebut, yang sengaja diletakkan berjajar di halaman rumah produksi agar terkena sinar matahari secara langsung. Sayangnya, aktivitas itu agaknya nggak akan bisa kamu saksikan lagi sekarang ini.

Setelah lebih dari satu abad berdiri, Hup Teck yang berpusat di Gopeng, Perak, Malaysia, memilih tutup buku. Keputusan tersebut dikemukakan sang pemilik yang saat ini mengelola usaha bersama saudara perempuan dan keponakannya.

Ketiadaan penerus dan kesehatan yang menurun, yang membuatnya kesulitan mengawasi operasional pabrik, membuat Low akhirnya mengambil keputusan sulit tersebut. Di akun Facebook resmi Hup Teck, pengusaha 72 tahun mengungkapkan kesedihannya.

"Kami benar-benar merasa rendah hati dan terhormat telah melayani kalian. Dukungan kalian yang berkelanjutan telah jadi alasan keberhasilan kami," tulis mereka.

Rasa yang Autentik

Racikan kedelai untuk membuat kecap dimasukkan dalam pot yang diletakkan di luar ruangan agar terfermentasi dengan sempurna. (Facebook/Hup Teck via NST)

Keputusan menyudahi bisnis keluarga yang didirikan pada 1914 ini tentu menjadi kerugian besar bagi Malaysia yang kehilangan salah satu warisan kuliner ikoniknya. Sudah pasti banyak yang menyayangkannya, tapi keputusan akhir tetaplah berada di tangan Low.

Kini, semua orang cuma bisa mengenang keautentikan rasa kecap Hup Teck yang kuat dan kaya, yang diproduksi di rumah kayu bernomor 999 tersebut; yang diperoleh dari pot-pot tua yang telah digunakan sejak awal bisnis ini berjalan.

Setelah tutup, Low bahkan belum tahu bakal dikemanakan guci tanah liat bersejarah yang hingga saat ini masih berjajar di halaman pabriknya itu, yang sebetulnya sangat ikonik dan membuat banyak wisatawan tertarik untuk berkunjung melihatnya.

"Sungguh menyedihkan untuk berpikir berpisah dengan peralatan itu," sebutnya, mengacu pada pot-pot tua yang menjadi bagian terpenting dalam perkembangan bisnis keluarganya tersebut.

Berkaca dari pabrik kecap Hup Teck, kita tahu bahwa sebesar apa pun sebuah bisnis, pada akhirnya waktu pula yang akan menyudahinya. Namun begitu, rasa yang autentik akan membuatnya tetap dikenang, nggak hanya di lidah, tapi juga terpatri di hati. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: