BerandaHits
Kamis, 5 Feb 2025 15:54

Geram karena Kebanjiran, Warga Kalisari Demak Pasang Spanduk Protes di Balai Desa

Kantor Balai Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak dipasangi spanduk protes dari warga yang mengeluhkan banjir. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Warga Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak memasang spanduk protes di kantor balai desa sebagai kritikan untuk pemerintah atas penanganan banjir yang tidak kunjung surut.

Inibaru.id – Kantor Balai Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak terlihat diwarnai spanduk protes dari warga. Warga yang geram dengan kondisi banjir yang nggak juga surut di desa mereka memutuskan untuk melayangkan protes tersebut ke pemerintah desa.

"TANGI PAK DESAMU BANJIR, KAMU DIMANA?’ ungkap warga dalam spanduk yang berisikan keluhan dan umpatan tersebut. "DIAM TAK ADA YANG PEDULI," tulis yang lain.

Hingga kini, belum tahu siapa yang memasang spanduk tersebut, Faizin, salah seorang warga Desa Kalisari mengatakan, spanduk itu sudah ada sejak 30 Januari lalu. Tindakan tersebut, lanjutnya, kemungkinan merupakan bentuk kritikan warga terhadap kebijakan pemerintah desa berkaitan dengan penanganan banjir.

“Banjir sudah sejak tanggal 12 Januari lalu belum surut-surut,” kata pemuda berusia 22 tahun itu.

Langganan Banjir

Warga Kalisari melaksanakan salat Jumat dalam kondisi banjir. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Faizin menyebut, Desa Kalisari adalah langganan banjir. Setiap cuaca ekstrem, desanya bakal selalu tergenang air. Bahkan, pada Hari Raya Idulfitri 2024 lalu masyarakat terpaksa merayakan lebaran di tengah musibah banjir yang kala itu juga melanda desa ini.

"Kami tentu khawatir tahun ini akan merayakan lebaran dalam kondisi yang sama dengan tahun lalu kalau genangan air ini nggak segera surut," akunya. "Tahun kemarin banjir juga lama, pas puasa sudah banjir, nggak bisa pergi (salat) tarawih."

Menurut Faizin, pemerintah desa sebelumnya sudah menyediakan pompa. Namun, keberadaannya kurang efektif lantaran terkadang pompa tersebut ditinggal pergi petugasnya, membuat debit air kembali meningkat hingga setengah meter tingginya.

"Banjir ini nggak hanya menggenangi permukiman warga, tapi juga akses transportasi. Saat ini ada sekitar 60 rumah yang terdampak dan membutuhkan pertolongan bantuan logistik maupun air bersih," jelasnya. "Sekolah juga terdampak banjir, jadi anak-anak terpaksa diliburkan."

Hilir dari Lima Desa

Para siswa yang terpaksa diliburkan karena sekolah mereka terdampak banjir memilih tetap ke sekolah untuk bermain air. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Ketua RT 1 RW 5 Desa Kalisari Rifai menerangkan, wilayahnya saat ini kerap mengalami kebanjiran karena lokasinya merupakan wilayah hilir dari lima desa, yakni Waringin, Jajar, Jamus, Semen, dan Menur. Dampaknya, aliran sungai dari wilayah hulu mengalir deras ke Desa Kalisari.

Lebih dari itu, tingginya rob (arus pasang air laut) juga semakin mempersulit penanganan banjir. Sungai yang seharusnya mengalirkan dari Desa Kalisari ke laut justru berhenti di desa tersebut, mengakibatkan sungai meluap dan airnya menggenangi permukiman warga.

“Terkadang dari sungai besar itu ada rob, lah (aliran air dari Kalisari) ketendang rob jadinya mandek,” terangnya sembari menunjukkan lokasi datangnya rob.

Kendati banjir sudah berlangsung beberapa hari, saat ini masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah mereka masing-masing. Pihaknya berharap, pemerintah daerah segera memberikan bantuan dan penanganan banjir di Desa Kalisari agar aktivitas warga bisa kembali normal seperti sebelumnya.

Semoga permasalahan banjir di Desa Kalisari ini segera teratasi ya, Millens! (Sekarwati/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Indonesia Uji Coba Sistem 4 Hari Kerja, Adakah Negara yang Telah Menerapkannya?

27 Jan 2025

Menjelang Perayaan Imlek 2025, Perajin Barongsai Semarang Untung Besar

27 Jan 2025

Kuburan yang Kian Penuh dan Ide Makam Tumpuk di Yogyakarta

27 Jan 2025

Lomba Lari Mengejar Keju di Inggris, Seru tapi Berbahaya!

27 Jan 2025

Berburu Kuliner Tradisional di Pasar Sore Karangrandu, Jepara

27 Jan 2025

Sejarah Lalapan; Hidangan Segar Khas Nusantara yang Kaya Manfaat

27 Jan 2025

Minum Air Langsung dari Keran Bukan Angan-Angan Lagi di Salatiga

27 Jan 2025

Siswa di Jawa Tengah akan Belajar Mandiri selama Ramadan 2025; Bukan Libur, lo!

28 Jan 2025

Berkaca dari Hup Teck, Pabrik Kecap Legendaris yang Memilih 'Tutup Usia'

28 Jan 2025

Musim Telur Menetas, Waspada Ular Masuk Rumah!

28 Jan 2025

Jadi Umpatan Populer di Drakor, Seberapa Kasar Kata 'Shibal' bagi Orang Korea?

28 Jan 2025

Berkaca dari Insiden di Pantai Drini, Begini Tips Selamat saat Terseret Ombak

28 Jan 2025

Sejarah Tradisi Petik Angpao di Pohon saat Imlek, Sesi Seru yang Ditunggu

28 Jan 2025

Gapeka 2025 Berlaku, Perjalanan Kereta di Daop 4 Semarang Lebih Cepat 466 Menit

28 Jan 2025

Kisaran Gaji Ketua RT di Jawa Tengah; Semarang Masih Tertinggi

29 Jan 2025

Ngrancasi, Upaya Petani Mawar di Sumowono Mempersiapkan Panen Raya menjelang Lebaran

29 Jan 2025

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

29 Jan 2025

Perihal Imlek yang Selalu Identik dengan Hujan

29 Jan 2025

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Digital, Siap Bersaing di Pasar Global

29 Jan 2025

Mengapa Orang Rela Terjebak Macet Berjam-Jam Demi Liburan?

29 Jan 2025