inibaru indonesia logo
Beranda
Kulinary
Memangnya Apa yang Dibalap di Lontong Balap?
Minggu, 26 Nov 2023 15:00
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Sejarah penamaan lontong balap, makanan khas Surabaya. (Wikipedia/Lasthib)

Sejarah penamaan lontong balap, makanan khas Surabaya. (Wikipedia/Lasthib)

Nama makanan khas Surabaya ini lain dari yang lain, yaitu lontong balap. Pernah kepikiran nggak mengapa ada embel-embel "balap" alias "adu cepat" pada penganan ini?

Inibaru.id – Dari sekian banyak makanan khas Surabaya yang bisa kita cicipi, barangkali lontong balap memiliki nama yang paling unik. Kalau “lontong”, semua orang pasti sudah tahu maknanya. Tapi untuk “balap”, memangnya apa sih yang sampai dibalap untuk makanan tersebut?

Meski ada embel-embel “balap”, bukan berarti memang penganan ini terkait dengan balapan alias adu cepat, ya, Millens. Usut punya usut, nama ini muncul dari sejarah dari penganan tersebut.

Jadi begini, lontong balap kali pertama muncul di Kampung Kutiari dan Kendangsari yang ada di Surabaya Selatan. Dulu, penganan yang terdiri atas lontong, tauge, tahu gerong, bawang goreng, lentho (bumbu khas lontong balap dari kacang tolo), kecap, dan sambal ini langsung menarik perhatian warga setempat karena rasanya yang enak.

Tahu penganan ini bakal laris dijual, warga kampung tersebut pun berduyun-duyun menjualnya. Caranya bukan dengan membuka warung, melainkan dengan jualan keliling dengan pikulan di wilayah sekitar Pasar Wonokromo yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kampung-kampung tersebut.

Nah, wadah yang dipakai untuk menyimpan bahan-bahan lontong adalah kemaron berukuran besar yang terbuat dari tanah liat.

Dulu lontong balap dijual keliling dengan pikulan. (YouTube/Rafa Ahrul Channel)
Dulu lontong balap dijual keliling dengan pikulan. (YouTube/Rafa Ahrul Channel)

“Jadi dulu kan banyak orang di satu kampung jualan lontong balap. Pas berangkat pada membawa pikulan bersamaan, beriringan. Karena beban pikulannya besar dan berat, mereka berjalan cepat, mirip orang balapan gitu,” ungkap pengelola Lontong Balap Pak Gendut yang sudah eksis sejak 1958, Aris sebagaimana dilansir dari Kompas, Jumat (27/10/2023).

Hal serupa diungkap Sisno, pengelola generasi ketiga dari Lontong Balap Pak Pri yang sudah eksis sejak 1913. Menurut cerita dari keluarganya, dulu orang yang berjualan lontong memang terlihat seperti balapan. Sebelum kemudian dikenal sebagai lontong balap, sebutannya juga hanya lontong saja, bukannya lontong balap.

“Kalau menurut cerita leluhur saya dulu yang jualan lontong naik sepeda dan seperti kebut-kebutan gitu,” jelas pemilik warung yang ada di Jalan Kebalen, Surabaya tersebut.

Untungnya, kini kamu nggak harus ikut “balapan” dengan para penjual lontong balap tersebut untuk mencicipinya. Di berbagai wilayah Kota Surabaya, cukup mudah untuk mencari tempat makan yang menjual penganan ini. Harganya juga cenderung terjangkau bagi semua kalangan, Millens.

Hm, unik banget ya sejarah penamaan lontong balap, makanan khas Surabaya. Omong-omong, kamu sudah pernah mencobanya belum, nih? (Arie Widodo/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved