Inibaru.id – Untuk ukuran negara kepulauan dengan lautan yang sangat luas, Indonesia hanya memiliki 4 armada kapal selam. Kapal-kapal selam tersebut adalah KRI Cakra – 401, KRI Nagapasa – 403, KRI Ardadedali – 404, serta KRI Alugoro – 405. Sebelumnya, jumlah kapal selam di Indonesia ada 5. Sayangnya, tragedi tenggelamnya KRI Nanggala – 402 pada 21 April 2021 membuat jumlah kapal selam di sini berkurang.
Meski jumlah kapal selamnya sangat sedikit, bukan berarti Indonesia nggak punya sejarah dengan kendaraan unik yang lebih sering dipakai untuk keperluan militer dan eksplorasi tersebut. Nyatanya, sebuah rawa kecil yang ada di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai tempat uji coba kapal selam pertama di Indonesia. Nama rawa tersebut adalah Rawa Kalibayem.
Rawa Kalibayem bisa kamu temui di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan. Cerita tentang uji coba kapal selam pertama di Indonesia terjadi pada 1947-1948.
“Sejarah ini sudah mendapatkan pengakuan dari Museum Angkatan Laut di Surabaya. Rawa Kalibayem memang jadi tempat uji coba kapal selam pertama di Indonesia. Sayangnya, kapal selam tersebut kemudian disita Belanda,” terang Kepala Desa Ngestiharjo Fathoni Ariwibowo sebagaimana dilansir dari Bisnis, Kamis (27/2/2020).
Fathoni juga mengungkap bahwa pada Februari 2003 lalu, ditemukan granat, peluru, torpedo, pemberat kapal, serta kapal dengan ukuran 125 x 90 sentimeter. Benda-benda tersebut tersingkap saat bendungan Kalibayem ambrol dan diyakin jadi bukti bahwa lokasi tersebut memang jadi tempat uji coba kapal selam pada masa perang mempertahankan kemerdekaan.
Kalau menurut keterangan Mojok, Jumat (22/9/2023), saat itu pemerintah Indonesia pengin memiliki peralatan khusus untuk mengadang kapal-kapal Belanda dan sekutunya. Nah, mereka kemudian memutuskan untuk memesan kapal selam mini pada sebuah pabrik senjata di Yogyakarta.
Kapal selam tersebut disebut-sebut hanya bisa dipakai satu awak yang berperan sebagai pengendali. Nah, sosok yang melakukan uji coba pertama pada kapal selam tersebut adalah Djodoe Ginagan, laki-laki asal Sibolga, Sumatera Utara yang juga lulusan sekolah teknik di Belanda.
Kapal selam ini kemudian dibangun di pabrik besi Watson dan selesai pada 1947. Dilengkapi dengan torpedo dengan panjang 5 meter warisan Jepang yang sebenarnya dibuat untuk pesawat, kapal selam ini juga memakai mesin dari kendaraan darat, yaitu truk FIAT 5 PK.
Saat dicoba di Kalibayem, kapal selam tersebut mampu mengapung dan menyelam. Sayangnya, saat torpedo ditembakkan, torpedo tersebut nggak bisa lepas dari kapal selam. Alhasil, kapal selam harus diperbaiki lagi. Sayangnya, nggak lama setelah itu Belanda mampu menguasai Yogyakarta dan kapal selam ini kemudian disita.
Nggak disangka ya, Millens, Rawa Kalibayem yang kini lebih populer sebagai spot mancing ternyata punya sejarah besar. (Arie Widodo/E05)
