BerandaHits
Selasa, 8 Des 2025 20:02

Politik Berbiaya Tinggi, Sumanto Sebut Sistem Pemilu Indonesia Sangat Liberal Sejak 2009

Ketua DPRD Jateng, Sumanto saat menjadi pembicara talkshow Optimalisasi Sistem Manajemen Antipenyuapan untuk Mewujudkan Jawa Tengah yang Berintegritas dan Kolaboratif belum lama ini. (DPRD Jateng)

Ketua DPRD Jateng Sumanto menyoroti sistem Pemilu di Indonesia yang dinilai sangat liberal sejak 2009, menjadikannya kompetisi elektoral berbiaya tinggi (high-cost politics).


Inibaru.id – Perdebatan mengenai sistem pemilu yang ideal di Indonesia memang tak pernah usai. Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, menyoroti bahwa sejak tahun 2009, Pemilu di Indonesia telah mengalami pergeseran menjadi sangat liberal dan identik dengan praktik politik berbiaya tinggi (high-cost politics).

Hal itu disampaikan Sumanto saat menjadi narasumber Talkshow "Optimalisasi Sistem Manajemen Antipenyuapan untuk Mewujudkan Jawa Tengah yang Berintegritas dan Kolaboratif" di Grhadika Bakti Praja Semarang.

Pertanyaan dari peserta yang menanyakan tingginya biaya yang dikeluarkan calon Kepala Desa saat nyalon menjadi pemicu pembahasan ini.

Kompetisi Liberal dan Proporsional Terbuka

Menurut Sumanto, sistem pemilu akan selalu diperdebatkan. (DPRD Jateng)

Sumanto mengungkapkan bahwa sistem pemilu akan selalu menjadi perdebatan panjang karena menyangkut masalah kompetisi elektoral yang saat ini cenderung liberal.

“Kalau kompetisi berarti liberal. Peraturan kita sebenarnya liberal, termasuk Pilkada dan Pileg. Ini yang menjadi permasalahan,” katanya.

Dia menambahkan, sistem proporsional terbuka yang berlaku saat ini dinilai lebih menguntungkan politisi yang memiliki dukungan finansial tinggi untuk lebih berpeluang memenangkan kursi.

“Perdebatannya mulai tahun 2009 sudah pure liberal UU kita tentang Pilkada, Pileg, Pilpres, sehingga ini akan terjadi perdebatan antara transparansi, jangan pilih kucing dalam karung dan biaya yang besar tadi,” papar Sumanto, mengingatkan bahwa rujukan harusnya tetap pada UUD 1945 dan Pancasila.

Sementara mengenai Pilkades, Sumanto menilai hal itu lebih kepada masalah kultur masyarakat, apalagi sistem yang berlaku saat ini adalah Pilkades melalui coblosan secara langsung. Dia membandingkan dengan sistem Pilkades di masa lalu yang jauh lebih sederhana.

Sumanto menegaskan bahwa para calon dan politisi daerah sebenarnya hanya menjadi pelaku dalam sistem yang sudah ada, sementara penentu kebijakan utama berada di pusat.

“Kalau biayanya mahal, kami juga yang susah sekarang. DPRD, Gubernur, Wakil Gubernur ini kan outsourcing, 5 tahunan dan biayanya mahal,” ujarnya.

Dia berharap ke depan perlu ada penyempurnaan yang mencari sistem Pemilu yang paling cocok diterapkan, dengan Pancasila dan UUD 1945 sebagai rujukan, agar praktik politik berbiaya mahal dapat dihindari. (Ike P/E01)



Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: