BerandaHits
Minggu, 13 Jun 2020 15:45

Lebih Sehat Naik Sepeda Statis atau Sepeda Biasa, ya?

Kini, semakin banyak orang yang hobi bersepeda di masa pandemi Covid-19. (Rodalink)

Bersepeda adalah salah satu kegiatan olahraga yang paling banyak diminati di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Nggak hanya menyenangkan untuk dilakukan, bersepeda juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Hanya, mana sih yang lebih sehat, naik sepeda biasa atau sepeda statis, ya?

Inibaru.id – Bersepeda akhir-akhir ini menjadi gaya hidup yang banyak diminati oleh masyarakat. Selain bertujuan menyehatkan badan, bersepeda juga dapat membantu menghilangkan stres. Bahkan, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan bersepeda sebagai salah satu olahraga yang baik untuk dilakukan oleh semua orang di masa pandemi Covid-19.

Manfaat bersepeda yang paling utama tentu saja adalah menyehatkan tubuh. Pasalnya, hampir semua bagian tubuh dan otot ikut terlibat saat kamu bersepeda. Sendi-sendi pada lengan dan tungkai juga ikut aktif, lo! Selain itu, bersepeda secara teratur dapat menurunkan kadar kolestrol jahat dalam darah, menguatkan otot jantung, dan menurunkan tekanan darah. Wah, banyak banget ya, manfaatnya!

Namun, perlu diketahui nih, bersepeda nggak harus ke luar rumah, lo. Kamu juga bisa memakai sepeda statis di dalam ruangan. Lantas, mana yang lebih baik, naik sepeda biasa atau menggunakan sepeda statis, ya?

1. Jumlah Kalori yang Dibakar

Jumlah kalori yang dibakar antara sepeda statis dan sepeda biasa. (bugaraga.com)

Studi di Harvard Medical School melaporkan ada beberapa jenis olahraga di pusat kebugaran yang dapat membakar kalori dengan lebih baik. Syaratnya, tempo latihan yang kamu lakukan harus konsisten.

Contohnya, seorang pria dengan berat 70 kilogram dapat membakar sebanyak 260 kalori dalam 30 menit dengan mengayuh sepeda statis menggunakan intensitas sedang dan sekitar 391 kalori selama 30 menit mengayuh sepeda dengan intensitas tinggi.

Sementara itu, bila mengayuh menggunakan sepeda biasa, pembakaran kalori akan lebih banyak. Hal ini bergantung pada kecepatan saat kamu mengayuh. Seperti contoh, pria dengan berat badan yang sama bisa membakar sampai 372 kalori ketika berada dalam kecepatan 14 sampai 16 mph, atau 446 kalori dalam kecepatan 16 sampai 19 mph. Aktivitas ini bisa dilakukan selama 30 menit.

2. Tingkat Kebugaran

Tingkat kebugaran antara sepeda statis dan sepeda biasa. (tokopedia)

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Council On Exercise (ACE), dihasilkan fakta bahwa dengan sepeda statis, denyut jantung dapat meningkat hingga 75 – 90 persen. Sayangnya, bersepeda statis nggak menuntut variasi gerakan otot-otot. Hanya otot hamstring yang kerjanya paling keras. Sementara itu, bersepeda biasa dapat memaksimalkan denyut jantung hingga 100 persen bila dilakukan dengan tepat.

3. Tingkat Kesulitan

Bersepeda bisa membantu membakar kalori karena gerakannya yang cukup aktif. (Flickr/potatowedge)

Dari kedua jenis sepeda, tingkat kesulitannya jelas sangat berbeda. Kesulitan utama menggunakan sepeda statis adalah mengatasi rasa bosan. Sebab, kamu hanya dapat melakukan gerakan yang itu-itu saja di tempat yang sama.

Sementara itu, dengan bersepeda biasa, kesulitan utamanya adalah medan atau jalan yang akan dilalui. Sebab, semakin sulit medannya, semakin menantang teknik-teknik yang harus dilakukan. Hal ini tentu bisa membuat latihan otot semakin maksimal.

4. Tingkat Kenyamanan

Tingkat kenyamanan antara sepeda statis dan sepeda biasa. (freepik.com)

Soal yang satu ini, sepeda statis jauh lebih unggul karena kamu nggak perlu pergi keluar untuk bersepeda. Kamu bisa melakukannya di dalam ruangan yang sejuk, sambil mendengarkan musik, atau menonton TV. Nah, nggak enaknya, kalau kamu nggak punya alatnya sendiri, harus datang dulu ke pusat kebugaran.

Sementara itu, kalau kamu memilih untuk bersepeda biasa, jauh lebih merepotkan karena harus berpakaian yang sesuai bila nggak pengin terbakar terik matahari. Kamu juga harus memakai helm dan masker. Selain itu, bersepeda di luar ruangan juga berisiko membuatmu jatuh atau mengalami kecelakaan.

Kendati demikian, keduanya sama-sama bermanfaat kok Millens asalkan rutin dilakukan. Kamu bisa memilihnya sesuai kebutuhan dan kenyamanan kamu. Selamat berolahraga! (Bri/IB07/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024