BerandaHits
Sabtu, 19 Jul 2024 17:00

Dear ASN, Jangan Gampang Marah saat Mendapati Pemberitaan Negatif!

Ilustrasi: membaca berita. (Unsplash)

Aparatur pemerintah diharapkan dapat mengendalikan emosi ketika membaca berita negatif. Pemberitaan negatif seharusnya dapat dikelola menjadi dukungan publik.

Inibaru.id - Sebagai aparatur pemerintah, menghadapi pemberitaan negatif memerlukan sikap yang bijaksana dan nggak emosional. Menurut Nur Imroatus Solihah, Konsultan Analis dan Research and Training Manager PT Indonesia Indikator, reaksi marah tidaklah produktif.

“Pemerintah nggak boleh baper (terbawa perasaan). Maksudnya adalah, kita tidak perlu marah ketika membaca berita dengan sentimen negatif mengenai pemerintah, namun kita perlu melihat berita-berita tersebut sebagai data, yang bisa dimanfaatkan untuk mengambil kebijakan,” ujarnya.

Hal ini disampaikan dalam Dialog Opini Publik Sinergitas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Mengelola Monitoring dan Analisis Berita yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah di Gigel Garden Kota Tegal pada Kamis, 18 Juli 2024.

Imroatus menegaskan pentingnya monitoring dan analisis berita untuk memahami informasi yang berkembang di masyarakat. Dengan cara ini, pemerintah bisa memilih isu dan pembicaraan publik yang perlu dianalisis dari berbagai aspek, seperti keberpihakan media, tokoh kunci, media yang paling banyak memberitakan, serta respons masyarakat.

Hal ini memungkinkan pemerintah untuk memberikan rekomendasi yang tepat kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait agar bisa menindaklanjuti permasalahan dengan efektif.

Dialog Opini Publik Sinergitas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Mengelola Monitoring dan Analisis Berita yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah di Gigel Garden Kota Tegal pada Kamis, 18 Juli 2024. (Diskominfo Jateng)

“Di era media sosial seperti saat ini, di mana masyarakat dengan bebas menyampaikan pendapatnya secara terbuka terhadap suatu pemberitaan, kita perlu melihat pemberitaan dari sudut pandang masyarakat. Sehingga, kita dapat membuat rekomendasi untuk SKPD terkait, agar menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan tepat,” tuturnya.

Teguh Imawan, Tenaga Ahli Pengelolaan Media Ditjen IKP Kemenkominfo menambahkan bahwa opini publik yang mengemuka di masyarakat harus dikelola dengan manajemen yang tepat.

“Opini publik perlu dikendalikan, jangan sampai opini publik menjadi tuntutan publik, tapi harus dikelola menjadi dukungan publik. Hal ini bertujuan untuk dapat memperoleh citra baik,” bebernya.

Kepala Diskominfo Jateng, Riena Retnaningrum, yang diwakili oleh Kepala Seksi Opini Publik, Danang Tri Hermawan juga menekankan pentingnya monitoring dan analisis berita untuk mengetahui isu yang berkembang di masyarakat. Dengan mengetahui isu sedini mungkin, pemerintah dapat menangani masalah dengan cepat dan tepat, serta mewujudkan pemerintahan yang responsif.

“Kegiatan monitoring dan analisis berita ini berfungsi sebagai sarana untuk memantau aduan masyarakat, sehingga bisa mewujudkan pemerintahan yang responsif. Selain itu, membantu kita mengevalusi kinerja yang telah dilakukan, dan tercipta kesepahaman antara pemerintah dan masyarakat, ” pungkasnya.

Dengan demikian, sikap yang bijaksana dan analitis terhadap pemberitaan negatif sangat penting bagi aparatur pemerintah. Alih-alih marah, pemerintah harus melihat berita negatif sebagai peluang untuk memperbaiki kebijakan dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat.

Hm, sepertinya bukan cuma ASN yang dilarang gampang baper dengan pemberitaan negatif. Semua profesi dan golongan juga harusnya lebih bijak dalam mengonsumsi berita. Betul, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024