Inibaru.id – Salah satu penyakit yang paling banyak diderita umat manusia adalah hipertensi alias tekanan darah tinggi. Maklum, data terbaru yang diungkap Prodiahi mengungkap bahwa per 2024, ada 1,28 miliar manusia dengan usia 30 sampai 79 tahun yang mengidapnya. Banyak banget, ya?
Nah, sebagian besar penderita hipertensi adalah negara-negara berkembang dan negara miskin. Oleh karena itulah, di Indonesia, bukan hal aneh menemui orang dengan masalah tekanan darah tinggi di lingkup keluarga, tetangga, atau bahkan rekan kerja.
Sayangnya, data terkait penderita tekanan darah tinggi di Indonesia nggak mudah untuk dikumpulkan. Bahkan, bisa jadi penderitanya sebenarnya jauh lebih banyak dari yang diperkirakan. Apalagi, hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah mitos tentang hipertensi. Salah satunya adalah anggapan kalau orang mudah marah tanda darah tinggi.
Biasanya sih, hal ini diungkap orang tua saat ada keluarga yang sedang marah atau nggak terima akan sesuatu. Kabarnya, kalau mereka nggak mau bersabar, maka bakal mudah terkena masalah darah tinggi. Beneran nggak, ya?
Terkait dengan mitos yang berkembang di masyarakat ini, Dokter Tunggul Situmorang menyebut hal ini nggak selalu tepat. Memang, dia mengakui kalau saat emosi atau marah, tensi bisa meningkat. Tapi, hal tersebut belum tentu bisa menyebabkan masalah hipertensi bagi seseorang.
“Kecuali kalau dia marah-marahnya karena badannya sudah terasa nggak nyaman akibat efek samping dari tekanan darah tinggi. Kalau marah-marah biasa, seharusnya nggak serta-merta seseorang bisa divonis terkena hipertensi," ucap Tunggul sebagaimana dilansir dari Detik, Jumat (17/5/2024).
Alih-alih percaya bahwa marah-marah bisa bikin darah tinggi, Tunggul menjelaskan soal hal-hal yang bisa bikin hipertensi, yaitu pola makan yang buruk dan suka memilih makanan nggak sehat, kurang gerak, kurang tidur, sering mengalami stress, dan lain-lain.
“Yang pasti, yang menentukan apakah seseorang itu hipertensi atau nggak kan hasil pemeriksaan dokter. Bukannya persepsi bahwa seseorang mudah marah-marah tandanya sudah hipertensi. Nggak tepat, itu,” lanjutnya.
Dalam beberapa kasus, melepaskan emosi malah bisa bikin stres hilang. Malahan, menahan emosi bisa jadi bikin stres meningkat dan akhirnya berujung pada hipertensi. Jadi berbahaya, kan?
Oleh karena itulah, jangan lagi mudah percaya mitos orang marah-marah bisa kena hipertensi, ya, Millens? Belum tentu tepat itu. (Arie Widodo/E05)