BerandaHits
Jumat, 15 Agu 2024 14:00

'All the Long Nights', Kisah Perjuangan Perempuan Mengatasi Masalah PMS

Film 'All The Long Nights'. (Bandai Namco Filmworks)

Di 'All The Long Nights', kamu nggak akan menemukan orang jahat. Saat menontonnya, kamu akan merasakan ketenangan melihat kehidupan orang-orang yang saling berinteraksi di sana.

Inibaru.id – Jepang memang kerap menelurkan film-film dengan tema yang nggak biasa namun relate dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah yang berjudul All the Long Nights yang dibintangi Mone Kamishiraishi.

Dari awal film, kita langsung disuguhi betapa menderitanya Misa Fujisawa yang diperankan Kamishiraishi saat gejala pre-menstrual syndrome (PMS) muncul setiap bulan. Selain badan yang terasa nggak karuan, emosinya juga nggak terkendali. Dia sampai mengalami masalah besar di tempat kerjanya yang baru gara-gara ini.

Di sisi lain, Takatoshi Yamazoe yang diperankan Hokuto Matsumura punya masalah serangan panik alias panic attack. Saking parahnya masalah kesehatan ini, Yamazoe sampai nggak bisa naik kereta atau potong rambut di barbershop.

Keduanya bertemu di tempat kerja yang baru dengan suasana yang nggak mengenakkan. Tapi, lambat laun keduanya jadi saling memahami masalah yang mereka alami. Meski tempat kerja mereka hanyalah perusahaan kecil, untungnya baik itu atasan ataupun karyawan lain nggak ambil pusing dengan masalah kesehatan yang mereka alami. Bisa dikatakan, mereka malah membantu keduanya mengatasi masalah tersebut dengan baik.

'All the Long Nights' bergenre slice of life. (Bandai Namco Filmworks)

Kalau kamu terbiasa menonton film atau dorama Jepang dengan genre slice of life, jelas bakal nyaman melihat film ini. Disutradari oleh Sho Miyake, film berdurasi 119 menit ini mengalir pelan menceritakan kehidupan sehari-hari Misa, Yamazoe, dan karyawan lain di perusahaan kecil tersebut.

Nggak ada konflik yang berarti di film ini. Bisa dikatakan, semua karakter di film tersebut diperlihatkan sebagai manusia yang punya sisi kasih sayang pada orang lain atau hal-hal yang terkait dengan mereka. Vibes film ini pun sangat tenang. Apalagi ditambah dengan scoring dan pengambilan gambar pemandangan khas kota besar di Jepang yang memanjakan mata, kamu bakal merasakan kenyamanan sebagaimana saat menonton film dengan genre sejenis seperti Perfect Days (2023), atau Our Little Sister (2015).

“Film ini memang nggak dibuat untuk menggambarkan ada orang atau sesuatu yang jahat, selain suara kecil di kepala yang menyebutmu nggak cukup baik,” tulis Jessica Kiang di Variety, (3/3/2024).

Yang pasti, kalau kamu nggak terbiasa dengan film bergenre slice of life yang menawarkan suasana healing atau ketenangan, bisa jadi bakal mengantuk atau merasa film ini terlalu lama. Tapi, kalau kamu benar-benar pengin tontonan setelah hari yang berat dan bikin stres, film ini bisa jadi pilihan yang tepat. Apalagi, aftertaste dari film ini benar-benar bisa bikin pikiranmu jadi tenang.

All the Long Nights bisa kamu tonton di Netflix, Dailymotion, dan sejumlah kanal resmi lainnya. Pastikan kamu menontonnya pas nggak capek banget atau pas ngantuk ya agar nggak ketiduran, Millens! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024

Dilema Membawa Anak ke Tempat Kerja

21 Nov 2024

La Nina Masih Berlanjut, BMKG Minta Kita Makin Waspada Bencana Alam

21 Nov 2024

Kematian Bayi dan Balita: Indikator Kesehatan Masyarakat Perlu Perhatian Serius

21 Nov 2024

Ketua KPK Setyo Budiyanto: OTT Pintu untuk Ungkap Korupsi Besar

22 Nov 2024

Menelisik Rencana Prabowo Pengin Indonesia Hentikan Impor Beras Mulai 2025

22 Nov 2024

Meriung di Panggung Ki Djaswadi, sang Maestro Kentrung dari Pati

22 Nov 2024

Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan, Itulah Prinsip Wabi-Sabi

22 Nov 2024

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

22 Nov 2024

Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?

22 Nov 2024

Rute Baru Semarang-Pontianak Resmi Dibuka di Bandara Ahmad Yani Semarang

22 Nov 2024

Bagaimana Sebaiknya Dunia Pariwisata Menghadapi Kebijakan PPN 12 Persen?

23 Nov 2024

Asal Mula Penamaan Cepogo di Boyolali, Terkait Peralatan Dapur

23 Nov 2024

Mengapa Warna Bangunan di Santorini Dominan Putih dan Biru?

23 Nov 2024

Kekerasan pada Perempuan; Siapa yang Salah?

23 Nov 2024

Wejangan Raden Alas: Warga Blangu, Sragen Dilarang Beristri Dua

23 Nov 2024

Alokasi Ditambah, Serapan Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah Capai 60,23 Persen

23 Nov 2024

Menguak Sejarah dan Alasan Penamaan Tulungagung

24 Nov 2024