BerandaHits
Jumat, 21 Nov 2024 14:19

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

Banyak orang yang membuat esai, cerita, tulisan dengan bantuan ChatGPT. (Istimewa)

Sebuah penelitian mengungkap bahwa cerita bikinan AI bisa bagus, tertata, logis, dan nyaris sempurna. Namun, tetap saja cerita bikinan AI nggak mampu membuat pembacanya terhanyut.

Inibaru.id - Salah satu yang bisa kita manfaatkan dari kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah bantuan untuk menulis artikel, cerita, bahkan puisi. Platform AI seperti ChatGPT yang merupakan AI generatif berupa percakapan berbasis teks itu bisa membuat tulisan dengan sangat baik, hampir seperti bikinan manusia.

ChatGPT yang digadang-gadang memiliki kecerdasan setara kemampuan kognitif manusia memang dibuat dengan konsep Large Language Model (LLM) sehingga memungkinkannya untuk mengerti, mempelajari, dan menerjemahkan sekumpulan data menjadi sebuah teks.

Karena kepandaiannya itu, nggak heran sekarang banyak sekali orang yang membuat esai, cerita, tulisan dengan bantuan ChatGPT. Sayangnya, nggak sedikit yang menggantungkan 100 persen tulisan dari hasil olahan AI tersebut.

Padahal, meski hasilnya terlihat sempurna, tulisan terutama cerita yang dihasilkan ChatGPT nggak bisa disamakan dengan bikinan manusia, Millens. Lalu, di mana letak perbedaannya? Hm, perbedaannya ada di "nyawa" dari tulisan itu.

Haoran "Chris" Chu, PhD, profesor hubungan masyarakat di Universitas Florida melakukan sebuah penelitian. Dia menganalisis tulisan atau cerita yang dibuat oleh AI

"AI pandai menulis sesuatu yang konsisten, logis, dan koheren. Namun mereka masih lebih lemah dalam menulis cerita yang menarik dibandingkan manusia," ucapnya dalam laman resmi Universitas Florida, dikutip Kamis (14/11/2024).

ChatGPT pandai menulis sesuatu yang konsisten, logis, dan koheren. (Getty Images)

Dalam studi yang terbit di Journal of Communication pada September 2024, Chu dan rekannya, Sixiao Liu, PhD dari University of Central Florida menguji bagaimana orang menilai cerita yang sama, tetapi ditulis manual oleh manusia dan dihasilkan oleh ChatGPT.

Hasilnya, cerita yang dihasilkan oleh ChatGPT cenderung dinilai rendah setelah mengetahui bahwa AI yang menulisnya. Meskipun dalam beberapa kasus cerita itu memang ditulis oleh manusia.

Dalam studi ini para peneliti berfokus pada dua elemen penting dalam sebuah narasi, yaitu countering dan transportasi.

"Transportasi adalah pengalaman yang sangat akrab. Rasanya begitu asyik dengan narasinya sehingga kamu tidak lagi merasakan kursi kaku di bioskop," ujar Chu.

"Cerita-cerita yang ditulis oleh AI nggak bisa membawa pembaca ke dalam dunia narasi. Ini merupakan alasan mengapa AI masih belum bisa menggantikan penulis manusia, terutama dalam dunia hiburan seperti penulis skenario Hollywood," tambahnya.

Nah, dari penelitian ini, seharusnya kita sadar bahwa cerita yang benar-benar indah, menyentuh kalbu, dan membuat pembaca terhanyut nggak bisa dibikin oleh AI. Penulis masih tetap memegang peranan untuk memberikan "nyawa" pada setiap tulisannya. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024