BerandaHits
Sabtu, 22 Nov 2024 15:28

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

Kecelakaan maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Kota Semarang. (RRI)

Dalam 8 tahun belakangan, setidaknya ada 5 kasus kecelakaan maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Kota Semarang. Adakah solusi demi mencegah kasus serupa terulang?

Inibaru.id – Kasus kecelakaan maut kembali terjadi di Ngaliyan, Kota Semarang, tepatnya di Jalan Prof. Hamka yang dikenal luas warga setempat sebagai Turunan Silayur pada Kamis (21/11/2024), sekitar pukul 17.15 WIB. Dua orang jadi korban meninggal dan 11 lainnya mengalami luka-luka pada kecelakaan yang melibatkan 13 kendaraan tersebut.

Kasus kecelakaan ini bermula dari truk tronton B 9674 KXS melaju kencang nggak terkendali dari arah selatan ke utara akibat rem blong. Meski sempat memberikan peringatan dengan memencet klakson panjang berkali-kali, truk tetap menabrak sejumlah kendaraan hingga akhirnya berhenti setelah menabrak beberapa ruko.

Akibat hantaman yang sangat keras, sejumlah kendaraan dan bangunan mengalami rusak parah. Di sejumlah video yang viral di media sosial pasca-kejadian, terlihat sejumlah orang tergeletak di jalanan.

Kasus kecelakaan maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang ini bukan kali ini terjadi. Dalam delapan tahun belakangan, setidaknya sudah lima kali terjadi kasus kecelakaan maut yang memakan banyak korban. Berikut adalah daftarnya:

· Kecelakaan truk barang pada Selasa (29/11/2016) akibat truk ngak bisa menguasai kendaraan di jalan turunan hingga menabrak belasan kendaraan. Kasus ini menyebabkan satu orang pengendara sepeda motor tewas.

· Sebulan setelahnya, tepatnya pada Jumat (30/12/2016), truk AD 1314 QG menabrak tiga sepeda motor di turunan Silayur dan menyebabkan satu pengendara meninggal dunia.

· Truk tronton membawa muatan aki menabrak dua mobil dan dua sepeda motor pada 25 Februari 2021 sore dan membuat satu pengendara sepeda motor tewas.

· Pada Rabu (7/6/2023), truk pengangkut tanah menabrak lalu menimpa sebuah mobil yang bikin dua orang tewas.

· Kecelakaan maut truk menabrak kendaraan dan ruko bangunan pada Kamis (21/11/2024) lalu.

Sudah ada lima kecelakaan maut yang terjadi di Turunan Silayur, Kota Semarang dalam delapan tahun belakangan. (Ideapers)

Dari lima daftar kecelakaan maut ini saja, terlihat ada pola kecelakaan yang mirip, yaitu kendaraan besar dengan muatan berat hilang kendali hingga akhirnya menabrak banyak kendaraan lainnya atau bangunan. Penyebabnya tentu saja yaitu kontur Turunan Silayur yang sangat curam.

Yang mengenaskan, sebenarnya pemerintah sudah memasang rambu yang isinya adalah informasi truk dengan muatan 8 ton atau lebih hanya boleh lewat dari pukul 23.00 – 04.00 WIB alias di waktu di mana lalu-lintas sedang sepi-sepinya. Tapi, realitanya seperti di kasus kecelakaan kemarin, terjadi di jam sibuk. Artinya, banyak pengendara truk yang melanggar aturan ini.

Artinya, penegakan aturan terkait dengan larangan truk melewati jalur tersebut pada siang hari harus benar-benar dilakukan demi mencegah kasus kecelakaan maut serupa terjadi. Selain itu, ada baiknya dibangun jalur penyelamat untuk menghentikan laju truk yang rem blong. Begitulah yang diungkap anggota dewan Kota Semarang, Millens.

“Kami minta ada jalur penyelamat di sekitar Silayur karena rawan kecelakaan,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono sebagaimana dilansir dari Antara, Jumat (22/11).

Selain itu, ada juga opsi lain membuat Turunan Silayur jadi lebih landai demi mencegah terjadinya kasus rem blong. Opsi ini pernah diterapkan area yang dulu dikenal sebagai jalur tengkorak lain di Kota Semarang, yaitu di Persimpangan Jalan Hanoman.

Yap, apa pun solusi yang diusulkan, sebaiknya segera dilakukan demi mencegah kembali terjadinya kecelakaan maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024