Inibaru.id – Jika dibandingkan dengan orang Indonesia, jumlah perokok di Jepang memang kalah banyak. Tapi, belakangan ada sebuah hal yang dipercaya pekerja di Jepang, yaitu merokok di tempat kerja bisa berimbas baik untuk karier mereka.
Data yang diungkap Thejapantimes pada 11 Agustus 2023 lalu, jumlah perokok di Jepang nggak sampai 25 persen dari populasi, turun jauh dari 48 persen populasi pada 2001. Itu pun kebanyakan didominasi oleh mereka yang ada di usia 30-an, 40-an, dan 50-an, bukannya generasi lebih muda.
Tapi, belakangan generasi lebih muda mulai mengadopsi kebiasaan merokok di tempat kerja, meskipun hanya mengisap satu atau dua batang saja saat sedang beristirahat. Mereka biasa melakukannya di atap gedung atau tempat-tempat lain yang memang nggak dilarang untuk merokok. Alasannya, selain bisa menghilangkan penat, rokok dianggap bisa membantu meningkatkan karier mereka.
Dari penelitian yang dilakukan penyedia layanan kesehatan dari Tokyo bernama Clinic For, terungkap bahwa 56 persen dari 521 responden meyakini jika merokok di tempat kerja bikin stres hilang dan membuat mereka bisa kembali bekerja dengan pikiran yang lebih segar.
Sebanyak 22 persen responden juga menyebut kebiasaan merokok bisa meningkatkan komunikasi antar-rekan kerja atau antara rekan dengan atasan. Bahkan, 37 persen menyebut jika diskusi dilakukan sembari merokok, bisa berjalan dengan lebih baik. Hubungan di antara para pekerja juga jadi lebih erat.
Untuk Bersosialisasi
Kok bisa begitu? Alasannya karena tempat merokok di Jepang yang terbatas sehingga mereka yang merokok sering berkumpul di tempat yang sama. Nah, sembari melakukannya, mereka pun akhirnya bisa mengobrol atau berdiskusi. Hal inilah yang membuat 74 persen dari responden percaya kalau merokok di tempat kerja bisa membuat karier dan jaringan kerja jadi lebih baik.
“Aku berhenti merokok setelah lulus kuliah. Tapi aku melakukannya lagi karena bosku di sini juga merokok. Sekarang aku memang hanya pekerja kontrak. Tapi aku harap dengan banyak berinteraksi dengan atasan, bisa jadi pekerja tetap. Setidaknya dengan merokok bersama mereka, mereka jadi mengenalku dan mengetahui kinerjaku,” ungkap Shu (24) sebagaimana dilansir dari SCMP, Minggu (23/6/2024).
Meski alasan yang diungkap Shu terkait dengan tren merokok di tempat kerja ini terkesan masuk akal, pihak Japan Society of Tobacco Control meyakini bahwa tren ini hanya akan bertahan sesaat.
“Aku pikir tren ini hanya akan berlangsung sesaat. Sekarang bahkan banyak pekerja muda yang menolak pergi ke bar untuk bercengkerama dengan atasannya karena nggak mau menghabiskan uang terlalu banyak. Padahal, harga rokok juga mahal. Anak muda juga kini semakin banyak yang lebih peduli dengan kesehatan mereka,” ucap ketua organisasi tersebut, Kyoichi Miyazaki.
Hm, kalau menurut kamu sendiri, apakah mungkin kebiasaan merokok di tempat kerja bakal bikin karier jadi lebih baik, Millens? (Arie Widodo/E10)