BerandaTradisinesia
Selasa, 22 Mei 2023 11:38

Sejarah Penamaan Kebumen, Awalnya dari Kabumian

Sejarah penamaan Kebumen. (Kumparan/Fikri Yoga Pratama)

Sebelum dikenal sebagai Kebumen, nama wilayah tersebut adalah Kabumian. Tapi, sebelum itu, wilayah tersebut dikenal sebagai Panjer. Seperti apa sih cerita sejarah wilayah ini?

Inibaru.id – Kebumen lebih dari sekadar kabupaten dengan pantai-pantai yang indah. Di sana, kamu juga bisa menemukan hal unik lainnya. Salah satunya adalah namanya yang cukup unik jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten di Jawa tengah lainnya.

Meski lokasinya jauh dari Yogyakarta ataupun Surakarta, nyatanya Kebumen memiliki kaitan erat dengan sejarah Kerajaan Mataram Islam. Bahkan, nama Kebumen sebenarnya terkait dengan Pangeran Mangkubumi.

Menurut Ullensentalu, Kamis (12/5/2023), sebelum dikenal sebagai Kebumen, nama dari wilayah ini adalah Kabumian. Tapi, sebelum Perjanjian Giyanti ditandatangani pada 1755, wilayah tersebut lebih dikenal sebagai Bagelen. Hal ini diungkap dalam buku Wetan Kali Kulon Kali karya Teguh Hindarto.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, nama Kebumen terkait dengan Pangeran Mangkubumi atau Pangeran Bumidirja, adik dari Sultan Agung Hanyokrokusumo. Dia nggak pernah memimpin Kerajaan Mataram karena setelah Sultan Agung nggak lagi memerintah, tampuk kepemimpinan dipegang oleh Sunan Amangkurat I.

Nah, Pangeran Mangkubumi nggak senang dengan kebijakan Sunan Amangkurat I yang cenderung dekat dan sering berkompromi dengan VOC. Hal ini tentu sangat kontras dengan kebijakan Sultan Agung, kakaknya, yang bahkan dengan berani memerangi kompeni.

Mengingat Sunan Amangkurat I kala itu tega menyingkirkan orang-orang yang berseberangan dengannya, Pangeran Mangkubumi pun memilih untuk pergi ke luar wilayah Kerajaan Mataram pada 1677. Dia pun mengganti namanya jadi Kiai Bumi dan tinggal di sekitar Panjer, tepatnya di utara Sungai Lukulo.

Nama Kebumen berasal dari Kabumian. (Kebumenekspress/Saefur Rohman)

Lambat laun, tempat di mana Kiai Bumi tinggal kemudian berubah menjadi sebuah padepokan. Banyak orang yang datang untuk belajar ke sana dan akhirnya memutuskan untuk menetap. Wilayah tersebut kemudian berubah menjadi desa.

Desa ini kemudian berubah menjadi kota kecil yang dikenal sebagai Kabumian yang berarti lokasi di mana Kiai Bumi tinggal. Tapi, lidah orang Jawa kemudian lebih terbiasa untuk menyingkatnya menjadi Kebumen.

Menariknya, sebelum mendapatkan status sebagai kabupaten, dulunya Kebumen masuk dalam wilayah Kabupaten Karanganyar. Tapi, Karanganyar yang dimaksud di sini beda dengan kabupaten yang ada di sebelah Kota Surakarta, Millens. Lokasinya ada di Kebumen yang kita kenal sekarang, bahkan lebih luas.

Setelah berdiri sejak Perang Jawa Berakhir (1830), Kabupaten Karanganyar dibubarkan pada 31 Desember 1935 dan masuk dalam wilayah Kabupaten Kebumen. Kini, Karanganyar bahkan hanya berstatus sebuah kecamatan di Kebumen.

Meski begitu, pihak pemerintahan Kabupaten Kebumen menetapkan hari jadi wilayah ini pada 21 Agustus 1629. Pada tanggal itulah, Panembahan Ki Bodronolo mendukung pasokan logistik bagi pasukan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung menyerang VOC di Batavia.

Sultan Agung kemudian mengangkat Ki Bodronolo sebagai Adipati Panjer. Dia pun dianggap sebagai pemimpin pertama Kebumen meski nama wilayahnya adalah Panjer.

Nggak disangka ya, sejarah penamaan Kebumen cukup unik, Millens. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: