Inibaru.id - Percakapan yang baik bisa mengubah segalanya. Lewat dialog yang tulus dan penuh rasa ingin tahu, kita belajar memahami apa yang membuat seseorang berpikir, merasa, dan bertindak.
Dari obrolan santai hingga perbincangan mendalam, percakapan adalah jembatan yang membentuk persahabatan seumur hidup, memperkuat hubungan, bahkan menumbuhkan cinta.
Kencan romantis atau hangout bareng sahabat mungkin bisa membuka hati seseorang. Akan tetapi, tanpa percakapan yang jujur dari hati ke hati, hampir nggak mungkin hati mereka terbuka. Untuk membuka ruang itu, mengajukan pertanyaan mendalam bisa menjadi kunci.
Namun, perlu diingat bahwa pertanyaan mendalam adalah ibarat pisau tajam yang jika nggak tepat sasaran, irisannya bisa terlalu dalam dan mengakibatkan "luka" yang serius. Maka, pertanyaan seperti apa yang diperlukan?
Mengapa Bertanya Itu Penting?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui bahwa pertanyaan adalah semacam undangan untuk membuka diri. Ketika kita bertanya, kita sebenarnya berkata, “Aku ingin tahu siapa kamu!”
Keingintahuan kita itu bisa dimaknai dalam dua hal, yakni hanya penasaran atau benar-benar ingin bertanya. Bagi sebagian orang, seseorang yang bertanya tentang dirinya bisa dimaknai sebagai bentuk perhatian yang bermakna. Maka, jangan sampai pertanyaan kita hanya dimaknai sebagai "sekadar penasaran".
Pertanyaan mendalam yang didasari empati akan melampaui basa-basi atau sekadar penasaran. Biasanya, pertanyaan ini akan berkutat seputar arti kebahagiaan, ketakutan terdalam, kenangan yang membekas, sampai mimpi yang belum terwujud.
Lewat pertanyaan-pertanyaan inilah hubungan berkembang menjadi lebih dekat, lebih hangat, dan lebih jujur. Pertanyaan ke satu orang dengan orang lain tentu saja berbeda, tergantung statusnya.
Contoh Pertanyaan berdasarkan Status
Berikut adalah contoh pertanyaan yang bisa kamu lontarkan ke pasangan, sahabat, atau seseorang yang baru kamu temui.
1. Pertanyaan untuk pasangan
Pertanyaan untuk pasangan biasanya menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan perasaan, kerentanan, dan harapan. Misalnya:
- Apa penyesalan terdalammu?
- Apa yang benar-benar membuatmu bahagia?
- Kapan terakhir kali kamu merasa tersesat?
- Apa yang kamu pikirkan saat sedang sendirian?
- Apa yang bisa membuatmu terpesona sampai tak bisa berkata-kata?
- Pernahkah salah satu ketakutan terburukmu benar-benar terjadi?
- Apa pelajaran paling penting yang kamu ambil dari hubungan masa lalu?
- Apa memori paling awal yang kamu bisa ingat?
- Bagaimana kamu mendefinisikan komitmen?
- Apa momen paling bahagia dalam hidupmu sejauh ini?
- Kapan terakhir kali kamu merasa benar-benar menjalani hidup sepenuhnya?
Pertanyaan seperti ini bisa membuka percakapan mendalam tentang nilai hidup, ketakutan, dan impian. Banyak pasangan sulit membahas topik sensitif, padahal kerentanan adalah bagian penting dari hubungan yang sehat.
Perlu diketahui, berani bertanya dan menjawab adalah langkah yang baik untuk menuju kedekatan yang lebih autentik. Maka, cobalah membuka diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
2. Pertanyaan untuk sahabat
Persahabatan yang kuat dibangun dari rasa saling percaya. Maka, yakinlah bahwa pertanyaan mendalam terhadap sahabat akan membantumu memahami bagaimana dia melihat diri sendiri dan dunia di sekitarnya.
Contohnya:
- Jika kamu bisa kembali ke masa lalu, nasihat apa yang akan kamu berikan pada dirimu yang lebih muda?
- Kualitas apa yang paling kamu hargai dalam seorang teman?
- Apa yang sedang menahanmu saat ini?
- Satu hal apa yang paling sering disalahpahami orang tentang dirimu?
- Kapan terakhir kali kamu menangis dan kenapa?
- Adakah hal yang menurutmu tidak bisa dimaafkan?
- Bagaimana kamu menenangkan diri saat sedang sedih?
- Apakah kamu suka menyendiri?
- Mana yang lebih sulit: mengatakan “maaf”, atau menerima permintaan maaf orang lain?
- Bagaimana kamu menghadapi konflik?
Kadang, meski merasa sudah mengenal sahabat selama bertahun-tahun, obrolan nggak cukup dalam karena kita nggak pernah menanyakan hal-hal penting seperti ini. Padahal, pertanyaan mendalam membantu hubungan pertemanan tumbuh lebih dewasa oleh kejujuran dan empati, lo!
3. Pertanyaan untuk kenalan baru
Saat bertemu orang baru, kita sering terjebak di pertanyaan standar seperti pekerjaan atau domisili. Padahal, percakapan ringan pun bisa lebih menarik tanpa harus terlalu pribadi. Untuk melakukannya, cobalah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Manakah yang mendominasi keputusanmu, emosi atau logika?
- Keputusan terbaik apa yang pernah kamu buat?
- Kamu introver atau ekstrover?
- Apa kenangan yang paling berharga bagimu?
- Adakah hal yang menurutmu terlalu serius untuk dijadikan lelucon?
- Seperti apa hari yang sempurna bagimu?
- Apa yang membuatmu terkesan?
- Apa satu kota penting yang menurutmu harus didatangi?
- Jika kamu bisa menjalani kehidupan yang sepenuhnya berbeda, seperti apa bentuknya?
- Apa hal yang sedang kamu abaikan?
- Bagaimana kamu merawat diri (self-care)?
Pertanyaan-pertanyaan ini ramah untuk orang baru, tetapi cukup dalam untuk menghasilkan percakapan yang menggugah.
4. Pertanyaan untuk orang random
Di suasana yang lebih santai seperti pesta, tempat nongkrong, kopdar komunitas, terkadang kita bertemu dengan orang "random" yang memaksa kita untuk ngobrol. Nah, saat situasi ini muncul, kamu bisa melontarkan pertanyaan ringan tapi mendalam berikut ini:
- Mengapa seni itu penting?
- Apa kutipan favoritmu?
- Buku apa yang mengubah hidupmu?
- Guilty pleasure apa yang pernah kamu lakukan?
- Hal tergila apa yang pernah kamu lakukan demi cinta?
- Jika dirimu di masa lalu melihat dirimu sekarang, apa yang akan dia katakan?
- Apa yang paling kamu rindukan dari masa kecil?
- Momen apa yang paling kamu nantikan?
- Apa theme song yang selalu kamu putar dalam segala situasi?
- Jika kamu bisa, apakah kamu ingin menjadi sangat terkenal?
Jenis pertanyaan ini memecah suasana canggung dan membuat obrolan jadi menyenangkan. Dari jawaban apa pun yang mereka katakan, kamu juga masih bisa menimpalinya dengan pendapatmu tanpa menceritakan tentang dirimu terlalu detail.
5. Bonus, pertanyaan reflektif untuk siapa saja
Pertanyaan reflektif acapkali menarik untuk dilontarkan tanpa melihat siapa yang kita ajak bicara. Karena bertujuan untuk membantu kita mengenali nilai dan pandangan hidup mereka, pertanyaan ini sebaiknya dilontarkan saat suasananya kondusif. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Apakah kamu percaya bahwa seseorang bisa terlahir jahat?
- Apa yang ingin kamu wariskan untuk dikenang?
- Satu hal apa yang kamu harap kamu salah tentangnya?
- Bagaimana kamu mendefinisikan kesuksesan?
- Kapan kamu merasa paling bebas?
- Apa yang membuatmu patut diperjuangkan sampai "layak mati" untuknya?
- Apakah kamu percaya bahwa setiap orang punya tujuan hidup?
- Apakah kamu percaya kebetulan?
- Situasi apa yang membuatmu memikirkan kematian?
- Adakah pertanyaan yang membuatmu sulit tidur?
Pertanyaan seperti ini biasanya muncul ketika percakapan sudah lebih akrab. Jadi, berbeda dengan bertanya untuk orang random saat awal bertemu, pertanyaan-pertanyaan ini lebih baik ditanyakan saat obrolan sudah cukup akrab, karena jawabannya akan jauh lebih filosofis, bahkan mungkin dramatis.
Daftar pertanyaan tersebut bukanlah hal yang bisa dilontarkan sekaligus. Namun, kamu bisa menjadikannya sebagai stok pertanyaan jika sewaktu-waktu kamu kehabisan kata-kata untuk mendekatkan diri dengan pasangan, sahabat, atau orang random yang baru saja kamu temui.
Yang perlu diingat, banyaknya pertanyaan bukanlah patokan, karena itu hanyalah panduan. Dalam upaya membuka obrolan mendalam, justru rasa ingin tahu yang tulus dan keterbukaan hati untuk mendengarkanlah yang terpenting, yang ditopang dengan pertanyaan yang tepat dan sesuai situasi. Sepakat? (Siti Khatijah/E10)
