inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Dua Versi Asal Usul Desa Kaliwungu Kudus, Mana yang Sahih?
Minggu, 18 Okt 2020 14:00
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Makam Ki Rogo Moyo, ulama yang dipercaya menyebarkan agama Islam di Kaliwungu sekaligus maestro rumah Adat Kudus. (Rabo Sipan)

Makam Ki Rogo Moyo, ulama yang dipercaya menyebarkan agama Islam di Kaliwungu sekaligus maestro rumah Adat Kudus. (Rabo Sipan)

Desa Kaliwungu berada nggak jauh dari Menara Kudus. Jika diartikan secara harfiah, Kaliwungu berarti sungai yang airnya berwarna ungu. Yang menarik, ada dua versi mengenai penamaan desa ini. Yuk, simak!

Inibaru.id – Kalau kebetulan tengah melihat-lihat peta daerah Kudus, kamu bakal menemukan Desa Kaliwungu. Jaraknya juga nggak terlalu jauh dengan objek wisata Menara Kudus. Cukup berkendara kurang dari 10 menit ke arah Jepara, kamu bisa sampai ke sana.

Secara harfiah, Kaliwungu berasal dari kata “kali” (sungai) dan “wungu” atau ungu. Jika disatukan, Kaliwungu berarti sungai yang berwarna ungu. Ada dua versi perihal asal-usul penamaan ini, Millens.

Pertarungan Arya Penangsang dengan Sultan Hadirin

Konon, lokasi pertarungan Arya Penangsang dan Sultan Hadirin berada di sekitar Menara Kudus. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)
Konon, lokasi pertarungan Arya Penangsang dan Sultan Hadirin berada di sekitar Menara Kudus. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Versi pertama ini berhubungan berkaitan dengan pertarungan antara Sultan Hadirin dan Arya Penangsang. Konon, kedua tokoh itu berselisih paham dan merebutkan tahta kerajaan Mataram. Pertarungan sengit pun nggak bisa dihindari.

Lokasi yang dipercaya menjadi tempat pertempuran yaitu di sekitar Menara Kudus. Arya Penangsang keluar sebagai pemenang. Sultan Hadirin kala itu tertusuk pedang pada bagian perut. Dia kemudian lari ke arah Jepara namun masih saja dikejar Arya Penangsang.

Sultan Hadirin terus berjalan tertatih dengan menahan rasa sakit menuju rumah istrinya yaitu Ratu Kalinyamat di Jepara. Di tengah perjalanannya, Sultan Hadirin menemukan sebuah sungai yang jernih.

Dia menggunakannya untuk membasuh luka. Saking banyaknya darah yang mengucur, warna air sungai menjadi keunguan. Daerah itu kemudian disebut Kaliwungu.

Kejadian ini pula yang mamantik mitos bahwa orang Jepara nggak boleh menikah dengan orang Kudus. Duh, jadi ke mana-mana kan akibatnya?

Sendang dan Pohon Ungu

Dilansir dari ISK, versi kedua penamaan Kaliwungu diambil dari adanya kali yang ditumbuhi pohon Wungu.

Jadi, di Desa Kaliwungu terdapat sendang atau mata air, Millens. Dulu, airnya sangat berlimpah bahkan sampai membentuk aliran sungai. Masyarakat menjadkannya tempat berkumpul dan sumber mata air. Di dekat sendang tersebut terdapat pohon Wungu.

Disebut pohon Wungu karena warna gerah dan bunganya ungu. Orang-orang kemudian menyebutnya Desa Kaliwungu.

Kini, situs tersebut telah dipugar dan dijadikan objek wisata di Desa Kaliwungu. Meskipun versi kedua ini tampak nyata, karena situsnya masih ada, versi pertama lebih popular. Mungkin karena sejarah akan selalu tampak hebat jika diwarnai kesaktian para tokoh-tokohnya.

Hm, kalau kamu lebih percaya versi pertama atau versi kedua nih, Millens? (ISK/IB21/E03)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved