BerandaTradisinesia
Senin, 7 Des 2025 09:01

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

Ratusan kain batik yang ditumpuk di atas pusara Makam Mbah Lancing. (X/Syaeful Cahya)

Konon, peziarah sengaja meletakkan kain batik di atas pusara Makam Mbah Lancing sebagai tanda terima kasih. Mengapa mereka melakukannya, ya?

Inibaru.id - Kalau kamu sedang main ke Kebumen dan butuh tempat untuk menenangkan diri sambil menikmati suasana religi khas pesisir selatan Jawa, coba deh mampir ke Makam Mbah Lancing. Lokasinya ada di Bedahan Wetan, Kecamatan Mirit.

Dari luar, kompleknya tampak seperti bangunan joglo kuno yang dijaga rapi. Tapi begitu melangkah ke dalam, kamu bakal menemukan hal yang bikin tempat ini benar-benar beda dari makam-makam lain.

Begitu masuk ke cungkup bergaya joglo, kamu mungkin akan sedikit bingung. Di dalam bangunan yang dipenuhi ukiran kayu ini, ternyata nggak ada makam sama sekali. Hanya ada ruang kosong dengan karpet beludru tempat peziarah duduk bersila sambil berdoa. Tulisan “Makam Eyang Agung Lancing” di ujung ruangan menjadi petunjuk bahwa makam yang sebenarnya bukan di dalam bangunan tersebut.

Ternyata, pusara Mbah Lancing berada di bagian belakang, di area terbuka tanpa atap. Di sinilah keunikan makam ini terlihat jelas. Batu nisannya hampir tak tampak karena tertutup tumpukan kain batik yang menggunung. Bukan satu dua, tapi puluhan hingga ratusan kain menutupi pusara sang wali.

Konon, kain-kain yang disebut sinjang ini adalah bentuk rasa syukur dari para peziarah. Mereka meletakkan kain setelah doanya terkabul, entah soal jabatan, hajat pribadi, sampai urusan rezeki.

Ritual untuk meletakkan kainnya pun nggak bisa sembarangan. Peziarah harus meminta izin kepada juru kunci, Pak Ahmad Kamdi dulu. Lebih dari itu, kain yang dipersembahkan tidak boleh kain yang dibeli di pasar. Biasanya, juru kunci akan meminta seorang perempuan tertentu untuk membuatkan kain batik khusus sebagai persembahan, mengikuti tradisi lama yang dijaga turun-temurun.

Siapa Mbah Lancing?

Peziarah sedang berkunjung ke Makam Mbah Lancing. (X/Syaeful Cahya)

FYI aja nih, Mbah Lancing punya nama asli Abdulloh Iman, cucu dari tokoh yang disebut Kyai Keti Joyo. Julukan “Lancing” datang dari kebiasaannya memakai kain batik sebagai ikat kepala (lancingan) kemana pun ia pergi.

Masyarakat setempat meyakininya sebagai seorang wali yang ikut berperan dalam penyebaran Islam di pesisir selatan Jawa. Bersama Mbah Kyai Marwi, ia juga diyakini jadi perintis permukiman awal di wilayah Mirit.

Tak heran jika pada malam Jumat Kliwon, area makam ini begitu ramai. Banyak peziarah memilih bermalam untuk membaca tahlil dan yasin hingga menjelang subuh. Menjelang pemilu, para calon legislatif pun sering datang berziarah untuk memanjatkan doa. Hal ini jadi semacam tradisi yang sudah berlangsung lama di Kebumen.

Meski terkenal sebagai makam keramat, tempat ini tetap terbuka untuk siapa saja tanpa tiket masuk. Kalau kamu tertarik untuk melihat langsung, cukup menjaga sopan santun dan meminta izin kepada juru kunci.

Kalau kamu pecinta wisata budaya dan religi, Makam Mbah Lancing ini wajib masuk daftar kunjunganmu. Unik, penuh nilai sejarah, dan punya atmosfer yang bikin hati adem, Gez! (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: