Inibaru.id - Fenomena La Niña telah tiba di Indonesia dan diperkirakan bertahan hingga awal tahun depan, lalu melemah secara bertahap hingga Maret 2026. BMKG memprediksi, fenomena ini memicu cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai, khususnya oleh para orang tua untuk melindungi anak-anaknya.
Pada Dasarian III November, indeks ENSO tercatat pada angka -0,80, yang menandakan La Niña Lemah. Kondisi ini berpotensi meningkatkan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, khususnya di Indonesia bagian tengah dan timur.
“Kondisi ENSO La Nina Lemah menunjukkan potensi peningkatan hujan tinggi hingga sangat tinggi (>150mm/dasarian) di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur,” tulis BMKG melalui Instagram (3/12/2025).
Di saat yang sama, indeks IOD Negatif juga terpantau berada pada angka -0,36, yang berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
Yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
Kombinasi La Niña dan IOD Negatif ini membuat sejumlah wilayah berisiko tinggi mengalami cuaca ekstrem, mulai dari banjir, longsor, angin kencang, hingga penyakit musiman yang rentan menyerang anak-anak. Inilah yang perlu diperhatikan para orang tua. Apa saja?
1. Jaga kesehatan anak dari penyakit musim hujan
Perlu diketahui, curah hujan tinggi berpotensi membuat anak berpotensi mengalami risiko Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), demam berdarah, diare, tifus, atau infeksi kulit akibat udara yang lembap.
Tips untuk orang tua:
- Pastikan anak mendapat tidur yang cukup dan nutrisi seimbang;
- Gunakan pakaian hangat saat udara lembap dan dingin;
- Tambahkan asupan cairan dan vitamin C;
- Jaga kebersihan rumah, terutama area yang mudah lembap;
- Berikan vaksinasi rutin, termasuk influenza jika diperlukan.
2. Cegah anak bermain di genangan atau air banjir
Anak-anak kerap tergoda bermain air saat hujan turun. Namun, perlu diingat bahwa air banjir mengandung banyak bakteri berbahaya. Risiko yang perlu dihindari antara lain leptospirosis, infeksi kulit, atau diare akibat kontaminasi air kotor.
Solusi:
- Tegaskan aturan "nggak bermain di luar saat hujan deras"; dan
- Sediakan aktivitas indoor yang menyenangkan (lego, puzzle, menggambar).
3. Waspadai risiko longsor dan pohon tumbang
Beberapa wilayah terdampak La Niña memiliki topografi rawan bencana, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku, Papua Tengah, Kalimantan, NTT, dan NTB. Maka, jika memiliki rumah di dekat tebing atau pohon besar, waspadailah risiko longsor dan pohon tumbang.
Yang harus dilakukan:
- Hindarkan anak bermain di luar saat hujan deras dan angin kencang;
- Periksa pohon di sekitar rumah, jika miring atau lapuk, laporkan ke RT atau dinas terkait; dan
- Siapkan jalur evakuasi keluarga.
4. Perhatikan kebersihan air minum dan makanan
Pada musim hujan, kontaminasi air lebih mudah terjadi.
Tips aman:
- Pastikan air minum direbus hingga mendidih;
- Simpan makanan dalam wadah tertutup;
- Hindari jajanan jalanan saat cuaca ekstrem; dan
- Ajarkan anak selalu mencuci tangan.
5. Siapkan perlengkapan darurat untuk anak
Cuaca ekstrem kadang menyebabkan listrik padam atau gangguan mobilitas.
Maka, pastikan di rumah tersedia:
- Obat-obatan dasar anak;
- Minyak kayu putih/balm anak;
- Jas hujan dan payung kecil;
- Senter kecil;
- Selimut hangat;
- Botol air minum higienis; dan
- Bagi anak sekolah, bekali mereka dengan jas hujan yang ringan dan anti-air.
6. Batasi aktivitas di luar ruangan dan pantau peringatan BMKG
Kamu perlu aktif memantau peringatan dini dari BMKG. Ketika ada potensi hujan ekstrem atau angin kencang, tunda aktivitas luar ruangan seperti berenang, bersepeda, atau bermain di taman.
Gunakan aplikasi:
- Info BMKG;
- Media sosial resmi BMKG; dan
- Media sosial lokal untuk update banjir/listrik padam.
7. Tetap tenang tapi waspada: ajari anak tindakan aman
Anak-anak perlu diberi pemahaman sederhana tentang keselamatan.
Maka, ajarkanlah:
- Tidak berteduh di bawah pohon saat hujan deras;
- Tidak menyentuh kabel listrik jatuh;
- Segera masuk rumah jika petir menyambar; dan
- Menyebutkan alamat rumah untuk kondisi darurat.
Periode cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga awal tahun mendatang membutuhkan kewaspadaan ekstra, terutama bagi para orang tua. Meski BMKG menyebut dampaknya nggak selalu signifikan, curah hujan tinggi tetap berpotensi memicu berbagai risiko.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, kamu dapat melindungi anak-anak dari bahaya, menjaga kesehatan mereka, sekaligus membantu si kecil beradaptasi dengan situasi cuaca yang nggak menentu. (Siti Khatijah/E10)
