Inibaru.id – Brug Bodol Bumiayu dikenal sebagai salah satu lokasi di mana kecelakaan parah sering terjadi. Banyak warga yang kemudian mengaitkan kasus-kasus kecelakaan tersebut dengan cerita mistis dan sejarah mengerikan dari jembatan tersebut.
Salah satu kasus kecelakaan yang paling parah di Brug Bodol Bumiayu terjadi pada Selasa (11/12/2018) lalu. Truk tronton mengalami rem blong dan menabrak sejumlah kendaraan lain, termasuk sepeda motor. Akibatnya, lima orang tewas dan tujuh orang luka-luka.
FYI, Millens, ‘brug’ adalah istilah Bahasa Belanda untuk jembatan. Sementara itu nama ‘bodol’ di sini bukan berarti ‘rusak’ dalam Bahasa Jawa, melainkan berasal dari kata lain, yaitu ‘podol’ yang berarti jeroan.
Mengapa begitu? Selain kecelakaan mengerikan pada 2018 tersebut, banyak kecelakaan mengerikan lain yang memakan korban jiwa atau luka berat.
Banyak korban yang tewas dengan kondisi isi perut atau jeroannya terburai. Karena itulah, nama jembatan tersebut kemudian disebut sebagai brug bodol.
Sudah Ada Sejak Zaman Belanda
Menurut keterangan Niken Adellia Agustin, siswa SMAN 1 Bumiayu sebagaimana dikutip dari Galuh Purba: Antalogi Cerita Rakyat Brebes Selatan yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah pada 2018, warga setempat percaya jika banyaknya kecelakaan mengerikan di sana karena adanya kutukan pada brug bodol.
“Mungkin ada kutukan, makanya setiap melintasi jembatan tersebut, harus permisi dulu dengan membunyikan bel atau klakson Itu adalah nasehat yang selalu diwanti-wanti oleh orang tua yang bertempat tinggal di sekitar jembatan tersebut kepada anaknya,” ungkapnya.
Lantas, dari mana kutukan itu berasal? Konon, cerita ini berawal dari masa penjajahan. Kala itu, ada banyak tentara Belanda yang pengin menikah dengan perempuan pribumi tapi mendapatkan larangan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Mereka pun sering melanggar larangan tersebut dengan menikah secara sembunyi-sembunyi, menjadikan perempuan pribumi sebagai istri simpanan, atau bahkan membuat mereka menjadi asisten rumah tangga.
Tapi, ada satu laki-laki Belanda yang berani secara terang-terangan menikahi perempuan pribumi secara resmi. Hal ini memicu kemarahan pemerintah kolonial. Pasangan tersebut ditangkap dan kemudian dijadikan tumbal pendirian jembatan. Sebelum meninggal, pasangan tersebut konon mengeluarkan kutukan bahwa jembatan tersebut bakal memakan banyak korban jiwa.
Brug bodol yang asli sejak zaman Belanda memang sudah dirubuhkan karena dianggap memiliki desain yang nggak aman dan diganti dengan jembatan yang baru pada 1970-an oleh pemerintah Indonesia. Tapi, kutukan ini tetap dipercaya masyarakat hingga sekarang.
Meski begitu, jika ditelaah, kontur jalan di sekitar brug bondol yang naik turun dan berkelok-kelok memang membuatnya jadi jalur yang rawan kecelakaan. Apalagi jika ada pengendara yang nggak berpengalaman atau tidak berhati-hati saat melaluinya.
Apapun itu, kutukan brug bondol Bumiayu ini cukup seram ya, Millens? (Arie Widodo/E05)