BerandaTradisinesia
Kamis, 4 Okt 2017 16:38

Robo-Robo, Makan Bareng Simbol Pemersatu

Robo-Robo di Sungai Mempawah. (Wikimedia)

Robo-robo selain sebagai peringatan kedatanganpenyebar Islam juga jadi siimbol pemersatu masyarakat di Mempawah, Kalbar.

Inibaru.id – Tak akan ada habisnya bila kita berbicara mengenai kekayaan budaya Nusantara, termasuk di dalamnya tradisi-tradisi yang dijalankan masyarakat. Satu lagi tradisi khas datang dari wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), tepatnya di Mempawah. Namanya Robo-robo.

Tradisi tersebut bisa dijadikan atraksi wisata. Seperti ditulis  Julian Alsen di GNFI (3/10/2017), tradisi Robo-robo terdekat bakal diselenggarakan warga Desa Peniti di aliran Sungai Mempawah pada 15 November 2017 mendatang.

Kalau berminat datang dan melihat langsung simak dulu apa sebenarnya Robo-robo itu.

Dikutip dari wikiwand.com, Robo-robo adalah upacara tolak bala oleh masyarakat Kota Mempawah, Kalbar. Upacara ini digelar pada hari Rabu pekan terakhir bulan Safar berdasarkan almanak Hijriah, yang tahun ini jatuh pada bulan November.

Baca juga: Simbol-simbol Kehidupan dalam Benang Bintik

Pada awalnya acara ini digelar untuk menyambut Opu Daeng Menambon dari Kerajaan Matan (Martapura) di Kabupaten Ketapang ke Kerajaan Mempawah di Kabupaten Pontianak pada 1737 M atau 1448 H. Opu Daeng Menambon adalah keturunan Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan yang datang ke Mempawah untuk menyebarkan Islam.  Selain menyebarkan agama Islam, dia juga membangun Mempawah dengan menjadi seorang raja di Kerajaan di Mempawah.

Ritus Robo-robo dimulai saat Opu Daeng Menambon beserta keluarga, serta penggawa dan pengawal berangkat dari Desa Benteng, Mempawah menggunakan perahu bidar.  Perahu bidar adalah perahu kerajaan dari Istana Amantubillah. Perahu tersebut berlayar menuju muara sungai Mempawah yang berada di Desa Kuala, Mempawah dengan jarak tempuh sekitar satu jam perjalanan. Pelayaran keluarga kerajaan ini diiringi dengan 40 perahu.

Saat masuk Muara Kuala Mempawah, rombongan tersebut disambut gembira oleh masyarakat Mempawah. Sambutan tersebut dilakukan dengan memasang berbagai kain warna-warni dan kertas di rumah penduduk yang berada di pinggir sungai. Karena kedatangan rombongan tersebut bertepatan dengan bulan Safar, maka masyarakat Mempawah memperingatinya sebagi upacara tolak bala, karena masyarakat Mempawah yakin pada bulan Safar banyak diturunkan bala.

Baca juga: Temukan Kerukunan Antar-Umat Beragama dan Budaya di Rumah Panjang

Setelah azan dan membaca doa tolak bala, masyarkat melakukan ritus buang-buang  sesaji, biasanya selepas zuhur.

Sesajian terdiri atas beras kuning, setanggi, dan bertih (beras yang disanggrai).  Bertih melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan dan setanggi melambangkan keberkahan. Ritus buang-buang adalah bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap sungai dan laut sebagai sumber kehidupan. Setelah itu, warga makan saprahan atau makan bersama di halaman depan Istana Amantubillah.

Sekarang, Robo-robo selain digelar untuk menolak bala, juga untuk mengenang hari wafatnya Opu Daeng Menambon. Sebagai pemeriah acara, warga menggelar hiburan tradisional seperti jepin, tundang atau pantun berdendang, dan lomba perahu bidar.  Warga keturunan Bugis di Kalbar bisanya memperingati Robo-robo dengan makan bersama keluarga di halaman rumah. (PA/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: