BerandaTradisinesia
Sabtu, 23 Jun 2023 11:58

Pasar Malam, Hiburan Rakyat Sejak Zaman Penjajahan

Pasar malam, hiburan rakyat yang sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda. (Media Indonesia/Ramdani)

Pasar malam yang sering hadir di lapangan atau taman-taman ternyata sudah ada di Nusantara sejak zaman penjajahan Belanda, lo. Simak yuk bagaimana ceritanya!

Inibaru.id – Siapa sih yang nggak senang dengan kehadiran pasar malam di dekat tempat tinggal? Begitu pasar malam digelar, warga sekitar biasanya langsung mendatanginya untuk bermain di sejumlah wahana. Terkadang, mereka juga datang untuk menikmati jajanan yang tersedia atau berbelanja barang-barang dengan harga terjangkau.

Kamu tahu nggak kalau pasar malam ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda? Hal ini diungkap oleh dosen Jurusan Sejarah dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Heri Priyatmoko. Keberadaan pasar malam diketahui sudah ada sejak awal abad ke-20 alias awal 1900-an, Millens.

Pasar malam muncul akibat efek dari hadirnya listrik di Nusantara, tepatnya sejak akhir abad ke-19. Awalnya, listrik baru dipakai untuk kebutuhan operasional pabrik gula dan pabrik teh. Tapi, lambat laun, pemerintah Hindia Belanda mulai menyediakan listrik untuk kebutuhan umum melalui perusahaan swasta bernama N V. Nign.

Setelah itu, s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB) dibentuk sebagai perusahaan listrik yang dikelola langsung pemerintah pada 1927. Listrik pun semakin mudah dijangkau masyarakat, khususnya di kawasan perkotaan.

Pusat kota yang sudah dilengkapi dengan penerangan menarik perhatian banyak orang di malam hari. Karena banyak orang yang berkumpul, sejumlah orang pun memanfaatkan hal tersebut untuk berjualan.

“Pasar malam muncul sebagai titik hiburan di pusat kota. Masyarakat dari kawasan pinggiran kemudian menganggapnya sebagai peluang untuk mendapatkan penghidupan. Mereka pun berjualan barang-barang dan makanan ringan di sana,” ungkap Heri sebagaimana dilansir dari GNFI, Rabu (14/6/2023).

Perputaran ekonomi di pasar malam cukup tinggi. (Depostbali/Pinterest)

Layaknya pada masa sekarang, pasar malam pada zaman dahulu juga nggak bersifat permanen. Seringkali, hanya muncul pada event-event atau perayaan tertentu saja. Tapi, perputaran uangnya ternyata cukup besar. Peluang inilah yang kemudian dilihat banyak pelaku ekonomi di kota-kota lainnya di Indonesia. Pasar malam pun kemudian menyebar dan nggak hanya hadir di kawasan perkotaan, melainkan juga di pedesaan.

Omong-omong, pasar malam yang kali pertama digelar di Nusantara berada di Pasar Gambir. Lokasinya ada di Koningsplein atau yang kini lebih dikenal sebagai Lapangan Monas. Sejak 1906, pasar malam ini digelar sebagai perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina.

Setelah itu, pasar malam juga muncul di daerah-daerah lain seperti di depan Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Biasanya, pasar malam tersebut digelar saat perayaan Maulid Nabi Muhammad dan dikenal dengan sebutan Sekaten.

Kini, pasar malam bisa hadir di lapangan-lapangan pedesaan atau kecamatan. Kedatangan mereka nggak selalu karena ada event atau perayaan tertentu. Yang pasti, begitu informasi tentang keberadaan pasar malam menyebar, masyarakat akan segera berdatangan untuk menikmati berbagai macam hiburan di sana.

Kalau kamu, biasanya bakal ngapain saja kalau ada pasar malam hadir di dekat tempat tinggalmu, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: