BerandaTradisinesia
Senin, 28 Mei 2023 17:00

Kala Simpang Lima Semarang Dibangun Karena Soekarno Kesal

Lapangan Simpang Lima Semarang. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Tahu nggak, salah satu alasan yang membuat Simpang Lima di Kota Semarang dibangun adalah karena Soekarno kesal. Seperti apa sih ceritanya?

Inibaru.id – Simpang Lima kini dikenal sebagai salah satu pusat keramaian di Kota Semarang. Di sana, terdapat Lapangan Pancasila berukuran besar yang selalu ramai pada akhir pekan. Di area yang ditumbuhi rumput dan pepohonan itu pula, kamu bisa nongkrong atau melakukan kegiatan olah raga.

Bentuknya memang seperti alun-alun kota pada umumnya, tapi, Simpang Lima bukanlah alun-alun pertama di Ibu Kota Jawa Tengah. Soalnya, alun-alun aslinya ada di dekat Pasar Johar, tepatnya di depan Masjid Kauman Semarang.

Tapi, karena Pasar Johar terus berkembang menjadi pusat perekonomian, lambat laun semakin banyak pedagang yang berjualan di alun-alun tersebut. Pada akhirnya, fungsi utama alun-alun yang disebut-sebut sudah eksis sejak abad ke-17 tersebut sebagai ruang publik akhirnya hilang.

Proyek pembangunan Simpang Lima dilakukan pada 1965 sampai 1969 silam. Ide dari pembangunan Simpang Lima juga tercetus oleh Sang Putra Fajar, Millens. Hal ini terangkum dalam buku Kota Semarang dalam Kenangan yang dibuat oleh Jongkie Tio.

Menurut buku tersebut, terungkap bahwa Soekarno gerah saat tahu alun-alun yang ada di depan Masjid Kauman Semarang berubah fungsi jadi tempat dagang. Bentuk lahan yang kaya akan nilai sejarah itu juga sudah nggak karuan.

Simpang 5 jadi ruang publik yang selalu ramai di Kota Semarang. (Inibaru.id/Audrian F)

Ternyata, kekesalan Soekarno juga dialami para ulama Masjid Kauman yang sudah jengah melihat perubahan fungsi lokasi tersebut sejak lama. Mendengar keluhan mereka, Soekarno pun mantap memerintahkan pembangunan alun-alun lain.

“Soekarno sangat kesal dengan hal ini. Dia kemudian meminta pembentukan tim untuk membangun alun-alun baru untuk Kota Semarang. Kawasan Simpang Lima yang kemudian dipilih jadi lokasinya,” ungkap salah seorang warga Kota Semarang yang kini berusia 71 tahun, Sri Aji sebagaimana dikutip dari Tribunjateng, Rabu (4/1/2023).

Jangan bayangkan kawasan Simpang Lima kala itu sudah maju seperti sekarang. Pada 1965, kawasan tersebut masih berupa rawa dan dipenuhi oleh kangkung. Nggak ada satu pun bangunan yang berdiri di sana.

Meski begitu, penelitian yang dilakukan tim pembangunan alun-alun baru Kota Semarang mengungkap bahwa area tersebut paling cocok untuk dijadikan alun-alun baru.

Menariknya, awalnya Lapangan Pancasila hanya jadi pertemuan empat jalan. Tapi, pada akhirnya dibangun satu jalan baru, yaitu Jalan KH Achmad Dahlan yang kini jadi lokasi RS Telogorejo berada. Karena kemudian ada lima ujung jalan yang dipertemukan di sana, akhirnya kawasan tersebut disebut sebagai Simpang Lima.

Sebagaimana alun-alun pada umumnya, kawasan tersebut langsung jadi ruang publik yang sering dikunjungi masyarakat. Apalagi, dulu ada GOR Simpang Lima yang dijadikan tujuan warga berolahraga. GOR tersebut kemudian berpindah ke kawasan Jatidiri pada 1979.

Sejak saat itulah, Simpang Lima mulai dipenuhi tempat perbelanjaan modern, gedung bioskop, dan hotel. Kini, Simpang Lima pun berubah jadi salah satu pusat ekonomi terpenting di Kota Semarang, Millens. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: