inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Mengapa Ada Beringin di Alun-Alun Kota di Indonesia?
Senin, 28 Feb 2022 16:01
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Beringin di alun-alun kota, ciri khas pusat kota di Indonesia. (Kompasiana/Wayan Tarne)

Beringin di alun-alun kota, ciri khas pusat kota di Indonesia. (Kompasiana/Wayan Tarne)

Ada sebuah ciri khas di kota-kota di Indonesia, yakni adanya beringin di alun-alun kota. Sebenarnya, sejak kapan sih beringin ini dijadikan tanaman alun-alun?

Inibaru.id – Kota-kota di Indonesia memiliki ciri khas yang nggak dipunyai kota di negara lain, yakni adanya alun-alun yang bisa dijadikan public space warga. Yang menarik, biasanya ada beringin di alun-alun kota di Indonesia. Beringin ini seringkali sudah berusia tua dan berukuran sangat besar. Jadi penasaran ya, apa sih alasan mengapa beringin bisa identik dengan alun-alun kota.

Beringin memiliki dua sisi menarik. Selain dijadikan simbol persatuan dan perlindungan, beringin juga sering dikaitkan dengan hantu. Konon, sulur-sulur akar gantung dari pohon ini jadi tempat bergelantungan mahluk halus, lo.

Meski begitu, pohon beringin yang cenderung rindang memang sangat cocok dijadikan peneduh. Apalagi di kota-kota di Indonesia yang biasanya panas dan alun-alun yang berbentuk lapangan sehingga saat siang hari langsung terkena paparan sinar matahari yang terik. Otomatis, banyak orang yang beraktivitas di bayangan pohon beringin yang rindang saat siang hari.

Catatan terkait dengan adanya pohon beringin di alun-alun ditulis oleh Johannes Raap di buku berjudul Kota di Djawa Tempo Doeloe. Dalam catatan ini, disebutkan kalau pada 1910, banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di bawah bayangan pohon beringin di alun-alun. Nah, salah satu alun-alun paling terkenal adalah yang ada di kawasan Keraton Yogyakarta.

Tradisi khas Yogyakarta, setahun sekali pohon beringin tersebut ditata dedaunannya, dengan dipangkas atas pertimbangan estetika,” tulis catatan tersebut.

Beringin di alun-alun Kediri, lengkap dengan warung lesehan di zaman dahulu. (indonesia-zaman-doeloe.blogspot/@AVS)
Beringin di alun-alun Kediri, lengkap dengan warung lesehan di zaman dahulu. (indonesia-zaman-doeloe.blogspot/@AVS)

Raap juga menulis alun-alun di kota lainnya, yakni di Regent (Kabupaten) Semarang. Di alun-alun ini, bahkan ada ada jalur trem yang membuatnya terlihat semakin meriah. Apalagi jika ada pawai militer.

Catatan Raap lainnya membahas soal alun-alun di Bandung yang rindang karena banyak pohon beringin. Di sana, banyak masyarakat yang membeli es dan memakannya langsung di bawah bayangan pohon tersebut. Sementara itu, di alun-alun Regent Kediri, ada warung makan yang jadi favorit warga sekitar untuk makan dan berkumpul.

Di Blitar, warung-warung makannya bahkan dibuat lesehan dengan menjadikan rindangnya pohon beringin sebagai atap. Suasana makan pun jadi seperti piknik di alun-alun.

Menariknya, Raap menyebut ada kemungkinan, budaya memiliki alun-alun di pusat kota ditambah dengan adanya pohon beringin sudah ada sejak Kerajaan Majapahit. Di masa itu, alun-alun bisanya berada di depan keraton dan dihiasi dengan pohon beringin yang ada di dalam alun-alun atau mengelilingi alun-alun tersebut.

Mengapa beringin dipilih? Hal ini disebabkan oleh adanya filosofi Jawa yang menganggap beringin sebagai simbol manunggaling kawula Gusti atau manusia yang menyatu dengan Yang Maha Kuasa. Pohon ini juga jadi simbol keadilan, keabadian, sekaligus perlindungan.

Di kotamu tinggal, apakah masih ada beringin di alun-alunnya, Millens? (Nat, Min/IB09/E05)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved