Inibaru.id - Kendati bertajuk masjid, bangunan bekas kediaman Sunan Kudus yang kemudian dikenal sebagai Masjid Langgardalem nggak dipakai untuk menunaikan Salat Jumat. Hal ini telah berlangsung sejak ulama besar bernama asli Ja'far Shadiq itu masih hidup dan terus dilestarikan hingga sekarang.
Juru Pelihara Masjid Langgardalem Muhammad Rizka mengatakan, masjid yang dibangun pada 863 H atau 1480 M ini mulai nggak digunakan untuk Salat Jumat sejak Masjid "Menara" Al Aqsa berdiri pada 956 H atau 1549 M.
"Masjid Langgardalem adalah kediaman sekaligus tempat ibadah Sunan Kudus. Namun, sejak Kompleks Menara Kudus selesai dibangun, agar nggak bersebelahan, Salat Jumat dipusatkan di sana, sedangkan salat fardu berjemaah bisa di sana dan di sini," terangnya.
Dia mengungkapkan, hingga kini kesepakatan tersebut masih dilaksanakan oleh masyarakat setempat. hingga sekarang masih dijaga, termasuk meniadakan Salat Jumat di Masjid Langgardalem dan memusatkannya di Masjid Al Aqsa.
Kegiatan Keagamaan Lain
Kendati sudah nggak dipergunakan untuk berjemaah Salat Jumat, bukan berarti kegiatan keagamaan di Masjid Langgardalem berkurang. Masyarakat masih berjemaah salat fardu di masjid kuno tersebut. Bahkan, sebelum KH Turaichan Adjuri meninggal, para santrinya juga mengaji di masjid ini.
"Setelah KH Tiraichan Adjuri (ahli ilmu falak asal Kudus) wafat, Masjid Langgardalem nggak lagi digunakan untuk kegiatan mengaji para santri beliau. Sekarang hanya dipakai untuk kegiatan masyarakat setempat," kata dia.
Untuk ukuran masjid, bangunan yang nggak memiliki kubah besar sebagaimana kebanyakan tempat ibadah umat muslim ini sejatinya memiliki kapasitas yang lumayan besar dengan luas mencapai 400 meter persegi atau menampung sekitar 200 jemaah. Namun, kapasitasnya memang lebih kecil dibanding Masjid Al Aqsa.
"Keunikan masjid ini terletak pada bentuknya yang sekilas mirip bangunan rumah Belanda, tanpa kubah setengah lingkaran seperti kebanyakan masjid. Bangunan utamanya disangga empat tiang dengan atap berundak yang puncaknya dihiasi mustaka.
Arsitektur Lintas Budaya
Rizka mengatakan, bangunan Masjid Langgardalem memang menggambarkan bentuk arsitektur lintas budaya dengan memasukkan kultur Hindu-Buddha, sesuai dengan ajaran toleransi yang selalu diungkapkan Sunan Kudus.
"Karena keunikan ini, Masjid Langgardalem sering didatangi orang dari luar kota yang mau mengulik sejarah penyebaran islam di Kudus," terangnya.
Selain mengagumi keunikan arstekturnya, Rizka menambahkan, orang-orang dari sekitar Kudus dan Jepara juga acap datang untuk mencari kesembuhan karena mereka percaya bahwa sumur di Masjid Langgardalem mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
"Air (sumur) diambil untuk diminum; atas pangestunipun (kehendak dari) Mbah Sunan lan (dan) keridaan Gusti Allah," tandasnya.
Nah, buat yang pengin menyambangi Masjid Langgardalem, kamu bisa memarkir kendaraan di sekitar Masjid Al Aqsa, lalu berjalan sekitar 200 meter menuju masjid ini. Eits, tapi ingat, untuk Salat Jumat nggak bisa di sini, ya! (Sekarwati/E03)