BerandaTradisinesia
Sabtu, 24 Jun 2022 15:08

Darurat Gandalia, Pemain Tinggal 4 Orang

Gandalia, alat musik tradisional dari Banyumas. (YouTube/Calungku Calungmu)

Gandalia, alat musik tradisional dari Banyumas yang sekilas mirip angklung ini berada di ambang kepunahan. Saat ini, tersisa empat orang saja yang benar-benar mahir memainkannya. Usia mereka pun sudah nggak lagi muda.

Inibaru.id – Semakin banyak alat musik tradisional di Indonesia yang menuju senja kala. Penyebabnya, nggak ada lagi orang yang memainkannya. Hal ini pula yang terjadi pada gandalia. Kini, diyakini hanya tersisa empat orang pemusik berusia lanjut yang piawai memainkan alat musik dari bambu tersebut.

Gandalia adalah alat musik tradisional asli Banyumas, Jawa Tengah. Berbeda dengan alat musik kebanyakan, alat musik perkusi ini cuma memiliki empat tangga nada, yaitu nada 2,3,5, dan 6.

Ukuran panjangnya berkisar antara 50-60 sentimeter. Bentuknya sekilas mirip angklung, dengan bilah-bilah bambu berukuran sekitar 6 sentimeter. Cara memainkannya pun setali tiga uang, yakni dengan digoyang. Meski begitu, ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan dari cara memainkannya.

“Yang dibunyikan dibuka, kalau tidak dibunyikan ditutup. Secara bersamaan ini juga digoyangkan dengan lurus dan tempo yang sama,” cerita Ki Kusmarja, laki-laki 74 tahun dari Grumbul Bonjok Wetan, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, satu dari empat pemain gandalia yang tersisa.

Dulu Dijadikan Pengusir Hama

Tinggal 4 orang lansia yang mahir memainkan gandalia. (Tribunnews/Imah Masitoh)

Ada cerita menarik dari gandalia, Millens. Semula, alat musik ini dipakai untuk mengusir hama yang menyerang tanaman di sawah dan ladang seperti babi hutan, burung, atau kera. Jadi, orang-orang memainkannya secara perorangan, nggak dimainkan oleh beberapa orang seperti sekarang.

Namun, seiring dengan waktu, warga yang senang dengan kemerduan gandalia mulai menjadikannya alat musik. Sejumlah lagu daerah khas Jawa seperti Lir-ilir atau Cucuk Benik pun terasa nyaman didendangkan dengan iringan alat musik ini.

Biasanya, alat musik ini dimainkan saat ada acara sedekah bumi atau tradisi Grebeg Sura. Selain itu, gandalia juga sering dimainkan dengan calung saat gelaran tari lengger, Millens.

Namun, belakangan Ki Kusmarja mulai resah. Dia sedih lantaran semakin sedikit orang yang mahir memainkan gandalia. Memang, ada sejumlah anak muda yang tertarik mempelajarinya. Namun, butuh kesabaran dan ketelatenan untuk bisa mencapai level ahli.

“Susah melatih anak sekarang. Terkadang ada yang latihan di sini. Tapi, sepertinya belum ada yang mahir dan pada kurang telaten,” keluhnya.

Kendati begitu, Ki Kusmarja nggak menyerah. Dia percaya, asalkan para anak muda itu, yang salah satunya adalah cucunya sendiri itu, terus berusaha belajar gandalia, lambat laun mereka bakal benar-benar piawai memainkannya.

Kamu tertarik untuk belajar gandalia juga, Millens? (Tri/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: