Inibaru.id - Di daerah Nganjuk, Jawa Timur ada kesenian tradisional wayang yang lahir pada abad ke-17. Namanya wayang timplong. Konon, penciptanya adalah Eyang Sariguno. Dulu, pagelaran ini ramai didatangi penonton. Sayangnya, semakin hari kepopulerannya luntur sehingga pertunjukan timplong sangat jarang digelar.
Wayang Timplong merupakan salah satu jenis wayang di Indonesia, yang terbuat dari kayu, berbentuk pipih, dan tangannya terbuat dari kulit. Wayang kayu ini sudah ada sejak 1910-an.
Proses pembuatan wayang ini cukup rumit, Millens. Kayunya mesti dipahat sampai pipih dan memperhatikan detail. Biasanya, kayu yang digunakan yaitu sengon laut atau waru.
Tapi, nggak semua bagian dari wayang Timplong terbuat dari kayu, ya. Bagian tangan terbuat dari kulit binatang. O ya, Wayang Timplong juga dilengkapi dengan gunungan yang terbuat dari burung merak dan golekan.
Dalang membutuhkan batang pisang dengan layar atau geber kuning berukuran 3 meter di kanan dan kirinya. Nah, pada tepiannya diberi lipatan warna hitam dan hiasan. Wajah tiap wayang diberi warna hitam dan putih sebagai tanda adanya penekanan pada wajahnya.
Wayang timplong ini dimainkan oleh seorang dalang dan dibantu lima orang untuk memainkan musik gamelan dan dua sinden. Musik gamelan dimainkan dengan alat musik tradisional seperti gambang bambu, kenong, kempul, kathuk, dan kendang.
Pertunjukan Wayang Timplong biasanya diadakan di acara Ruwatan, melepas nazar, atau acara tertentu di daerah pedesaan Nganjuk. Dalam satu pagelaran, kurang lebih ada 70 tokoh wayang yang terdiri dari si tokoh, binatang, dan senjata. Tapi ada 9 tokoh wayang yang paling digemari masyarakat karena kuat.
Pemeran tersebut antara lain, Ksatria (prajurit), Satria muda, Putri Sekartaji, Ratu (putri), Panji, Satrio Sesepuh, Tumenggung, dan Ratu (Kediri, Majapahit, Jenggala). Biasanya yang menjadi tokoh utama adalah Panji, Sekartaji, dan Kilisuci. Selain nama-nama itu, cuma pendukung.
Karena lahir di Jawa Timur, lakon atau cerita yang kerap dipentaskan berhubungan dengan Kerajaan Jenggala dan Kediri. Adapun lakon lainnya adalah Babad Kediri, Asmoro Bangun, Panji Laras Miring, Jaka Umbaran, Jaka Slewan, Dewi Galuh, dan masih banyak lagi.
Itu dia garis besar mengenai wayang Timplong. Semoga kesenian ini bisa dilestarikan ya, Millens? (Ind,Kem/MG41/E05)