Inibaru.id – Orang Jawa mengenal unggah-ungguh yang harus selalu mereka terapkan setiap kali melakukan berbagai macam hal, termasuk saat makan. Meski terkesan sebagai hal yang sepele, nyatanya orang Jawa sangat mengedepankan kesantunan dan tata krama saat makan.
Dikutip dari Metafora (04/02/21), orang Jawa makan dan memperlakukan makanan seperti menjunjung anugerah. Mereka diajarkan untuk nggak sampai membuang-buang makanan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya mitos 'yen mangan kudu dientekke, mengko ndak pitike mati' (kalau makan harus dihabiskan, kalau tidak ayamnya mati). Meski terkesan mengada-ada, nyatanya mitos ini masih eksis hingga sekarang. Tujuannya tentu saja baik, yaitu agar nggak ada makanan yang tersisa atau terbuang karena nggak dimakan sampai habis.
Terdapat juga mitos lain, yaitu 'nek mangan ojo ning ngarap lawang, ndak angel jodone' (kalau makan jangan di depan pintu, nanti susah ketemu jodohnya). Kesannya seperti kutukan mengerikan ya. Tapi, sebenarnya aturan ini dibuat agar orang lain yang pengin melewati pintu tersebut nggak terhalang orang yang sedang makan, Millens.
Cara Makan Orang Jawa
Selain aturan-aturan yang sudah disebutkan sebelumnya, orang Jawa juga punya aturan tersendiri dalam menyantap makanan. Sebagai contoh, saat makan, kamu nggak boleh terlalu cepat menelannya, melakukannya di sembarang tempat, hingga mengeluarkan suara berdecak. Jika aturan-aturan ini dilanggar, kamu pun dianggap sudah melakukan hal yang nggak sopan.
Selain itu, orang Jawa biasanya makan dengan cara muluk alias hanya memakai tangan kosong. Menurut Kompasiana (26/06/15), muluk adalah cara makan yang alami dan mudah dilakukan karena nggak memerlukan alat bantu seperti sendok, garpu, atau bahkan sumpit.
Meski begitu, bukan berarti orang Jawa nggak mengenal peralatan makan ya, Millens. Sebagai contoh, orang Jawa mengenal piring dan sendok dari daun pisang. Sendok tersebut dikenal dengan istilah suru, sementara alas makan alias piringnya dikenal dengan sebutan pincuk.
Tradisi makan dengan cara muluk sampai sekarang masih sering diterapkan pada saat acara-acara besar seperti tumpengan. Orang-orang yang terlibat biasanya makan bersama dengan tangan kosong.
Kalau kamu, apakah masih menerapkan cara makan orang Jawa ini, Millens? (Kharisma Ghana Tawakal/E07)