BerandaTradisinesia
Rabu, 13 Des 2022 15:33

Aturan dan Cara Makan Orang Jawa

Muluk, cara makan orang Jawa menggunakan tangan kosong tanpa sendok dan garpu. (Indiatvnews)

Orang Jawa memegang teguh aturan dan cara makannya sejak dulu. Sampai sekarang, aturan-aturan ini masih dipegang teguh. Apa saja sih aturan-aturan tersebut?

Inibaru.id – Orang Jawa mengenal unggah-ungguh yang harus selalu mereka terapkan setiap kali melakukan berbagai macam hal, termasuk saat makan. Meski terkesan sebagai hal yang sepele, nyatanya orang Jawa sangat mengedepankan kesantunan dan tata krama saat makan.

Dikutip dari Metafora (04/02/21), orang Jawa makan dan memperlakukan makanan seperti menjunjung anugerah. Mereka diajarkan untuk nggak sampai membuang-buang makanan.

Hal ini dibuktikan dengan adanya mitos 'yen mangan kudu dientekke, mengko ndak pitike mati' (kalau makan harus dihabiskan, kalau tidak ayamnya mati). Meski terkesan mengada-ada, nyatanya mitos ini masih eksis hingga sekarang. Tujuannya tentu saja baik, yaitu agar nggak ada makanan yang tersisa atau terbuang karena nggak dimakan sampai habis.

Terdapat juga mitos lain, yaitu 'nek mangan ojo ning ngarap lawang, ndak angel jodone' (kalau makan jangan di depan pintu, nanti susah ketemu jodohnya). Kesannya seperti kutukan mengerikan ya. Tapi, sebenarnya aturan ini dibuat agar orang lain yang pengin melewati pintu tersebut nggak terhalang orang yang sedang makan, Millens.

Cara Makan Orang Jawa

Pincuk dan suru, alat makan khas orang Jawa. (Sajiansedap)

Selain aturan-aturan yang sudah disebutkan sebelumnya, orang Jawa juga punya aturan tersendiri dalam menyantap makanan. Sebagai contoh, saat makan, kamu nggak boleh terlalu cepat menelannya, melakukannya di sembarang tempat, hingga mengeluarkan suara berdecak. Jika aturan-aturan ini dilanggar, kamu pun dianggap sudah melakukan hal yang nggak sopan.

Selain itu, orang Jawa biasanya makan dengan cara muluk alias hanya memakai tangan kosong. Menurut Kompasiana (26/06/15), muluk adalah cara makan yang alami dan mudah dilakukan karena nggak memerlukan alat bantu seperti sendok, garpu, atau bahkan sumpit.

Meski begitu, bukan berarti orang Jawa nggak mengenal peralatan makan ya, Millens. Sebagai contoh, orang Jawa mengenal piring dan sendok dari daun pisang. Sendok tersebut dikenal dengan istilah suru, sementara alas makan alias piringnya dikenal dengan sebutan pincuk.

Tradisi makan dengan cara muluk sampai sekarang masih sering diterapkan pada saat acara-acara besar seperti tumpengan. Orang-orang yang terlibat biasanya makan bersama dengan tangan kosong.

Kalau kamu, apakah masih menerapkan cara makan orang Jawa ini, Millens? (Kharisma Ghana Tawakal/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024

Dilema Membawa Anak ke Tempat Kerja

21 Nov 2024

La Nina Masih Berlanjut, BMKG Minta Kita Makin Waspada Bencana Alam

21 Nov 2024

Kematian Bayi dan Balita: Indikator Kesehatan Masyarakat Perlu Perhatian Serius

21 Nov 2024

Ketua KPK Setyo Budiyanto: OTT Pintu untuk Ungkap Korupsi Besar

22 Nov 2024

Menelisik Rencana Prabowo Pengin Indonesia Hentikan Impor Beras Mulai 2025

22 Nov 2024

Meriung di Panggung Ki Djaswadi, sang Maestro Kentrung dari Pati

22 Nov 2024

Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan, Itulah Prinsip Wabi-Sabi

22 Nov 2024

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

22 Nov 2024

Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?

22 Nov 2024

Rute Baru Semarang-Pontianak Resmi Dibuka di Bandara Ahmad Yani Semarang

22 Nov 2024

Bagaimana Sebaiknya Dunia Pariwisata Menghadapi Kebijakan PPN 12 Persen?

23 Nov 2024

Asal Mula Penamaan Cepogo di Boyolali, Terkait Peralatan Dapur

23 Nov 2024

Mengapa Warna Bangunan di Santorini Dominan Putih dan Biru?

23 Nov 2024

Kekerasan pada Perempuan; Siapa yang Salah?

23 Nov 2024

Wejangan Raden Alas: Warga Blangu, Sragen Dilarang Beristri Dua

23 Nov 2024

Alokasi Ditambah, Serapan Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah Capai 60,23 Persen

23 Nov 2024

Menguak Sejarah dan Alasan Penamaan Tulungagung

24 Nov 2024