BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 16 Feb 2018 11:33

Hoki Pengrajin Barongsai jelang Imlek

Satya Heri Chandra sedang menggarap barongsai di Kota Semarang. (Tribun Jateng/Akhtur Gumilang)

Imlek hampir selalu dimeriahkan oleh pertunjukan barongsai. Di Kota Semarang, Jawa Tengah, pengrajin barongsai umumnya banjir order jelang Imlek.

Inibaru.id – Barongsai hampir selalu menjadi atraksi wajib saat Imlek. Ingin tahu di mana peranti pertunjukan itu dibikin?

Di Kota Semarang, ada salah seorang pengrajin barongsai di Jl Petudungan No 11A, Jagalan, Semarang Tengah. Tempatnya nggak jauh dari Kelenteng Tay Kak Sie. Nama pengrajinnya Satya Heri Chandra.

Nah, Imlek tahun ini boleh dibilang Satya banjir order membuat barongsai dan liong atau naga. Dia bahkan terpaksa menolak beberapa order dari pelanggan lo, Millens.

“Tahun ini 'meledak', ada 13 pesanan barongsai dan 2 naga. Sempat menolak, karena waktunya mepet," katanya seperti dilansir Detik.com (8/2/2018).

Dia menggarap lima barongsai serta satu set liong, pesanan dari Surabaya. Beberapa pesanan lainnya dari Pontianak dan Makassar.

Di tempat Satya, satu barongsai dengan bulu sintetis dibanderol Rp 2,5 juta. Untuk jenis bulu domba impor dijual seharga Rp 5 juta-Rp 5,5 juta. Adapun satu set liong seberat 3,5 kilogram dijual seharga Rp 6,5 juta. Dia menyebut besaran harga bergantung atas permintaan masing-masing pembeli.

Baca juga:
Barongsai di Indonesia, Dulu dan Kini
Tahun Baru Imlek: Barongsai yang Mampu Satukan Perbedaan

Ada juga yang mencapai harga Rp 8 juta, lo. Itu liong yang dibuat sangat mendetail. Prosesnya menggunakan cat jenis stabilo sehingga kostum seakan-akan menyala saat kondisi gelap.

Waktu pengerjaannya beragam, tergantung tingkat kesulitannya. Lelaki yang tinggal di Jl Taman Serang 1 Semarang Timur tersebut mengatakan, pembuatan satu set barongsai bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Hal itu termasuk dari proses pemasangan rangka, pengeleman, penjahitan, hingga pewarnaan.

Menurutnya usaha pembuatan barongsai butuh kerja keras lantaran bergantung atas cuaca. “Kalau hujan, kepala barongsai jadi lembek, jadi benar-benar butuh sinar matahari yang maksimal,” tuturnya seperti dilansir dari Metrosemarang.com (2/2/2018).

Sementara itu, seperti yang ditulis dalam Tribunnews.com (4/2/2018), Gunawan Herry Chandra, adik Satya yang juga ikut bergelut dalam bisnis keluarganya, turut berbagi pengalaman. Herry mengungkapkan bahwa untuk proses perangkaian membutuhkan kejelian yang tinggi. Apalagi, jika sudah berhubungan dengan ciri khas barongsai Semarang yang terkenal garang.

"Semarang itu terkenal garang, selain catnya itu beda sendiri, pada bagian kepala secara struktur nggak rata tapi melengkung. Matanya juga nggak sama dengan barongsai kota lain. Ini juga pengerjaannya sedikit rumit," imbuh Herry.

Baca juga:
Ong Eng Hwat, Generasi Ketiga Pembuat Kue Keranjang
Perpaduan Corak Jawa-Tiongkok dalam Lembaran Batik Tulis Lasem

Meski mendapatkan banyak pesanan, keduanya mengklaim bahwa pesanan tahun ini lebih sedikit ketimbang saat Imlek tahun lalu. Penyebabnya yaitu makin banyaknya pengrajin barongsai di Semarang, selain karena faktor cuaca.

"Pada tahun Anjing Tanah ini, saya berharap mendapat berkah berlebih dari hasil usaha barongsai," papar Satya mewakili keduanya.

Di Kota Semarang ada sekitar 12 pengrajin barongsai yang tersebar di beberapa wilayah antara lain Semarang Tengah, Semarang Utara, Semarang Timur, dan lainnya. (SR/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: