BerandaKulinary
Sabtu, 15 Jun 2018 12:42

Tips Mengerem Makan Saat Lebaran

Hidangan Lebaran. (Hellosehat.com)

Selain silahturahmi dan THR, Lebaran juga identik dengan makanan-makanan yang lezat. Nah, berikut tips mengerem makan saat Lebaran biar badanmu nggak lebar-an.

Inibaru.id – Lebaran selalu identik dengan silahturahmi dan kegiatan makan bersama. Ke mana pun kamu berkunjung, si pemilik rumah pasti akan menawarkan makanan, baik itu hidangan kecil atau besar. Wah, salah satu hal yang sulit ditolak nih, Millens.

Kalau kamu nggak bisa mengerem mulutmu untuk makanan, yang ada berat badanmu bakal bertambah. Tentu nggak mau dong ya. Nah, berikut ada beberapa tips mengerem makan saat Lebaran.

Makan dengan Porsi Sedikit

Makanan khas Lebaran didominasi dengan makanan bersantan seperti opor ayam, gulai, rendang, dan sambal goreng. Padahal, makanan itu mengandung lemak dan kolestrol. Ada bainya kamu berhati-hati dan tetap mengontrol pola makanmu.

Bila kamu pengin menyantap hidangan besar, sebaiknya konsumsi hidangan tersebut dalam porsi kecil. Maksimal seperempat piring. Dengan mengambil porsi kecil, kamu bisa mencoba hidangan lain dengan porsi kecil yang sama tapi lebih beragam.

Jangan Terlalu Cepat Menghabiskan Makanan

Saat makan, kunyahlah dengan benar sampai makananmu benar-benar lembut. Paling tidak kamu butuh waktu 20 menit untuk menghabiskan sepiring makanan jika kamu mengunyah dengan benar. Hal ini akan membantumu untuk nggak tergoda dengan makanan lain.  

Konsumsi Air Putih Lebih Banyak

Mencukupi kebutuhan air putih adalah hal yang sangat penting. Jadi, saat Lebaran usahakan kamu minum air putih daripada minum minuman manis atau bersoda. Air putih yang kamu minum berfungsi untuk menetralisasi makanan.

Jangan Lapar Mata

Hidangan saat Lebaran memang berlimpah, tapi jangan sampai kamu lapar mata ya Millens. Siasati hal tersebut dengan lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama teman atau saudara. Jadikan silahturahmi sebagai tujuan utama berkumpul. Jangan langsung menuju meja makan atau mengambil kue-kue kering.

Kenali Hidangan Lebaran

Ada baiknya kamu tahu seberapa banyak kandungan kalori pada hidangan khas Lebaran. Hal ini bisa membuatmu berpikir dua kali sebelum memakan hidangan Lebaran. Berikut jumlah kalori pada setiap makanan seperti ditulis Bethsaidahospitals.com, Senin (27/6/2016).

  • Ketupat memiliki 176 kalori setara dengan 1 ½ centong nasi, 1 centong nasi (100 gram) mengandung sekitar 130 kal;
  • Opor ayam penyumbang terbesar kalori berasal dari kuah santannya, dalam 100 ml kuah mengandung 230 kalori, sedangkan tiap potong dada ayam(60 gram) mengandung 90 kalori dan paha ayam(60 gram) sekitar 81 kalori;
  • Rendang, setiap potong daging rendang (50 gram) mengandung 97,5 kalori;
  • Daging balado, tiap potongnya mengandung sekitar 147 kalori;
  • Dendeng balado, tiap potong mengandung 338 kalori;
  • Sambal goreng ati, tiap 100 gram ati ayam mengandung 127 kalori;
  • Mi bakso, satu porsi mi bakso bisa mengandung sekitar 302 kalori;
  • Soto Betawi, setiap porsinya mengandung 135 kalori;
  • Soto Makassar, setiap porsi soto Makassar bisa mengandung 525 kalori;
  • Soto Sulung, satu porsi bisa mengandung 86 kalori;
  • Black forest, satu potong black forest (100 gram) mengandung 290 kalori;
  • Kue nastar, satu buah kue nastar mengandung 10,4 kalori;
  • Kue kastengel, satu buah kastengel mengandung 13,5 kalori;
  • Kue salju, satu buah kue salju bisa mengandung 14,4 kalori;
  • Dodol, satu buah dodol mengandung 71 kalori; dan
  • Kerupuk udang, satu buahnya mengandung 35 kalori.

Waduh, kalorinya banyak juga ya, Millens. Pantas saja habis Lebaran bisa langsung lebar-an. Duh, nggak banget deh. Karena itu, jangan lupa mengerem makan ya! (IB07/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024

Dilema Membawa Anak ke Tempat Kerja

21 Nov 2024

La Nina Masih Berlanjut, BMKG Minta Kita Makin Waspada Bencana Alam

21 Nov 2024

Kematian Bayi dan Balita: Indikator Kesehatan Masyarakat Perlu Perhatian Serius

21 Nov 2024

Ketua KPK Setyo Budiyanto: OTT Pintu untuk Ungkap Korupsi Besar

22 Nov 2024

Menelisik Rencana Prabowo Pengin Indonesia Hentikan Impor Beras Mulai 2025

22 Nov 2024

Meriung di Panggung Ki Djaswadi, sang Maestro Kentrung dari Pati

22 Nov 2024

Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan, Itulah Prinsip Wabi-Sabi

22 Nov 2024

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

22 Nov 2024

Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?

22 Nov 2024

Rute Baru Semarang-Pontianak Resmi Dibuka di Bandara Ahmad Yani Semarang

22 Nov 2024

Bagaimana Sebaiknya Dunia Pariwisata Menghadapi Kebijakan PPN 12 Persen?

23 Nov 2024

Asal Mula Penamaan Cepogo di Boyolali, Terkait Peralatan Dapur

23 Nov 2024

Mengapa Warna Bangunan di Santorini Dominan Putih dan Biru?

23 Nov 2024

Kekerasan pada Perempuan; Siapa yang Salah?

23 Nov 2024

Wejangan Raden Alas: Warga Blangu, Sragen Dilarang Beristri Dua

23 Nov 2024

Alokasi Ditambah, Serapan Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah Capai 60,23 Persen

23 Nov 2024

Menguak Sejarah dan Alasan Penamaan Tulungagung

24 Nov 2024