Inibaru.id – Pagi di Jalan Komisaris Noto Sumarsono, Kabupten Purbalingga, terasa lebih lengang saat akhir pekan. Tapi, ada satu sudut yang terus ramai didatangi pembeli, yaitu Warung Tunggak Semi milik Bu Agustin. Di warung sederhana yang berdiri tepat di seberang pintu masuk GOR Goentoer Darjono ini, tersaji menu khas yang bikin penasaran, yaitu Lontong Tetel.
Kalau kamu belum pernah mencicipi, Lontong Tetel adalah kuliner khas Wonosobo yang terdiri atas potongan lontong, tetelan daging sapi, dan aneka sayur, lalu disiram kuah santan yang punya perpaduan rasa gurih dan manis. Aneka sayuran seperti jagung, wortel, dan kacang panjang mempercantik tampilannya.
Kuah santannya terasa lembut dan ringan saat disesap. Begitu bertemu dengan tetelan daging sapi, sensasi rasanya langsung berubah jadi lebih dalam, berlemak, dan bikin nagih. Perpaduan kuah santan yang gurih dan manis dengan kaldu daging yang kaya rasa sukses menciptakan ledakan rasa yang memanjakan lidah.
“Bumbunya sebenarnya biasa aja, tapi takarannya yang harus pas. Makanya banyak orang suka rasanya,” ujar Agustin, sang pemilik warung,sebagaimana dinukil dari Jatengnews, Senin (5/5/2025). Ia mengaku memasak menu ini tanpa resep rumit, hanya berdasarkan ingatan akan masakan ibunya di Wonosobo, kampung halamannya.
Resep Warisan, Rasa yang Menyentuh
Agustin mulai menjajakan Lontong Tetel saat Ramadan 2025 lalu. Sejak itu, warungnya jadi perbincangan banyak orang. Selain karena keunikan menunya, harganya juga ramah di kantong, yaitu cuma Rp15 ribu seporsi!
Nggak heran, banyak pengunjung yang penasaran mencicipi. Salah satunya Ira yang mengaku doyan karena rasanya pas di lidah sekaligus mengenyangkan. “Komposisinya juga sehat, ada karbohidrat dari lontong, protein dari daging, dan serat dari sayur,” katanya.
Jejak Sejarah di Sepiring Lontong
Lontong Tetel sendiri punya sejarah unik. Menurut Agustin, makanan ini muncul dari kreativitas warga Wonosobo saat Idul Adha. Ketika daging kurban melimpah, masyarakat mengolah tetelan, bagian daging yang berserat dan berlemak, menjadi menu baru yang tak kalah nikmat.
Meskipun berasal dari daerah pegunungan, sajian berkuah yang konon pernah dipopulerkan Sunan Kalijaga ini kini bisa dinikmati di dataran rendah seperti Purbalingga, berkat semangat Agustin melestarikan resep keluarga.
Jadi, kalau kamu sedang main ke Purbalingga, jangan cuma lewat. Mampirlah ke Warung Tunggak Semi, dan rasakan kehangatan rasa Lontong Tetel di warung tersebut yang bisa bikin kamu rindu kampung halaman, meski kamu bukan orang Wonosobo sekalipun, setuju, Gez? (Arie Widodo/E07)
