BerandaKulinary
Kamis, 24 Feb 2021 13:43

Mesin Waktu Bernama Nasi Jagung Jumirah, Kuliner Autentik di Pasar Sumowono

Jumirah yang sudah berjualan nasi jagung selama 29 tahun. (Inibari.id/ Zulfa Anisah)

Dulu, nasi jagung cukup familiar di lidah saya yang memang berasal desa. Waktu berlalu dan ingatan itu mulai pudar. Namun, Nasi Jagung Jumirah di Pasar Sumowono, Kabupaten Semarang, ibarat mesin waktu yang membawa saya kembali ke masa kecil. Hm, istimewa!

Inibaru.id – Namanya nasi, tapi terbuat dari jagung, bukan beras, yang digerus hingga agak halus. Itulah nasi jagung. Entah kapan kali terakhir saya mengecap makanan yang kini menjadi salah satu kuliner autentik di Pasar Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, tersebut.

Saya pun begitu bergairah saat tiba di Pasar Sumowono. Sayang, siang itu Jumirah datang telat. Nggak seperti biasanya. Saya pun terpaksa menunggu salah satu penjual nasi jagung langganan saya tersebut, yang biasanya mangkal di pintu masuk parkiran pasar yang berlokasi di punggung Gunung Ungaran ini.

Sebagai orang desa, nasi jagung pernah menjadi makanan yang sangat familiar di lidah saya. Namun, kebiasaan itu bergeser karena ada nasi dari beras. Di mana-mana, orang memakannya, termasuk saya. Nasi jagung kini nggak ubahnya jajan atau sekadar penganan alternatif.

Nggak lama, Jumirah datang. Dengan bakul besar penuh dengan nasi jagung, perempuan asal Dusun Jambe, Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono, itu menuju tempatnya, menggelar dagangannya, dan siap melayani pembeli.

“Maaf. Kalau kayunya kering dan masaknya cepet, jualannya bisa lebih pagi,” terang perempuan yang konon merupakan penjual nasi jagung di Pasar Sumowono tersebut.

Entah dari mana datangnya, para pembelinya sudah berkerumun nggak lama berselang. Berjualan nggak kurang dari 29 tahun lamanya, nasi jagung bikinan Jumirah memang jadi makanan yang wajib diburu siapa pun saat berkunjung ke Pasar Sumowono.

Rasa Pedas-Gurih yang Bikin Nagih

Lauk dan sayur pelengkap nasi jagung. Kuliner satu ini mungkin nggak begitu pupuler. Namun bagi warga desa eperti saya, kuliner zadul sperrti ini kini terasa istimewa. Pengin tahu rasanya?

Setelah menunggu beberapa waktu, tibalah giliran saya dilayani. Ugh, nggak sabar! Oya, seportsi nasi jagung biasanya sudah dilengkapi dengan lauk beberapa potong ikan asin dan sejumput sayuran rebus, lalu diberi kondimen sambal kelapa parut yang rasanya mirip bumbu urapan.

Untuk sayuran, Jumirah biasanya menggunakan sawi, kuthi, krokot, pepaya, atau kenikir. Seporsi nasi jagung dibanderol dengan harga nggak lebih dari Rp 5.000. Sekilas, nasi jagung ini mirip dengan nasi jagung lain yang ada di pasar tersebut. Lalu, apa yang membuatnya berbeda?

“Apa ya, nasi yang empuk, sambalnya khas, bikinnnya pakai kayu,” timpal perempuan 55 tahun ini promosi, mengeluarkan jurus khas penjual.

Saya tersenyum saja, tapi diam-diam mengiyakan. Nasi jagung buatan Jumirah memang punya tekstur yang lembut dan nggak bikin seret seperti kebanyakan nasi jagung. Ehm, nggak heran kalau para pelanggannya setia membeli di tempat Jumirah meski ada banyak penjual lain di pasar itu.

Perlu kamu tahu, nasi jagung pada dasarnya punya rasa yang tawar laiknya nasi beras. Namun, ini menjadi nikmat kalau dimakan bersama sayuran yang diurap bersama sambal kelapa yang bercitarasa pedas-manis. Ditambah lauk kriuk yang asin, perpaduan itu menjadikan rasa gurih yang pas di mulut.

Untuk pengalaman perdana, tekstur nasi jagung mungkin akan terasa aneh di lidah pada suapan pertama. Namun, rasanya yang gurih dan pedas dijamin bikin nagih. Rasanya saya nggak pengin buru-buru menghabiskannya.

Mesin Waktu Bernama Nasi Jagung

Seporsi nasi jagung. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Setelah sekian lama, menikmati nasi jagung adalah momen istimewa. Ini seperti rasa rindu yang terobati. Bagi saya, ini ibarat mesin waktu yang langsung membawa saya pada ingatan masa lalu, khususnya pada masakan mendiang nenek waktu saya kecil dulu. Hm, mesin waktu seharga Rp 5.000! Ha-ha.

Pernah ada satu masa ketika nasi jagung menjadi masakan populer di Jawa Tengah. Namun, kehadiran nasi dari memang telah mengubahnya. Keseragaman pangan membuat eksistensi nasi jagung perlahan tergerus.

Kendati banyak orang kini mulai mencoba melakukan diversifikasi pangan dengan mengonsumsi sagu, singkong, sagu, ubi, dan jagung, keberadaan nasi jagung agaknya nggak bakal kembali populer selain sekadar sebagai jajan atau pengnanan khas, bukan makanan pokok.

Jumirah kini semakin menua. Dia mengatakan, sudah hampir tiga dekade dirinya menggantungkan hidup sebagai pedagang nasi jagung. Jumirah berjualan sejak 1990-an.

"Dulu, pertama jualan harganya Rp 50. Sekarang Rp 5.000," kenang perempuan tiga anak tersebut.

Entah berapa lama lagi Jumirah akan bertahan. Mungkin, laiknya saya, bakal tiba saatnya orang-orang yang membeli nasi jagung nggak ubahnya tengah bernostalgia, bukan sebagai sarapan wajib yang harus dikonsumsi tiap hari laiknya nasi yang kita makan sekarang.

Ah, sudahlah! Yang pasti, mumpung masih ada kesempatan, kamu bisa menjajal nasi jagung bikinan Jumirah saban hari di Pasar Sumowono mulai pukul 08.00 WIB. Dia bakal ngetem di dekat pintu masuk parkiran pasar hingga pukul 16.00 atau lebih gasik kalau dagangannya sudah habis. (Zulfa Anisah/E03)

Nasi Jagung Jumirah

Harga Makanan : Rp 5.000
Lokasi                   : Pintu Masuk Parkiran Pasar Sumowono
Jam Buka            : 08.00-16.00 WIB

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: