BerandaKulinary
Selasa, 1 Nov 2021 16:00

Asyik, Mendoan Banyumas jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Mendoan Banyumas jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2021. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Salah satu gorengan paling ikonik di Indonesia, tempe mendoan Banyumas dikukuhkan pemerintah jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Wih, jadi kemenangan besar bagi masyarakat dan kebudayaan Banyumas, nih!

Inibaru.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan tempe mendoan banyumas jadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia. Hal ini dipastikan pada Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2021 yang diadakan di Jakarta, Jumat (29/10/2021).

Kalau menurut Kasi Nilai Tradisi Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas Mispan, mendoan Banyumas masuk dalam WBTB kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional. Sebagai warga sana, Mispan mengaku sangat bangga akan penetapan ini.

Mendoan adalah makanan yang sangat digemari masyarakat Banyumas. Masyarakat di kabupaten yang ada di Jawa Tengah ini bersama dengan pemerintah setempat pun seperti terus melestarikannya dengan berbagai cara.

Kamu bakal dengan mudah menemukannya di berbagai lokasi yang ada di Banyumas dan kabupaten-kabupaten di sekitarnya seperti Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, atau Kebumen. Di Banyumas bahkan, ada sentra industri tempe mendoan yang berlokasi di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran. Di sini, 720 pengrajin mendoan bahkan bisa memproduksi 12 ton mendoan setiap hari!

Yang menarik, nggak hanya mendoan yang jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Ebeg, salah satu kesenian khas dari Kabupaten Banyumas, juga ditetapkan dalam kategori seni pertunjukan.

Mendoan Banyumas sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. (Limakaki)

Mengenal Lebih Dalam Mendoan

Budayawan Ahmad Tohari ikut angkat bicara terkait dengan pengukuhan status mendoan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Dia pun membahas lebih dalam terkait dengan penganan yang diberi nama dari kata khas Banyumasan ‘mendo’ ini.

“Mendo artinya lembek, nggak keras. Tapi juga dinisbatkan kepada suatu sikap atau mentalitas. Misalnya, orang berhati mendo itu artinya tidak kuat atau lemah,” terang Tohari, Senin (1/11).

Jadi ya, Millens, mendoan bisa mendapatkan sebutan ini karena sebenarnya masuk dalam produk penganan yang setengah jadi. Kalau benar-benar digoreng hingga matang, jadinya adalah keripik tempe. Tapi, karena di tengah-tengah proses penggorengan kemudian diangkat, jadilah mendoan yang masih lembek tapi sangat nikmat untuk dijadikan lauk atau camilan.

Konon, mendoan sudah ada sejak abad ke-16. Kalau menurut Tohari, saat itu masyarakat Nusantara sudah mengenal tempe dan tahu. Di sisi lain, Mispan menyebut kajian dari Dinporabudbar Bayumas menemukan fakta bahwa mendoan sudah dikonsumsi masyarakat Banyumas sejak 1870-an. Hanya, mendoan baru benar-benar dijadikan komoditas komersial di Banyumas sehingga menjadi ikon kuliner wilayah ini sejak 1960-an.

Pengukuhan ini seperti menjadi kemenangan bagi masyarakat Banyumas. Siapapun boleh menjual atau menjajakan mendoan di mana saja di Indonesia, ataupun di belahan dunia lain. Namun, tetap saja, mendoan yang asli bakal hanya ditemukan di Banyumas, dan nama mendoan pasti akan terus terafiliasi dengan Banyumas! (Kom, Moj/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024