BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 18 Jun 2020 10:24

Wisuda Daring Unnes: Sekelumit Pengalaman Langka di Tengah Pandemi Corona

Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar upacara wisuda ke-102 secara daring. (Inibaru.id/ Dyana Ulfach)

Dalam menjalani kehidupan, tentu manusia akan mengalami banyak "kali pertama", seperti halnya wisuda S1. Akhirnya kesempatan itu datang juga pada saya, wisuda pertama dengan format yang nggak akan saya lupakan seumur hidup: daring. Penasaran bagaimana rasanya wisuda daring?

Inibaru.id – Selasa (16/6/2020), adalah hari yang bersejarah bagi saya dan 626 mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) lainnya. Pasalnya, di tengah pandemi corona atau Covid-19 dengan segala protokol keselamatannya, kami resmi melepas status sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi secara daring.

Pukul 07.00 WIB, kami diminta mempersiapkan diri untuk mengikuti wisuda dari tempat tinggal masing-masing. Dengan mengenakan jubah dan toga, saya bersiap di sudut kamar saya yang lumayan estetik ini. Nggak lupa bersolek secukupnya agar tampak semringah meski setengah-setengah.

Panitia wisuda Unnes menggunakan aplikasi Zoom untuk melangsungkan upacara wisuda periode 102 ini. Karena dilaksanakan secara daring, saya harus memastikan jaringan internet yang akan saya gunakan stabil. Hal ini saya lakukan karena nggak lucu ketika prosesi wisuda berlangsung, internet saya ngadat. Bisa-bisa wisuda saya dipending. Hehe

Para calon wisudawan telah bergabung di aplikasi Zoom dan bersiap mengikuti upacara wisuda daring. Sembari menunggu acara dimulai, tampak calon wisudawan yang sedang duduk sendiri sambil bermain gawai, ada yang membenarkan mekapnya, dan ada juga yang tersenyum bahagia sambil berswafoto dengan ayah dan ibunya.

Setelah menunggu sekitar setengah jam, acara wisuda daring pun dimulai. Satu persatu mata acara pun terlaksana. Hingga tiba saat seluruh peserta dinyatakan lulus dan diwisuda oleh Rektor Unnes Fathur Rokhman. Rasanya bagaimana? Tentu saja lega, namun sebenarnya biasa saja, alias nggak ada yang istimewa menurut saya.

Wisudawan tengah bersiap mengikuti upacara wisuda daring Unnes dari kamarnya. (Inibaru.id/ Dyana Ulfach)

Seperti wisuda periode sebelumnya, kami diminta memindahkan tali toga dari kiri ke kanan secara mandiri. Dilanjutkan dengan pembacaan sumpah wisudawan yang nggak bisa kami tirukan dari rumah karena petugas membacanya dengan kecepatan yang tiada dua.

Satu hal yang membuat dada saya sedikit nggregel adalah ketika lagu "Bagimu Negeri" diputar. Jujur, saya merinding dan hampir meneteskan air mata. Mengingat bahwa apa yang saya berikan untuk negeri ini belum ada apa-apanya selama menjadi mahasiswa.

Namun, saya patut berbangga karena menjadi satu dari ribuan mahasiswa di Indonesia yang diwisuda dengan format daring. Tentu ini menjadi momen langka yang belum tentu ada di tahun-tahun berikutnya. Terlebih, wisuda kali ini merupakan wisuda daring pertama yang diselenggarakan oleh Unnes.

Memang rasanya seperti ada yang kurang. Sebab nggak ada bom chat dari teman sejawat yang bertanya "Sudah selesai belum?" atau “Posisi di mana?” dan secara bergantian mengajak berfoto. Selain itu nggak ada pula segelintir mahasiswa tanggal tua yang datang dengan membawa setangkai bunga mawar seharga Rp 5.000 untuk saya. Hehe

Namun, hal itu nggak mengurangi rasa syukur saya karena telah menyelesaikan kewajiban belajar di perguruan tinggi. Nggak lupa saya juga mengucapan terima kasih untuk kedua orang tua saya yang telah berlapang dada anaknya diwisuda daring. Lagi pula, wisuda hanya sebatas seremoni dan nggak menjadi tujuan akhir dalam menempuh perkuliahan selama sekian tahun.

Saya tutup testimoni wisuda daring ini dengan ucapan selamat untuk angkatan 2020 di seluruh dunia. Selamat memasuki dunia yang lebih ruwet lagi. Untuk kamu yang belum wisuda, apa nggak pengin wisuda pakai celana jeans seperti saya? Untuk yang sudah pernah wisuda, piye, iseh penak jamanku, to?

Hm, wisuda nggak wisuda, kamu akan tetap ambyar tepat pada waktunya kok, Millens! Percayalah! (Dyana Ulfach/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024