Perasaan iri dan dengki adalah bagian alami dari emosi manusia. Melihat orang lain lebih maju atau memiliki pencapaian yang lebih besar sering kali memunculkan perasaan kurang nyaman dalam diri kita. Ini adalah respons yang wajar, karena manusia cenderung membandingkan diri dengan orang lain.

Namun, yang membedakan adalah bagaimana kita mengelola perasaan tersebut. Iri yang terkelola dengan baik bisa menjadi motivasi untuk berkembang, sementara iri yang dibiarkan berlarut-larut dapat berubah menjadi dengki, yaitu keinginan agar orang lain kehilangan apa yang mereka miliki.

Bahaya Jika Iri dan Dengki Nggak Dikendalikan

Jika rasa iri dibiarkan tumbuh menjadi kebencian, hal ini bisa membawa dampak negatif, seperti:

- Menurunkan rasa percaya diri– Terlalu fokus pada keberhasilan orang lain membuat kita lupa menghargai pencapaian sendiri.

- Memicu tindakan negatif – Dengki bisa membuat seseorang menyusun rencana buruk, seperti menyebarkan fitnah, merendahkan orang lain, atau bahkan berusaha menjatuhkan mereka.

- Merusak hubungan sosial – Perasaan iri dan dengki yang nggak terkendali bisa merusak hubungan dengan teman, saudara, atau kolega karena munculnya sikap permusuhan.

Agar nggak terjebak dalam siklus iri dan dengki yang merusak, berikut beberapa cara untuk mengelolanya:

1. Sadari Bahwa Setiap Orang Punya Perjalanan Masing-Masing – Kesuksesan seseorang bukan berarti kegagalan bagi kita. Setiap orang memiliki jalannya sendiri dan waktunya masing-masing.

2. Fokus pada Diri Sendiri – Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus pada peningkatan diri dan pencapaian pribadi.

3. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki – Menghargai apa yang telah kita capai dapat membantu mengurangi rasa iri dan membuat kita lebih bahagia.

4. Gunakan sebagai Motivasi – Alih-alih merasa terpuruk, gunakan keberhasilan orang lain sebagai dorongan untuk bekerja lebih keras dan mencapai tujuan sendiri.

5. Jaga Lingkungan Pertemanan yang Positif – Berada di lingkungan yang mendukung dan saling memotivasi dapat membantu kita tetap berpikir positif.

Iri dan dengki saat reuni adalah perasaan yang wajar, tetapi harus dikendalikan agar tidak berubah menjadi kebencian yang merusak. Alih-alih terjebak dalam perasaan negatif, kita bisa menjadikannya sebagai motivasi untuk berkembang dan fokus pada kebahagiaan diri sendiri. 

Lebaran dan reuni seharusnya menjadi momen penuh kebersamaan, bukan ajang untuk menumbuhkan persaingan yang nggak sehat. Hm, semoga acara kumpul-kumpulmu tetap menyenangkan sehingga menjadi acara tahunan yang dirindukan ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Lebaran nggak hanya menjadi momen silaturahmi, tetapi juga ajang reuni, baik di kalangan alumni sekolah maupun keluarga besar. Saat bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, perasaan campur aduk bisa muncul.

Salah satunya adalah iri dan dengki ketika melihat teman atau saudara yang terlihat lebih sukses atau memiliki kehidupan yang lebih baik.

Iri dan dengki adalah perasaan manusiawi, tetapi jika dibiarkan, bisa berubah menjadi kebencian yang merusak. Bagaimana cara mengelolanya agar tetap positif?

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

Berdasarkan penelitian yang dipimpin
oleh Profesor Qinghua Guo dari Institute of Remote Sensing and Geographic
Information System dari Peking University ini, Tiongkok mempunyai pohon
sebanyak 142,6 miliar. Artinya, dengan jumlah penduduk mencapai 1 miliar orang, tiap orang di sana punya 100 pohon.

Oya, penelitian ini dilakukan untuk mengecek kondisi ekosistem
hutan di Tiongkok guna memperkirakan jumlah karbon yang nantinya diserap
oleh pohon-pohon tersebut. Perkiraan inilah yang bisa jadi patokan
Tiongkok untuk merespons perubahan iklim serta memulihkan ekosistem berkelanjutan.

“Kami juga diminta untuk membuat
peta yang detail terkait dengan distribusi pohon di Tiongkok. Bisa dikatakan,
ini adalah untuk kali pertama pemetaan kepadatan pohon di Tiongkok dilakukan,”
ujar Guo sebagaimana dinukil dari Live Science.

Lantas, bagaimana cara mereka
menghitung pohon di wilayah sebanyak ini? Selain memakai teknik Lidar360 atau pemetaan berbasis laser yang menggunakan cahaya serta pengukuran jarak, para peneliti juga memakai pesawat nirawak sejak 2015 untuk mengkover wilayah yang luas di Tiongkok.

Dari data itulah, jumlah pohon bisa
diperkirakan, lengkap dengan pemetaan lokasi di mana pohon-pohon tersebut terkumpul. Hasil dari penelitian ini kemudian dipublikasikan pada 6 Februari 2025
lalu di laman jurnal internasional Tiongkok,&nbsp;Science Bulletin.

“Meski sudah memakai Lidar360, kami
masih mengalami masalah dalam akurasi jumlah pohon karena di hutan yang padat
dan rapat, terkadang ada pohon-pohon kecil yang nggak bisa kita lihat karena
tertutup pohon yang lebih tinggi,” terang Guo mengakui kelemahan dari
penelitiannya.

Hasil penelitian ini
diharapkan bakal semakin mendukung program Great Green Wall yang dicanangkan
pemerintah Tiongkok sejak 1978 lalu. Program ini dibuat demi meningkatkan
jumlah pohon di negara tersebut. Targetnya, bakal ada 100 miliar pohon di Great Green Wall tersebut pada 2050.

Kalau di Indonesia, selain merespons perubahan iklim, pemetaan pohon ini mungkin bisa menjadi upaya untuk menyikapi maraknya pembalakan liar dan alih fungsi hutan juga, ya?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Menghitung jumlah pohon di sebuah kawasan sudah sulit, apalagi di sebuah negara? Terlebih, negara itu adalah Tiongkok yang memiliki wilayah terluas ketiga dunia dengan total&nbsp;9.326.410 kilometer persegi.

Sedikit informasi, daratan Tiongkok berukuran empat kali lipat dari luas wilayah Indonesia. Mengukur pepohonan yang tumbuh di atasnya tentu menjadi pekerjaan yang sulit.&nbsp;Namun, hal ini rupanya benar-benar bisa dilakukan oleh
ilmuwan dari negeri yang menjadi tanah kelahiran panda tersebut.

Sudah dilaporkan dalam bentuk jurnal, penelitian yang dilakukan ilmuan Tiongkok dalam upaya merespons perubahan iklim ini fokus menghitung jumlah pohon untuk memetakan serapan karbon di negaranya.

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

Iris yang diperankan oleh Sophie Tatcher&nbsp;diciptakan untuk menjadi pendamping bagi orang yang belum memiliki pasangan. Iris dibekali dengan memori yang
membuatnya seakan-akan punya kenangan, misalnya tentang pertemuannya dengan Josh (Jack Quaid) yang dia dampingi.

Iris yang nggak mengetahui jati dirinya sebagai robot kemudian dimodifikasi Josh untuk membunuh Sergei. Sergei adalah teman Josh. Dia dihabisi agar Josh bisa menguasai uang tabungannya sebesar 12
juta dollar. 

Begitu Sergei berhasil dieksekusi, barulah Josh mengatakan bahwa Iris sejatinya bukanlah manusia, melainkan sebuah
robot. Dia adalah&nbsp;robot "companion", yang dibuat sebagai pendamping manusia, dalam hal ini adalah Josh.

Iris yang jatuh cinta pada Josh tentu saja merasa
dikhianati. Terlebih, terkuak fakta bahwa nantinya Iris akan dijadikan sebagai kambing hitam atas kematian Sergei. Josh berencana melaporkan tindakan Iris
sebagai sebuah "kesalahan program" agar kematian itu nggak dicurigai pihak berwajib.

Dengan segala keterbatasan, termasuk kemungkinan
dimatikan tiba-tiba oleh alat pengendali yang dimiliki Josh, Iris berniat kabur agar
nggak dijadikan kambing hitam. Nah, perjuangan Iris melawan kesewenangan Josh
inilah yang jadi inti cerita dari film tersebut.

Lantas, apakah Iris pada akhirnya bisa terbebas dari semua
masalah ini? Kalau soal ini, kamu harus nonton sendiri ya untuk mengetahuinya.
Yang pasti, film berdurasi 97 menit ini nggak akan bikin kamu bosan karena plotnya cukup menarik.

Inilah yang membuat rating Companion di situs Rotten Tomatoes
cukup tinggi, yaitu 94 persen. Bisa dikatakan, film ini memang disukai banyak
orang.

Buat kamu yang butuh hiburan selama libur Lebaran ini, nggak
ada salahnya menonton film Companion. Selamat menikmati!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Sudah ada beberapa film yang menunjukkan
tentang konflik antara manusia dan robot. Di Ex Machina (2014), misalnya,
sebuah robot melakukan aksi tipu daya ke manusia agar terbebas dari laboratorium
yang jadi lokasi pembuatannya.

Nah, pada film Companion yang dirilis pada
31 Januari 2025 lalu, situasi yang terjadi justru sebaliknya, yakni tentang sesosok robot yang dikhianati manusia. Saat ini, film besutan Drew
Hancock itu bisa kamu tonton di layanan streaming berbayar Apple TV.

Sebagaimana Ex Machina, robot dalam Companion juga berwujud dan berperilaku laiknya perempuan. Bedanya, Iris yang merupakan nama robot dalam Companion nggak menyadari bahwa dirinya adalah seorang robot.

Film Companion sebenarnya punya plot yang sederhana, yaitu konflik antara manusia dan robot. Tapi, kesederhanaan ini dikemas dengan cerita yang membuatnya seru.

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

Berdasarkan sejarah, roti jala merupakan adaptasi dari
kuliner India yang dikenal sebagai roti prata, Millens. Menurut Suarausu
(15/7/2022), dulu, para pedagang India yang datang ke wilayah Melayu nggak
hanya membawa barang dagangan, tapi juga budaya dan kuliner mereka.

Budaya dan
makanan inilah yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat setempat, termasuk roti jala.
Jika diamati, pengaruh budaya India ini sangat kentara yaitu
penggunaan kari sebagai pendamping roti jala.

Dinamakan "roti jala" karena bentuknya yang
menyerupai jala atau jaring nelayan. Melansir Goodnewsfromindonesia
(10/3/2025), hal ini diilhami dari pekerjaan mayoritas masyarakat Melayu di
daerah pesisir kala itu.

Sementara itu, warna kuning pada roti jala menggambarkan
warna jala yang digunakan oleh nelayan di sungai Johor pada masa lalu, yang terbuat
dari benang berwarna kuning atau jingga. 

Di negeri asalnya, India, roti jala (roti prata) bercita rasa
asin. Namun, kebanyakan yang dijual di Indonesia memiliki rasa manis karena
disuguhkan bersama saus kinca. Itu sebabnya, roti jala sangat pas dijadikan
menu takjil.

Kalau tertarik mencobanya, kamu nggak harus beli kok Kamu
bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan yang sederhana.

Roti jala terbuat dari campuran tepung terigu, telur,
santan, dan sedikit garam. Adonan ini kemudian dibentuk sehingga menyerupai pola jala atau jaring tipis. Setelah matang, roti jala
biasanya disajikan dengan kuah kari kental yang gurih atau saus kinca yang
manis.

Dengan sejarah yang kaya dan makna budaya yang dalam, roti
jala nggak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga simbol identitas dan
warisan kuliner masyarakat Melayu. Apa kamu juga suka makan roti jala, Millens?
Pilih rasa gurih atau manis nih? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – Salah satu makanan yang banyak ditemukan
ketika Ramadan adalah Roti Jala. Roti jala adalah makanan khas masyarakat
Melayu yang populer di wilayah seperti Johor, Semenanjung Malaysia, Sumatra
Utara, dan Kepulauan Riau.

Hidangan ini biasanya disajikan bersama kuah kari, seperti
kari ayam atau kambing, dan sering ditemukan saat acara-acara istimewa atau
perayaan tertentu.

Hidangan ini nggak hanya lezat tetapi juga mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan laut. Biasanya disajikan dengan kuah kari, roti jala menjadi bagian penting dari tradisi kuliner di Malaysia, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

“Bahkan jika dibandingkan Kamis biasanya, di luar Ruwah atau
jelang Lebaran, harga mawar bisa lebih dari Rp50 ribu. Ini agak mengherankan
karena pada Kamis (20/3) lalu juga mawar hanya laku Rp10 ribu per keranjang.
Padahal, biasanya permintaan mawar meningkat untuk keperluan nyekar di
Kamis sore,” keluh Umi, salah seorang petani mawar dari Sumowono, Kabupaten
Semarang.

Layaknya kebanyakan petani di daerah tempat tinggalnya, Umi
sudah melakukan pruning dan perawatan lainnya terhadap mawar di ladangnya agar bisa mekar
maksimal sejak seminggu jelang Lebaran. Alasannya, tentu saja karena pada momen
tersebut, harga jual mawar petik bisa meningkat berkali-kali lipat dari
biasanya.

Jelang Lebaran tahun lalu, misalnya, perempuan yang bisa
membawa 7-8 keranjang mawar setiap kali menjualnya di Pasar Bunga Bandungan
bisa mendapatkan harga Rp100 ribu – Rp200 ribu per keranjang. Saking banyaknya
mawar yang mekar di ladangnya, dia bahkan bisa panen 2-3 kali dalam sehari.
Makanya, keuntungan yang dia dapatkan jelang Lebaran 2024 lalu menembus jutaan rupiah.

“Keuntungan menjual mawar ini seperti THR buat kami untuk
keperluan belanja Lebaran. Makanya, kami heran kok pada tahun ini harganya
nggak sebagus tahun lalu,” ungkap adik Umi yang membawa 6 keranjang mawar,
Khoiriyah.

Keduanya kemudian berasumsi kalau pasokan mawar pada tahun
ini jauh lebih melimpah dari sebelumnya. Hukum ekonomi kemudian berlaku, jika
pasokan barang berlebih namun permintaan sama, tentu saja harga barangnya akan
turun.

“Tahun kemarin banyak mawar yang lomot alias gagal
mekar. Mungkin karena hal itu jadi harganya tinggi. Kalau sekarang, hampir
semua orang berhasil menjadikan mawarnya mekar semua,” ungkap keduanya diamini
tetangga lainnya yang hanya mendapatkan uang Rp310 ribu untuk 7 keranjang
mawar, Yani.

Meski begitu, karena mereka juga mampu memanen banyak mawar,
setidaknya mampu mengumpulkan sejumlah uang untuk keperluan belanja Lebaran.
Makanya, meski harganya nggak sebagus tahun lalu, para petani dari Sumowono tersebut
tetap bersyukur.

Apalagi, masih ada 3 hari tersisa jelang Lebaran. Mereka
berharap ada pengepul bunga dari daerah lain yang akan berdatangan ke Pasar
Bunga Bandungan. Semakin banyak pengepul yang berdatangan, harapannya bakal bikin
permintaan meningkat dan berimbas pada harga mawar jauh lebih mahal dari harga sekarang.

Semoga saja harapan tentang harga mawar ini beneran kejadian
ya, Millens. Jadi, para petani ini bisa berlebaran dengan senyum secantik
mawar yang mereka rawat selama ini. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Harapan warga Bandungan dan Sumowono
mendapatkan harga jual mawar petik yang mahal pada Kamis (27/3/2025) pagi,
pupus. Meski banyak orang sudah berdatangan ke Pasar Bunga Bandungan sejak
pukul 04.30 WIB, harga mawar yang kebanyakan dipanen sejak pukul 02.00 WIB
tersebut nggak pernah menembus Rp50 ribu per keranjang.

Padahal, hari ini sudah H-4 Lebaran. Pada tahun-tahun
sebelumnya, sejak H-5 Lebaran, harga mawar petik sudah berangsur naik dan
biasanya mulai menyentuh angka Rp70 ribuan – Rp100 ribuan per keranjang. Warga
yang mengharapkan keuntungan dari penjualan mawar untuk bisa membeli banyak
keperluan Lebaran pun mulai resah.

Hingga H-4 Lebaran, harga mawar dari tangan petani yang dijual di Pasar Bunga Bandungan hanya laku kurang dari Rp50 ribu per keranjang. Padahal, pada masa yang sama Lebaran 2024, harganya bisa jauh lebih mahal. Apa penyebabnya?

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

Padahal, untuk penanganan kekerasan seksual yang ada di lingkungan kampus, sudah ada panduan yang bisa dijadikan pedoman, yaitu Peraturan Menteri (Permen) Nomor 30 Tahun 2021. Lewat aturan itu pula, setiap kampus perguruan tinggi diwajibkan membentuk Satgas dan ruang aman bagi korban kekerasan seksual. Namun sejauh ini, Prof Marhaeni menilai Satgas yang dibentuk kurang independen.

"Kalau saya contohkan, Satgas di Unnes yang telah melakukan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual bagi mahasiswa baru, justru sudah diganti sampai dua kali. Pergantian yang terlalu sering ini terkesan untuk menjaga nama baik lembaga," ungkapnya.

Melihat hal ini, Prof Marhaeni pun merasa sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual perlu dilakukan dengan lebih gencar kepada seluruh lapisan civitas akademika kampus. Lebih dari itu, dia juga meminta pihak kampus harus terbuka ketika ada kasus kekerasan seksual, bukannya mengedepankan&nbsp;penyangkalan. Baginya, keterbukaan ini bisa membuka keberanian para korban yang pengin melapor.

"Kampus harus terbuka dan memberikan sanksi berat jika pihak yang melakukannya terbukti sesuai aturan kementerian. Contohnya pelaku dosen dan seorang ASN kini sudah diserahkan ke pihak terkait," jelasnya.

Setali tiga uang dengan Prof Tri Marhaeni, Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Perumusan Perlindungan Hak Perempuan Agung Budi Santoso mengatakan ada beberapa faktor korban kekerasan seksual enggan speak up. Faktor-faktor tersebut adalah kurang mendapat dukungan dari lingkungan terdekatnya, takut disalahkan, dan mendapat ancaman dari pelaku.

"Rasa nggak aman itu mengganggu korban. Maka kita dorong keterlibatan media untuk meyakinkan korban agar lebih berani dan pemberitaan peristiwa diiringi edukasi," kata dia.

Dengan hadirnya UU TPKS sebagai payung hukum kepada korban kekerasan seksual, pihaknya meminta Pemda di tingkat kota dan daerah memberi layanan terbaik dan menjamin rasa aman korban yang pengin mendapatkan keadilan.

"Artinya pemerintah juga harus siap mendampingi korban. Segala data dan identitas wajib dirahasikan sebagai perlindungan. Pihak pelapor juga diberikan perlindungan. Di dalam UU TPKS pengaduan kasus juga bisa dilakukan oleh tenaga medis. Misal ada orang berobat, ditemukan indikasi dia jadi korban kekerasan seksual. Bisa langsung membuat laporan ke UPTD atau penyedia layanan terkait," pungkasnya.

Kritik dan saran terkait penanganan korban kekerasan seksual ini sangat positif ya, Millens. Semoga saja pihak-pihak yang berwenang mau melakukan perbaikan agar penanganan kasus-kasus ini bisa lebih baik ke depannya. Setuju, Millens?(Danny Adriadhi Utama/E07)

Inibaru.id - Pakar Gender dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Dr Tri Marhaeni Pudji Astuti menyoroti peran Satgas Penanganan Kekerasan Seksual oleh pihak kampus belum optimal. Sebab, ada beberapa kampus yang asal tunjuk orang yang nggak punya kompetensi menjadi satgas penanganan kekerasan seksual di satgas-satgas tersebut.

"Jadi perlindungan terhadap korban dari kampus terkesan minim dan nggak serius. Ini menjadi kendala penanganan kekerasan seksual, kekerasan seksual, perundungan, serta kasus intoleran di dunia pendidikan yang sudah diakui Kemendikbudristek," kata Prof&nbsp; Marhaeni saat menjadi narasumber Focus Grup Discussion (FGD) dengan tema Desiminasi Melalui Media Engagemen untuk media konvensional di Semarang, Sabtu (21/9/2024).

Prof Tri Marhaeni Pudji Astuti menyoroti pembentukan satgas kekerasan seksual kampus kurang optimal karena kurangnya kompetensi.

Prof Marhaeni: Satgas Kekerasan Seksual yang Dibentuk Kampus Kurang Optimal, Timbul Perundungan hingga Intoleran

Rektor Unnes Martono menyampaikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) yang memiliki visi Universitas Bereputasi Dunia, Pelopor Kecemerlangan Pendidikan yang Berwawasan Konservasi, Unnes berkomitmen terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.

“Di era distribusi sekarang ini, perguruan tinggi memang dituntut untuk melakukan kolaborasi, apalagi Unnes sudah bertransformasi menjadi PTNBH, untuk itu Unnes terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk peningkatan kualitas pendidikan, ilmu pengetahuan-teknologi, dan internasionalisasi tentunya,” kata Martono dikutip dari laman Unnes, Jumat (11/10/2022).

Selain Unnes, tujuh universitas di Indonesia juga menandatangani kerja sama akademik, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Mataram (Unram), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Pattimura (Unpatti).

Dalam perjanjian kerja sama itu, kedua pihak juga menjalin ikatan persahabatan, saling berkolaborasi akademik, melakukan pertukaran budaya dan personel (mahasiswa, cendekiawan, dan peneliti), serta memfasilitasi upaya kolaboratif lainnya yang bermanfaat. Perjanjian juga memungkinkan kerja sama di bidang khusus lainnya yang dapat disepakati bersama antara para pihak.



Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan kerja sama di antara perguruan tinggi antarnegara merupakan hal yang semakin berkembang pesat saat ini.&nbsp;

"Kolaborasi perguruan tinggi antarnegara dapat berkontribusi untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi dan kualitas sumber daya manusia suatu negara,” kata Puan.

Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan akan memaksimalkan kerja sama antara PKNU dan delapan universitas di Indonesia untuk kepentingan riset. PKNU merupakan salah satu lembaga pendidikan terdepan dalam bidang riset kelautan terutama untuk studi perikanan, maritim, dan pengembangan teknologi inovasi.

Wah, selamat untuk Unnes atas kerja samanya dengan&nbsp;Pukyong National University (PKNU). Semoga hubungan baik tersebut semakin meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswi-mahasiswa di Unnes. (Siti Khatijah/E05)

Inibaru.id - Sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen terus meningkatkan pendidikannya, Universitas Negeri Semarang (Unnes) baru-baru ini menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pukyong National University (PKNU), Korea Selatan.

Penandatanganan kerja sama akademik tersebut digelar di Jangbogo dan ditandatangani langsung oleh Rektor PKNU Jang Young-Soo dan Rektor Unnes Martono. Nggak hanya mereka, saat penandatanganan juga hadir Ketua DPR Puan Maharani, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, serta Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Seokarnoputri.

Universitas Negeri Semarang (Unnes) selalu berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswanya. Baru-baru ini Unnes menandatangani&nbsp;perjanjian kerja sama dengan Pukyong National University (PKNU), Korea Selatan.

Tingkatkan Pendidikan, Unnes Bekerja Sama dengan Pukyong National University

KIKA menambahkan bahwa sebagai akademisi, Frans berhak mengekspresikan
pemikiran kritisnya. Termasuk proses hukum yang ditempuhnya dengan melaporkan
dugaan korupsi rektor Unnes ke KPK. 

Terlebih, pelaporan ini berkaitan juga dengan bantuan dari kampus di masa
pandemi Covid-19. Pelaporan ini dijamin oleh Komite Hak Ekonomi Sosial dan Budaya
PBB atau CESCR General Comment nomor 13: The Right to Education (Art. 13) para
39-40.

"Berdasarkan hal ini, maka Frans, berikut semua pegiat BEM FH Unnes,
berhak atas perlindungan hukum untuk menyampaikan ekspresi maupun pendapatnya,
terlebih yang disuarakannya merupakan hal yang terkait dengan kepentingan
publik, yakni pengungkapan kasus dugaan korupsi di institusinya," kata
KIKA.

KIKA juga menyayangkan langkah Unnes yang menuding Frans sebagai simpatisan
Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan menjadikannya sebagai dasar menskors
dirinya. Selain terkesan asal-asalan, KIKA juga menilai Unnes nggak berupaya membangun dialog
untuk membahas tudingannya tersebut.

Langkah Unnes itu dinilai KIKA nggak memberikan ruang untuk berkomunikasi dan nggak mencerdaskan. Sebab, iklim kebebasan akademik seharusnya memberi ruang untuk perbedaan dan pertukaran gagasan.

Maka dari itu, KIKA pun mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk mengambil peran aktif segera menyelesaikan sengkarut kasus yang muncul ke
publik tersebut. Otoritas kampus juga diminta untuk nggak tinggal diam akan hal ini. KIKA bahkan sampai mendorong KPK untuk secara serius mengusut laporan dugaan korupsi yang
dilaporkan Frans.

"Khusus kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan KPK,
harus mendayagunakan wewenangnya untuk memberikan perlindungan hukum atas upaya
mahasiswa menegakkan integritas kampusnya," kata mereka.

Kalau menurut kamu, sebaiknya apa langkah yang diambil Unnes terkait dengan hal ini, Millens?&nbsp;(Tem/IB28/E07)

Inibaru.id - Kaukus Indonesia untuk
Kebebasan Akademik (KIKA) mengkritik langkah Fakultas Hukum Universitas Negeri
Semarang (Unnes) yang mengembalikan Frans ke orang tuanya setelah
melaporkan dugaan korupsi rektor Unnes ke Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Ya, Frans Josua Napitu diskors selama enam bulan.

"Kampus hendak membungkam suara kritis mahasiswanya yang melaporkan
dugaan korupsi Rektor ke KPK," kata KIKA dalam keterangan tertulisnya,
Selasa (17/11/2020).

Keputusan yang diambil FH Unnes itu tertuang dalam Surat Nomor: T/7658/UN37.1.8/KM/2020 tertanggal 16 November 2020. Dalam surat itu, Frans dikembalikan ke orang tuanya untuk mendapat
pembinaan moral karakter.

Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) mengkritik Unnes karena justru mengambil tindakan berlebihan terhadap mahasiswa yang melaporkan rektornya karena dugaan korupsi.

Menolak Dikritisi Terkait Kasus Korupsi, KIKA Kecam Langkah Unnes 

Para calon wisudawan telah bergabung di aplikasi
Zoom dan bersiap mengikuti upacara wisuda daring. Sembari menunggu acara
dimulai, tampak calon wisudawan yang sedang duduk sendiri sambil bermain gawai,
ada yang membenarkan mekapnya, dan ada juga yang tersenyum bahagia sambil
berswafoto dengan ayah dan ibunya. 

Setelah menunggu sekitar setengah jam, acara wisuda
daring pun dimulai. Satu persatu mata acara pun terlaksana. Hingga tiba saat
seluruh peserta dinyatakan lulus dan diwisuda oleh Rektor Unnes Fathur Rokhman.
Rasanya bagaimana? Tentu saja lega, namun sebenarnya biasa saja, alias nggak
ada yang istimewa menurut saya.

Seperti wisuda periode sebelumnya, kami diminta
memindahkan tali toga dari kiri ke kanan secara mandiri. Dilanjutkan dengan
pembacaan sumpah wisudawan yang nggak bisa kami tirukan dari rumah karena petugas
membacanya dengan kecepatan yang tiada dua. 

Satu hal yang membuat dada saya sedikit nggregel adalah ketika lagu "Bagimu Negeri" diputar. Jujur, saya merinding
dan hampir meneteskan air mata. Mengingat bahwa apa yang saya berikan untuk
negeri ini belum ada apa-apanya selama menjadi mahasiswa.

Namun, saya patut berbangga karena menjadi satu dari
ribuan mahasiswa di Indonesia yang diwisuda dengan format daring. Tentu ini
menjadi momen langka yang belum tentu ada di tahun-tahun berikutnya. Terlebih,
wisuda kali ini merupakan wisuda daring pertama yang diselenggarakan oleh Unnes.

Memang rasanya seperti ada yang kurang. Sebab nggak
ada bom chat dari teman sejawat yang
bertanya "Sudah selesai belum?" atau “Posisi di mana?” dan secara bergantian mengajak berfoto. Selain itu nggak ada pula segelintir mahasiswa tanggal tua yang datang dengan membawa setangkai bunga
mawar seharga Rp 5.000 untuk saya. Hehe

Namun, hal itu nggak mengurangi rasa syukur saya karena
telah menyelesaikan kewajiban belajar di perguruan tinggi. Nggak lupa saya juga
mengucapan terima kasih untuk kedua orang tua saya yang telah berlapang dada
anaknya diwisuda daring. Lagi pula, wisuda hanya sebatas seremoni dan nggak menjadi
tujuan akhir dalam menempuh perkuliahan selama sekian tahun. 

Saya tutup testimoni wisuda daring ini dengan ucapan
selamat untuk angkatan 2020 di seluruh dunia. Selamat memasuki dunia yang lebih ruwet lagi. Untuk kamu yang belum wisuda, apa
nggak pengin wisuda pakai celana jeans seperti saya? Untuk yang sudah pernah wisuda, piye,&nbsp;iseh penak jamanku, to?

Hm, wisuda nggak wisuda, kamu akan tetap
ambyar tepat pada waktunya kok, Millens!&nbsp;Percayalah!&nbsp;(Dyana
Ulfach/E05)

Inibaru.id – Selasa (16/6/2020), adalah hari yang bersejarah
bagi saya dan 626 mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) lainnya.
Pasalnya, di tengah pandemi corona atau Covid-19 dengan segala protokol keselamatannya,
kami resmi melepas status sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi secara daring.

Pukul 07.00 WIB, kami diminta mempersiapkan diri untuk
mengikuti wisuda dari tempat tinggal masing-masing. Dengan mengenakan jubah dan toga, saya bersiap di sudut kamar saya yang lumayan estetik ini. Nggak
lupa bersolek secukupnya agar tampak semringah meski setengah-setengah. 

Panitia wisuda Unnes menggunakan aplikasi Zoom untuk
melangsungkan upacara wisuda periode 102 ini. Karena dilaksanakan secara
daring, saya harus memastikan jaringan internet yang akan saya gunakan stabil. Hal
ini saya lakukan karena nggak lucu ketika prosesi wisuda berlangsung, internet
saya ngadat. Bisa-bisa wisuda saya dipending. Hehe

Dalam menjalani kehidupan, tentu manusia akan mengalami banyak "kali pertama", seperti halnya wisuda S1. Akhirnya kesempatan itu datang juga pada saya, wisuda pertama dengan format yang nggak akan saya lupakan seumur hidup: daring. Penasaran bagaimana rasanya wisuda daring?

Wisuda Daring Unnes: Sekelumit Pengalaman Langka di Tengah Pandemi Corona

Lantas Perguruan Tinggi Negeri mana yang paling
diminati calon mahasiswa saat mendaftar
SNMPTN?

Mencengangkan, ternyata yang menjadi pilihan favorit
para siswa bukan Universitas Indonesia, lo. Perguruan tinggi yang menduduki
peringkat paling atas dengan peminat paling banyak adalah Universitas Brawijaya. Hal ini diungkap oleh Ketua Lembaga Tes Masuk
Perguruan Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih melalui konferensi pers daring, Rabu
(8/4/2020).

&nbsp;"Universitas
Brawijaya dilamar oleh&nbsp;30.932&nbsp;siswa," katanya.

Diurutan kedua ada Universitas
Diponegoro. Universitas yang berada di Kota Semarang ini menjadi yang paling diminati nomor dua dengan jumlah pelamar 29.316 siwa. Di peringkat ketiga adalah Universitas Gadjah Mada dengan jumlah
pendaftar sebanyak 25.604. Setelahnya adalah Universitas Padjadjaran dengan jumlah pendaftar
25.305 siswa. 

Selanjutnya, Universitas Negeri Semarang (Unnes) menduduki peringkat ke-5 universitas paling banyak diminati dengan jumlah
pendaftar 24.581

Lantas, di peringkat mana Universitas Indonesia? Ternyata ada di luar 10 besar, tepatnya di peringkat 11 dengan jumlah pendaftar sebanyak 17.356 siswa.

Lebih jelasnya, berikut daftar 10 besar universitas
yang paling diminati dalam&nbsp;SNMPTN&nbsp;2020:

Profesor M Nasih, Ketua
Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) &nbsp;mengimbau siswa yang belum lulus&nbsp;SNMPTN&nbsp;agar
jangan kecewa. Sebab, masih ada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasioanl
(SBMPTN) 2020 yang memiliki daya tampung lebih besar.

"Jangan
berkecil hati. Semangat, insya Allah peluang lebih besar ada SBMPTN yang daya
tampungnya minimal 40 persen," ujarnya dalam telekonferensi, Rabu
(8/4/2020). 

Bagi kamu yang belum lolos SNMPTN jangan bersedih hati&nbsp;Millens. Siapkan diri untuk berjuang di SBMPTN, ya!&nbsp;(Lip/MG29/E07)&nbsp;

Inibaru.id &nbsp;- &nbsp;Jumlah pendaftar Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri atau&nbsp;SNMPTN&nbsp;pada tahun
2020 ini&nbsp;mencapai&nbsp;489.601&nbsp;siswa. Sementara itu, jumlah peserta
yang dinyatakan lulus seleksi 86 Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
se-Indonesia sebanyak 96.496 siswa.

Dari jumlah yang dinyatakan lulus di PTN tersebut, 25.398 siswa di antaranya adalah pemegang Kartu Indonesia Pintar Kuliah
(KIP-Kuliah). Total, pendaftar yang memegang KIP-Kuliah adalah 95.346 siswa.

Daya tampung total mahasiswa yang diterima SNMPTN 2020 sebesar 101.772. Hal ini berarti, hanya 94,82% daya tampung yang terisi oleh mahasiswa yang diterima. Persentase jumlah
peserta yang lolos seleksi SNMPTN sebesar 19,74% untuk peserta reguler dan
26,32% untuk peserta KIP-Kuliah.

Bisa menembus Perguruan Tinggi Negeri favorit yang dicita-citakan merupakan kebanggaan tersendiri. Apalagi jika lolos melalui jalur SNMPTN. Siapa sangka peminat SNMPTN di Undip dan Unnes pada 2020 lebih banyak daripada Universitas Indonesia, lo.

Undip dan Unnes Masuk 5 Besar Universitas Paling Diminati pada SNMPTN 2020

Universitas&nbsp; IKIP Veteran merupakan gabungan antara IKIP Veteran Jawa Tengah dan Akademi Teknik Perkapalan Semarang. Berada di jalan Pawiyatan Luhur I, Semarang, Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur, Universitas IVET punya 4 fakultas. Keempatnya yaitu Fakultas&nbsp;Keguruan Ilmu Pendidikan,&nbsp;Fakultas Sains dan Teknologi,&nbsp; Fakultas Kemaritiman, serta&nbsp;Fakultas Kesehatan.

Universitas IVET punya lingkungan yang sejuk serta jauh dari kebisingan. Meski begitu, akses ke kampus ini mudah banget karena adanya jalur BRT yang nggak jauh dari kampus. Jaraknya pun cuma 5 KM dari Unnes, Millens!

Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) memiliki enam fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Teknologi Pertanian, serta Fakultas Bahasa dan Budaya. Kampusnya pun tersebar di beberapa lokasi strategis di Kota Semarang.

Salah satu kampusnya yang berada di Jl Pawiyatan Luhur no I ini bisa ditempuh dalam waktu 10 menit dari Unnes. Oh ya, kampus yang berdiri pada 1963 ini termasuk ke dalam deretan kampus lawas di Kota Semarang yang nggak perlu kamu ragukan lagi kredibilitasnya!

Politeknik Maritim Negeri Indonesia

Politeknik Maritim Negeri Indonesia (PoliMARIN) merupakan hasil transformasi Badan Pengembangan dan Layanan Pendidikan Tinggi yang fokus dalam bidang pendidikan kemaritiman . PoliMARIN berada
di Jl. Pawiyatan Luhur I, Semarang.&nbsp; Dekat dengan Untag, jarak yang harus kamu
tempuh dari Unnes ke PoliMARIN hanya 5,3 kilometer. 

PoliMARIN hanya memiliki tiga jurusan, yakni Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan, Nautika, dan Teknika. Kampus ini juga punya fasilitas berupa asrama mahasiswa juga lo. Selain itu, masjid kampus yang berbentuk kapal punya kapasitas untuk menampung seribuan jemaat serta digunakan sebagai ruang simulator kapal. Serasa berada di pesiar beneran deh!

Universitas Katolik Soegijapranata

Universitas Katolik Soegijapranata merupakan sebuah
perguruan tinggi swasta pertama di Jawa. Berlokasi di Jalan Pawiyatan Luhur Selatan IV No.1, Semarang, Unika
dikenal sebagai kampus swasta terbaik di Semarang lo, Millens. Jarak
yang harus kamu tempuh dari Unnes ke Unika hanya 6,2 kilometer.

Di kampus ini mahasiswa bisa menempuh pendidikan diploma hingga master. Beberapa fakultas di Unika yang bisa kamu pilih adalah Fakultas Arsitektur dan Desain, Fakultas selanjutnya yakni Fakultas Hukum dan Komunikasi, Sedangkan Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Ilmu Komputer, serta Fakultas Psikologi. Berbagai forum ilmiah yang rutin digelar di Unika bikin kampus satu ini punya iklim akademik yang asik banget!

Dari kelimanya, mana yang jadi incaranmu saat penerimaan mahasiswa baru, Millens?&nbsp;(IB24/E06)

Inibaru.id -&nbsp;Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan salah satu kampus negeri ternama di Semarang yang banyak diincar oleh calon mahasiswa baru.
Lokasinya yang berada di dataran tinggi membuat udara di sekitar kampus yang tak jauh dari pusat kota ini pun sejuk. Yang paling menyenangkan, biaya hidup (living cost) di wilayah sekitar Unnes juga nggak terlalu mahal.

Nah, buatmu yang pengin kuliah di sekitar Unnes, berikut empat Universitas swasta yang bisa kamu pilih!

Universitas Negeri Semarang (Unnes) dikenal sebagai kampus yang cukup merakyat. Selain dekat dengan pusat Kota Semarang, living cost di sekitar Unnes juga nggak terlalu mahal. Buat kamu yang pengin kuliah di sekitar Unnes, beberapa kampus swasta ini bisa kamu coba.

5 Kampus di Semarang yang Nggak Jauh dari Unnes

Inibaru.id - Beasiswa mungkin merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh sebagian besar pelajar di negeri ini untuk menyokong proses pendidikannya. Nah, ngomong-ngomong soal beasiswa, ada festival penyedia beasiswa terbesar di Indonesia lo, Millens.
Yap, namanya adalah World Indonesia Scholarship (WISH) Festival. Ajang ini merupakan&nbsp; digelar di sejumlah provinsi yang ada di Indonesia. Nah, kali ini Semarang dipilih sebagai salah satu kota penyelenggaranya. Tepatnya di Gedung LP3 dan LP2M Universitas Negeri Semarang, Sabtu (24/8). Kali ini, Semarang menjadi tujuan roadshow yang ke-11.
&ldquo;Tahun ini roadshow di 21 privinsi. Untuk Jawa Tengah sendiri adalah yang ke-11. Perhelatan ini dilaksanakan sejak mulai dari bulan April hingga Oktober yang kemudian berakhir dengan puncak festival di Jakarta,&rdquo; ujar Nur Dina Amalina, selaku ketua acara WISH Festival Jateng ini.
Acara yang pertama kalinya dicetuskan pada tahun 2018 ini berhasil mempertemukan antara lembaga pemberi beasiswa, mahasiswa, dan institusi pendidikan. Untuk kedua kalinya acara ini digelar di tahun 2019 dengan menggandeng lembaga pemberi beasiswa baik dalam negeri maupun luar negeri.
Festival beasiswa nasional terbesar di Indonesia bekerjasama dengan 30 lembaga pemberi beasiswa dalam dan luar negeri. Pantas saja acara ini dihadiri ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah.&nbsp;
Karena itu, hal ini nggak disia-siakan oleh para pencari beasiswa, di mana dalam acara ini mereka diarahkan untuk&nbsp; bertemu dengan lembaga-lembaga pemberi beasiswa.&nbsp;
<img src="/nuploads/91/TengahAgustus/WishFest_Ian_1.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<pre>Education Expo di WISH Festival. (Inibaru.id/ Audrian F)</pre>
Acara yang dipadatkan sehari ini diisi oleh beberapa kegiatan, antara lain seperti Scholarship Forum, Inspiring Talk, Scolarship Workshop dan Seminar, Scolarship Supermentor, serta Scholarship and Education Expo.
Para siswa SMA dan mahasiswa dari berbagai jenjang tampak antusias menggali informasi beasiswa yang ada. Mereka berpindah dari stand satu ke stand yang lain. 
&ldquo;WISH Festival ini diikuti oleh para pelajar dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Sejauh ini tercata ada ratusan peserta,&rdquo; ungkap Nur Dina. Yang ternyata juga sebagai dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Unnes.
Sebagai alumni penerima beasiswa juga dari Mata Garuda Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Jawa Tengah, Nur Dina juga menggantung harapan besar dari penyelenggaraan WISH Festival ini.&nbsp;
&ldquo;Kita ingin memberikan informasi secara luas mengenai beasiswa kepada semua teman-teman pelajar. Yang di mana, bahwa beasiswa itu bertebaran di mana-mana. Nggak hanya dari lembaga pemberi beasiswa. Begitupun dengan sekolah yang nggak hanya terbatas pada sekolah di Indonesia saja. Sehingga, dari semua itu, teman-teman pelajar bisa mewujudkan mimpinya dengan setinggi langit,&rdquo; tutru Dina.
Selanjutnya, roadshow akan dilanjut ke Universitas Tanjung Pura, Kalimantan Barat pada 31 Agustus mendatang. Siapa tahu kamu mau ke sana dan ikut ajang berfaedah ini. (Audrian F/E05)

World Indonesia Scholarship (WISH) Festival adalah penyedia beasiswa terbesar di Indonesia. Nah, Semarang juga kebagian dalam roadshow-nya. Seperti apa sih festival yang menjadi surga para pemburu beasiswa berikut ini? 

Sebarkan Informasi Beasiswa di Jateng, WISH Festival Gelar Roadshow di Universitas Negeri Semarang

Inibaru.id - Untuk menandai diresmikannya Laboratorium Jurnalistik Tirto Adhi Soerjo di Universitas Negeri Semarang (Unnes), jurusan Bahasa dan Sastra Unnes pada Rabu-Jumat (24-26/4) menggelar pameran jurnalistik.
Selain perkembangan media. Pameran itu juga menampilkan galeri foto-foto tokoh-tokoh tersohor jurnalisme di Indonesia dan dunia. Tokoh-tokoh dari Indoensia antara lain adalah Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Soerjo dan wartawan ternama seperti Adinegoro, SK Trimurti, Mochtar Lubis, serta Bondan Winarno. Sementara tokoh dari luar negeri ada Joseph Pullitzer, Bill Kovach, John Hersey, dan Bob Woodward.
<img src="/nuploads/91/Ini Baru/Pameran%20Jurnalistik2_Ian%281%29.jpg" alt="" width="1206" height="800" />
<pre>Di pameran jurnalistik juga bisa membaca buku-buku seputar jurnalisme. (Inibaru.id/ Audrian F)</pre>
&ldquo;Tokoh-tokoh ini penting diperkenalkan kepada mahasiswa dan masyarakat luas yang ingin belajar jurnalistik,&rdquo; kata Ketua Panitia Muhammad Dalhar Khamim, Rabu (24/4).
Pameran Jurnalistik ini memelopori kegiatan di Laboratorium Jurnalistik. Pasalnya, Laboratorium itu didesain menjadi ruang pengkajian jurnalisme dan media untuk jangka panjang.
Dosen pengelola Lab Tirto Adhi Soerjo, Surahmat SPd MHum mengungkapkan, laboratorium adalah bentuk layanan akademik yang sangat penting di perguruan tinggi.
&ldquo;Sebagai laboratorium, ruang itu akan digunakan untuk tiga tujuan utama. Pertama, mengembakan ilmu pengetahuan melalui penelitian, dokumentasi, dan pengkajian. Kedua, menjadi ruang pengembangan bakat mahasiswa. Ketiga, menyediakan layanan informasi yang dibutuhkan masyarakat,&rdquo; tuturnya.
Nama Tirto Adhi Soerjo sendiri diambil sebagai bentuk penghormatan kepada Bapak Pers Nasional tersebut. Sebagai jurnalis dan perintis pers nasional, pendiri surat kabar Medan Prijaji itu patut diteladani kecemerlangan dan keberaniannya.
&ldquo;Dengan mengabadikan nama beliau sebagai nama laboratorium kami berharap dapat mewarisi semangat dan sikap luhurnya,&rdquo; tambahnya.
Wah, semoga bisa jadi penyemangat untuk terus berkarya seperti para tokoh besar itu ya, Millens. (Audrian F/E05)
&nbsp;

Unnes menggelar pameran jurnalistik untuk menandai dibukanya Laboratorium Tirto Adhi Soerjo. Di pameran tersebut selain menampilkan tokoh-tokoh tersohor di dunia jurnalistik juga mengajak mahasiswa Unnes untuk mengenal lebih dalam tentang jurnalisme.

Resmikan Laboratorium Tirto Adhi Soerjo, Unnes Gelar Pameran Jurnalistik

Inibaru.id - Banyak orang yang mengeluhkan tiadanya jalur yang menghubungkan langsung antara Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Warga harus memutar cukup jauh bila hendak menuju Unnes dari Undip, begitu pun sebaliknya. Kini, Pemerintah Kota Semarang berencana membangun jalan tembus di antara kedua kampus ternama di ibukota Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Memang sih ada sebagian orang yang mengetahui jalan pintas yang lebih dekat yakni melewati Kelurahan Srondol hingga Kelurahan Sekaran. Namun, jalur ini dianggap masih kurang mumpuni karena jalannya yang sempit dan medannya yang terjal.
Dilansir dari laman Tribun Jateng, Selasa (9/4/2019) menulis, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi baru saja mengungkap rencana pembangunan akses jalan yang akan menghubungkan Undip dan Unnes melalui akun Instagram pribadinya @hendrarprihadi pada Selasa (9/4). Unggahan ini berupa video animasi berbentuk maket.
Dalam video itu, terlihat jelas ada sebuah jalur lintas dengan sistem simpang susun yang ada di atas Jalan Setiabudi, Banyumanik, tepatnya di dekat terminal bayangan Sukun.
Lelaki yang akrab disapa Hendi itu menyebut proses pembangunan jalan ini masih dalam tahap pemantapan realisasi rencana pembangunan. Dia menargetkan tahun depan sudah bisa menjalankan pembebasan lahan. Nggak hanya jalan raya, Hendi juga menyebut jalan ini akan menjadi jalur hijau karena akan memiliki banyak ruang tanam.
Selain itu, dengan bercanda Hendi juga menyebut akses jalan ini akan membuat mereka yang menjalani long distance relationship (LDR) di antara Undip dan Unnes akan lebih mudah untuk dipertemukan.
&ldquo;Yang Undip-Unnes berasa LDR, semoga pas jalur ini sudah jadi masih bertahan,&rdquo; candanya.
Mulai Dibangun pada 2021
Izwar Aminudin, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang menyebut kajian pembangunan jalan Undip-Unnes ini sudah selesai.
&ldquo;Sekarang sedang dalam proses persiapan pembebasan lahan. Tahun ini akan mulai dicicil. Kalau soal pembangunan sepertinya pada tahun 2021,&rdquo; ungkap Izwar.
Soal rute, Izwar menyebut jalurnya berasal dari Srondol, Kecamatan Banyumanik dan berakhir di Sekaran, Kecamatan Gunungpati.
&ldquo;Awalnya dari Jalan Durian Raya, Banyumanik, nanti lewat Simpang Srondol dan berakhir di Sekaran,&rdquo; jelasnya.
Wah, jarak Undip dan Unnes bakal jadi lebih dekat nih, Millens! (IB09/E04)

Selama ini, Universitas Diponegoro yang berada di Tembalang dan Universitas Negeri Semarang yang ada di Gunungpati nggak memiliki jalna penghubung langsung. Kini, Pemerintah Kota Semarang berencana akan membangun jalan tembus di antara keduanya. Wah, bakal jadi makin dekat nih!

Nggak Perlu LDR Lagi, Undip-Unnes Segera Terhubung Jalan

Inibaru.id &ndash; Mendekatkan yang jauh, tapi menjauhkan yang dekat. Kalimat itu mungkin sering kamu dengar ya, Millens. Kerap kali kalimat itu digunakan untuk menyindir "generasi menunduk" yang lebih asyik dengan ponselnya hingga mengabaikan orang di sekitarnya.
Kondisi itu menimbulkan keresahan bagi sebagian orang termasuk mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mereka kemudian menuangkan refleksi tentang kondisi itu pada sebuah karya seni. Kumpulan karya ini lantas dipamerkan pada sebuah acara bertajuk "Fill the Space" beberapa waktu lalu.
Ada sekitar 36 karya seni yang dipajang dalam pameran yang digelar di Gedung Widya Mitra, Semarang. Dari jumlah tersebut, 28 di antaranya berupa karya dua dimensi. Sementara itu, delapan lainnya berupa karya instalasi.
<img src="/nuploads/1/DSC_0125.JPG" alt="" />
<code>Salah seorang seniman menjelaskan maksud karya seni buatannya kepada pengunjung. (Panitia Fill the Space)</code>
Salah satu karya yang cukup menarik perhatian pengunjung adalah karya milik Sugeng Suminto. Lewat karya tersebut, dia pengin menyampaikan bila gawai bisa mengurangi waktu seseorang bersama keluarganya.
Oh iya, nggak hanya memamerkan karya seni, pameran itu juga diisi dengan artist talk dari komunitas lettering dan calligraphy Semarang Coret. Para pengunjung berdiskusi bersama komunitas ini mengenai seni lettering dan calligraphy.
Yap, teknologi memang sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Namun, jangan sampai kamu mendewakan teknologi sehingga melupakan lingkungan di sekitarmu, Millens. Jadi, perkembangan teknologi ini harus disikapi secara bijak ya. (IB18/E04)

Berlatar belakang keresahan terhadap masalah yang terjadi di masyarakat, mahasiswa DKV UNNES menggelar pameran bertajuk Fill The Space. 